- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pilkada Jabar Pertaruhan Parpol Menjelang 2014


TS
stk1
Pilkada Jabar Pertaruhan Parpol Menjelang 2014
JAKARTA – Pemilihan gubernur di Jawa Barat, secara politik, sangat strategis bagi partai politik (parpol). Sebagai lumbung suara terbesar, posisi Jawa Barat sangat diperhitungkan oleh partai-partai. Bisa dikatakan hajatan demokrasi di Tatar Sunda menjadi pertaruhan bagi partai-partai menjelang Pemilu 2014.
Penilaian tersebut dikemukakan pengamat politik dari Universitas Paramadina, Gun Gun Heryanto, di Jakarta, Kamis (21/2). Menurut dia, ajang kontestasi gubernur di Jawa Barat sedikit-banyak memberi pengaruh bagi parpol dalam mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2014. Sederhananya, Pilgub Jabar merupakan ajang pemanasan menuju Pemilu 2014.
"Sebagai lumbung suara terbesar, posisi Jawa Barat dianggap strategis oleh partai-partai besar. Jabar adalah pertaruhan utama partai-partai menjelang 2014," kata Gun Gun.
Seperti diketahui, sekitar 18 persen dari total jumlah pemilih dalam pemilu legislatif nanti berada di Jabar. Karena itu, tentunya, partai akan mati-matian untuk merebut Jabar. Jawa Barat, secara politik, adalah salah satu frontliner peta politik nasional, atau biasa disebut lumbung suara. "Karena itu, parpol-parpol menjadikannya salah satu battleground pemilu nasional," kata Gun Gun.
Sementara itu, Direktur Riset Charta Politika, Arya Fernandez, mengatakan bahwa efek politik dari Pilkada Jabar tidak terlalu berpengaruh pada komposisi kekuatan secara nasional pada 2014 karena ada perbedaan karakter dan motivasi pemilih dalam pilkada dibanding dengan pemilihan legislatif.
Masa Tenang
Sementara itu, menjelang hari pencoblosan, Minggu (24/2), masa tenang kampanye, 21 hingga 23 Februari, dimulai dengan pencabutan spanduk atau baliho kampanye di sekitar Lapangan Gasibu, Kota Bandung. Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, turun langsung di Lapangan Gasibu untuk mengambil baliho bergambar dirinya dengan Dedi Mizwar.
Dengan berjalan kaki dari Gedung Sate, Heryawan, ditemani sejumlah pejabat dan Kepala Satpol PP Jabar, mendatangi satu per satu baliho kampanye yang banyak terpasang di Gasibu. Di lapangan Gasibu memang terdapat banyak atribut kampanye bergambar dirinya dengan Dedy Mizwar karena pada Rabu kemarin digunakan untuk kampanye terbuka.
"Sejak Kamis dini hari, pukul 00.00 WIB tadi, atribut harus diturunkan. Masing-masing tim kampanye harus menurunkan. Jika tidak, Satpol PP yang akan membersihkan," ujar Heryawan, Kamis. Setelah mencabut salah satu baliho, Heryawan menyerahkannya kepada Kepala Satpol PP Jabar, Haryadi.
Ketua KPU Jabar, Yayat Hidayat, menyatakan pada hari Kamis, posisi logistik pemilu sudah sampai di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS). "Posisi hari ini semua logistik sudah sampai di PPS, pada H-1 atau Sabtu nanti, semua sudah harus di TPS," ujar dia.
Pilkada yang akan dilaksanakan pada hari minggu (24/2) akan diikuti sekitar 32.536.980 pemilih dari 26 kota/kabupaten di Jawa Barat. Mereka akan mencoblos di 91.998 tempat pemungutan suara.
SUMBER
memperhatikan pilkada Jakarta dimana pasangan Jokowi-Ahok bekerja dengan cara-cara yang kebalikan / nyeleneh dari cara konvensional incumbent sebelumnya... ane pikir untuk pilkada Jabar ini ane akan pilih pasangan yang juga mempunyai latar belakang / sifat yg kebalikan dari incumbent Aher-Dede.. kenapa?
supaya bisa terbongkar permasalahan-permasalahan yang ada sebelumnya, ntah itu kasus korupsi, proses kerja birokrasi, dan kelakuan pejabat2 pemda.
jadi dengan sifat gubernur baru yang kebalikan dari incumbent diharapkan akan menggali busuk-busuk sebelumnya.. supaya terjadi JABAR-LEAKS..
apakah pasangan gubernur baru akan bekerja lebih baik?? belum tentu juga.. mungkin pada saat mereka bekerja akan terjadi pelanggaran pelanggaran juga.. namanya juga manusia.. nah ntar pilkada 5 tahun mendatang pilih lagi pasangan gubernur yang berkebalikan dari pasangan gubernur baru yang sekarang..
istilahnya.. saling membongkar busuk-busuknya supaya ketahuan oleh masyarakat dan dapat dikoreksi untuk jalannya pemerintahan selanjutnya yang lebih baik....
Penilaian tersebut dikemukakan pengamat politik dari Universitas Paramadina, Gun Gun Heryanto, di Jakarta, Kamis (21/2). Menurut dia, ajang kontestasi gubernur di Jawa Barat sedikit-banyak memberi pengaruh bagi parpol dalam mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2014. Sederhananya, Pilgub Jabar merupakan ajang pemanasan menuju Pemilu 2014.
"Sebagai lumbung suara terbesar, posisi Jawa Barat dianggap strategis oleh partai-partai besar. Jabar adalah pertaruhan utama partai-partai menjelang 2014," kata Gun Gun.
Seperti diketahui, sekitar 18 persen dari total jumlah pemilih dalam pemilu legislatif nanti berada di Jabar. Karena itu, tentunya, partai akan mati-matian untuk merebut Jabar. Jawa Barat, secara politik, adalah salah satu frontliner peta politik nasional, atau biasa disebut lumbung suara. "Karena itu, parpol-parpol menjadikannya salah satu battleground pemilu nasional," kata Gun Gun.
Sementara itu, Direktur Riset Charta Politika, Arya Fernandez, mengatakan bahwa efek politik dari Pilkada Jabar tidak terlalu berpengaruh pada komposisi kekuatan secara nasional pada 2014 karena ada perbedaan karakter dan motivasi pemilih dalam pilkada dibanding dengan pemilihan legislatif.
Masa Tenang
Sementara itu, menjelang hari pencoblosan, Minggu (24/2), masa tenang kampanye, 21 hingga 23 Februari, dimulai dengan pencabutan spanduk atau baliho kampanye di sekitar Lapangan Gasibu, Kota Bandung. Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, turun langsung di Lapangan Gasibu untuk mengambil baliho bergambar dirinya dengan Dedi Mizwar.
Dengan berjalan kaki dari Gedung Sate, Heryawan, ditemani sejumlah pejabat dan Kepala Satpol PP Jabar, mendatangi satu per satu baliho kampanye yang banyak terpasang di Gasibu. Di lapangan Gasibu memang terdapat banyak atribut kampanye bergambar dirinya dengan Dedy Mizwar karena pada Rabu kemarin digunakan untuk kampanye terbuka.
"Sejak Kamis dini hari, pukul 00.00 WIB tadi, atribut harus diturunkan. Masing-masing tim kampanye harus menurunkan. Jika tidak, Satpol PP yang akan membersihkan," ujar Heryawan, Kamis. Setelah mencabut salah satu baliho, Heryawan menyerahkannya kepada Kepala Satpol PP Jabar, Haryadi.
Ketua KPU Jabar, Yayat Hidayat, menyatakan pada hari Kamis, posisi logistik pemilu sudah sampai di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS). "Posisi hari ini semua logistik sudah sampai di PPS, pada H-1 atau Sabtu nanti, semua sudah harus di TPS," ujar dia.
Pilkada yang akan dilaksanakan pada hari minggu (24/2) akan diikuti sekitar 32.536.980 pemilih dari 26 kota/kabupaten di Jawa Barat. Mereka akan mencoblos di 91.998 tempat pemungutan suara.
SUMBER
memperhatikan pilkada Jakarta dimana pasangan Jokowi-Ahok bekerja dengan cara-cara yang kebalikan / nyeleneh dari cara konvensional incumbent sebelumnya... ane pikir untuk pilkada Jabar ini ane akan pilih pasangan yang juga mempunyai latar belakang / sifat yg kebalikan dari incumbent Aher-Dede.. kenapa?
supaya bisa terbongkar permasalahan-permasalahan yang ada sebelumnya, ntah itu kasus korupsi, proses kerja birokrasi, dan kelakuan pejabat2 pemda.
jadi dengan sifat gubernur baru yang kebalikan dari incumbent diharapkan akan menggali busuk-busuk sebelumnya.. supaya terjadi JABAR-LEAKS..
apakah pasangan gubernur baru akan bekerja lebih baik?? belum tentu juga.. mungkin pada saat mereka bekerja akan terjadi pelanggaran pelanggaran juga.. namanya juga manusia.. nah ntar pilkada 5 tahun mendatang pilih lagi pasangan gubernur yang berkebalikan dari pasangan gubernur baru yang sekarang..
istilahnya.. saling membongkar busuk-busuknya supaya ketahuan oleh masyarakat dan dapat dikoreksi untuk jalannya pemerintahan selanjutnya yang lebih baik....
0
742
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan