Kamis, 21/02/2013 14:39 WIB
Polda Metro: 6 Kasus Pemerkosaan Inses, Kebanyakan Ayah Pengangguran


Jakarta - Dalam kurun waktu 2012-2013 Polda Metro Jaya menangani 6 kasus pencabulan anak yang dilakukan oleh orang tuanya. Kebanyakan, ayah yang menjadi pemerkosa anaknya ini adalah pengangguran.

"Selama setahun belakangan ada 6 kejadian kejahatan tindak asusila dari ayah ke anaknya. Untuk daerahnya melalui pengamatan kami, banyak dilakukan di Jakarta Timur," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (21/2/2013).

Dari 6 kasus yang ditangani oleh Polda Metro Jaya 5 diantaranya masih diproses oleh kepolisian. Satu kasus diantaranya sudah P21 dan siap disidangkan. Rikwanto tidak bisa merinci 6 kasus ini terjadi di daerah mana saja.

Rikwanto mengatakan, kasus ini selalu menimpa pada masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Hal itu dikarenakan latar belakang pendidikan dan agama yang rendah dimiliki oleh orang tua.

"Selain itu, kasus ini juga selalu menimpa pada Ayah yang tidak bekerja tetapi ibunya yang mencari nafkah.Untuk kondisi kejiwaan dari masing-masing pelaku masih kita dalami," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Rikwanto, kejadian ini juga terjadi pada lingkungan yang bersifat permisif. Untuk itu peran serta masyarakat sangat dibutuhkan polisi guna menekan angka kejahatan pencabulan terhadap anak.

"Kasus ini semuanya laporan dari masyarakat, tapi kita menanganinya dengan optimal," paparnya.

hxxp://news.detik..com/read/2013/02/21/143934/2176104/10/polda-metro-6-kasus-pemerkosaan-inses-kebanyakan-ayah-pengangguran?9911012

Kamis, 21/02/2013 18:57 WIB
Cegah Pemerkosaan Inses, Ajari Keluarga Laki-laki Hargai & Hormati Perempuan


Jakarta - Pemerkosaan pada anak-anak perempuan yang dilakukan ayah kandungnya seharusnya bisa dicegah dari dalam keluarga itu sendiri. Nah, bagaimana harus mempercayai sekaligus mewaspadai kelakuan anggota keluarga laki-laki, terutama kepada anak-anak perempuan?

"Pertama, mari kita berlakukan zero tolerance terhadap segala bentuk kekerasan,apalagi kekerasan seksual," jelas pendiri dan CEO kelompok pendukung korban pemerkosaan yang bertahan (survivor) Lentera Indonesia, Wulan Danoekoesoemo, ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (21/2/2013).

Kedua, harus ada perubahan dari dalam keluarga itu sendiri untuk mengajarkan anak perempuannya berhati-hati akan tubuhnya. Kemudian, mengajarkan anak laki-laki dan keluarga laki-laki untuk menghormati perempuan.

"Yang mungkin menarik untuk dilakukan, ajaklah pada suami-suami kita, adik laki-laki kita untuk menghargai perempuan. Karena perempuan bukan obyek, bukan atribut laki-laki. Kata kuncinya respek. Belajar menghargai dan memahami kesetaraan," kata Wulan.

Wulan menjelaskan, pelaku kekerasan termasuk seksual, biasanya mengalami sebuah lingkaran setan. Pelaku biasanya adalah korban kekerasan di masa lalu dan melanjutkan rantai kekerasan itu pada orang lain.

Dan anak yang menjadi korban kekerasan seksual itu biasanya mengalamai trauma psikologis seperti mengalami mimpi buruk dan yang berat, tidak percaya lagi pada orang lain.

"Anak kecil kan nature-nya percaya pada semua orang. Dia percaya semua orang itu baik. Kalau ada orang yang melanggar ini, dia bisa susah dekat dengan orang lain. Kalau besar susah percaya dengan pasangan, dengan orang lain," jelas Wulan yang juga psikolog pasca trauma ini.

Pemulihan bagi anak korban pemerkosaan, imbuhnya, bisa berbeda-beda waktunya. Namun yang terpenting, korban harus ada kesadaran untuk memulihkan dirinya sendiri.

"Untuk pulih, itu pilihan. Luka itu mau diatasi, dipulihkan, atau didiamkan saja? Kita memutuskan menjalani pemulihan, harus mau mengingat apa yang terjadi di masa lalu dan itu seringkali menyakitkan," tutur Wulan.

hxxp://news.detik..com/read/2013/02/21/185742/2176465/10/cegah-pemerkosaan-inses-ajari-keluarga-laki-laki-hargai-hormati-perempuan

Makanya, kalo laki jangan jadi pengangguran dan cuma makan duit bini. Hormati dan sayangi bini dan putri elu.