zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Monumen Gus Dur akan Dibangun di Singkawang


Pontianak – Demi menjamin tegaknya Pancasila dan kebhinnekaan bangsa, Muhaimin Iskandar mendorong berdirinya Monumen Gus Dur di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Hal ini diungkapkan Muhaimin saat Panitia Festival Capgome Singkawang mengundang Menakertrans hadir dalam Festival Capgome Singkawang 24 Februari nanti.

“Sejarah membuktikan Gus Dur adalah pencetus sejarah Imlek di Indonesia sehingga gong xi fat cai, barongsai, dan Capgome dapat dirayakan secara terbuka dan menjadi hari nasional,” ungkap Muhaimin kepada panitia Capgome Singkawang antara lain Ketua Pui Sudarto, Penasihat Murdaya Poo, Wakil Ketua Daniel Johan, dan Marcus Bun.

Monumen ini, kata Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar, sebagai pusat kesadaran kebhinnekaan, agar semangat pluralisme dan keadilan semakin menjiwai bangsa Indonesia. Juga sebagai perwujudan bagaimana kita dan masyarakat mencintai, menghormati, dan tetap meneruskan cita-cita Gus Dur.

Gus Dur saat menjadi presiden dengan tegas mencabut Inpres No. 14/1967 karena bertentangan dengan UUD 1945. Sebelum dicabut, selama puluhan tahun Inpres tersebut memasung warga Tionghoa menjadi warga negara kelas dua sehingga tak bisa bebas melaksanakan budayanya termasuk merayakan Imlek dan Capgome secara terbuka.

Setelah mencabut Inpres diskriminasi tersebut, Gus Dur menerbitkan Keppres No. 6/2000 yang menjamin warga Tionghoa dapat menjalankan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadatnya secara terbuka. Lalu tahun 2001, Gus Dur kembali membuat gebrakan dengan menjadikan tahun baru Imlek sebagai hari libur nasional fakultatif. Untuk pertama kalinya saat itu perayaan Imlek nasional diselenggarakan dan dihadiri Gus Dur selaku Presiden RI.

Atas jasa-jasa tersebut, pada 10 Maret 2004 Gus Dur dinobatkan sebagai Bapak Tionghoa Indonesia di Kelenteng Tay Kak Sie, kawasan Pecinan Semarang, Jawa Tengah. Gelar tersebut sangat sepadan dengan jasa-jasa Gus Dur dalam memperjuangkan persamaan hak dan mencabut peraturan yang mendiskriminasi warga Tionghoa.

“Jadi, Monumen Gus Dur sangat penting untuk mengenang Gus Dur sebagai guru bangsa, agar setiap generasi paham bahwa Indonesia pernah memiliki tokoh besar yang senantiasa berdiri di depan membela yang lemah dan terdiskriminasi, agar kita tetap meneruskan perjuangan Gus Dur dan Indonesia tidak boleh lagi ada diskriminasi,” jelas Cak Imin tentang pentingnya Monumen Gus Dur ini.

Daniel Johan menambahkan, monumen ini tidak hanya untuk warga Tionghoa, tapi untuk semua warga Indonesia, karena perjuangan Gus Dur adalah untuk semua warga yang selama ini didiskrimasi dan dimarginalkan. “Termasuk Dayak, muslim, Katolik, Kristen, Buddha, petani, buruh, dan masyarakat kecil lainnya,” katanya yang diminta Cak Imin membantu mewujudkan pembangunan Monumen Gus Dur ini bersama segenap elemen masyarakat.

Sementara itu baik Pui Sudarto, Murdaya Poo, Marcus Bun, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Rahmat, sampai Wakil Walikota Singkawang menyambut baik pembangunan Monumen Gus Dur ini yang rencananya akan didirikan di Pasir Panjang, Singkawang. “Bahkan Pak Dul Wakil Walikota akan menyiapkan tanahnya,” pungkas jelas Daniel. (jul)

http://www.equator-news.com/utama/20...-di-singkawang

ditunggu monumen nya emoticon-Big Grin
0
3K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan