- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
-|-=Assholes Infection=-|- (zombie survival)
TS
PrinceNgambhur3
-|-=Assholes Infection=-|- (zombie survival)
ane bikin cerita yg kedua setelah The Kind of gaje story. kali ini cerita tentang petualangan 4 anak remaja yang mencoba bertahan hidup dari infeksi zombie. Penasaran ? cekodot gaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnn
Malam semakin larut dalam kesunyian. Hanya angin yang masih bertiup kencang diikuti rintik hujan mengurangi sedikit suasana yang hampir tenang. Tak terlihat satu orangpun berada diluar. Mungkin mereka sudah terlelap oleh merdunya suara rintik hujan. Membayangkan itu TSnya pun hampir mengantuk heheheh. Itu tadi beberapa kata sambutan dari saya. Dan dari pada buang-buang sendal mari kita mulai…………
Apa jadinya bila Indonesia diserang oleh virus buatan Amerika dan menyebabkan infeksi besar-besaran? Ditambah populasi di Indonesia yang semakin padat, menambah resiko akan banyaknya jumlah terinfeksi.
Virus yang diberi nama MOA a.k.a Mother Of AIDS ini awalnya bertujuan menjadi senjata biologis tingkat menengah. Dengan penyakit AIDS sebagai pemicu, membuat infeksi semakin mudah dan efektif. Tapi semua tak berjalan sesuai rencana. Korban terinfeksi tidak mati, tidak pula hidup. Melainkan menjadi mayat berjalan yang memangsa orang hidup untuk kebutuhan yang kaya protein dan lemak. Bangsa Indonesia yang awalnya dijadikan bahan uji coba kini menjadi kumpulan mahkluk setengah berakal dengan nafsu akan daging manusia segar. Hanya beberapa orang yang tak mengidap penyakit AIDS selamat, kecuali bila digigit. Nasibnya akan berakhir menjadi zombie atau lebih baik menjadi potongan tubuh tak utuh. Daripada panjang lebar mari kita simak kisah dibawah ini.
Chapter 1
The MOA Virus
Disebuah taman pinggir kota, terlihat seorang anak remaja sedang duduk dibawah rimbunnya pohon. Sebut saja Rudolfo a.k.a Mister R . Tak lama dua orang remaja lainnya datang, yaitu Revanno dan Diego.
"cuy ente udah lama nih ??" suara Diego mengagetkan Rudolfo
"ah kampret kam ni" seru Rudolfo yang menepuk lengan Diego
"oi ! ayo dah kita ke Skul mumpung gk belajar" ajak Revanno yang sedari tadi menunggu kedua temannya
"sabar pan, masih capek habis duduk setengah jam" protes Rudolfo
"beuh ntar telat bro !" balas Revanno
Setelah beberapa lama berdebat akhirnya mereka pergi ke sekolah. Disekolah hanya ada acara class meeting, jadi mereka bebas kemana-mana. Seolah tak peduli dengan nilai hasil dari class meeting ketiga anak itu keliling sekolah hanya untuk sekedar 'cuci mata'.
----xxx----
Sementara itu…
"ini barang yang dikatakan itu?"
"hhm, kurasa iya"
"baiklah setelah tugas ini selesai. aku akan meninggalkan negara ini"
"hahahaha! kau memang penghianat yang baik"
"jangan menyebut ku penghianat! ini semua kulakukan agar mengurangi populasi penderita AIDS ingat itu?!"
"ya ya ya. tapi aku juga agak ragu, bila ini tak berjalan sesuai rencana bagaimana?"
"entahlah, mereka tak membari tahu lebih tentang tugas ini"
"hey kalian! sedang apa disana! cepat berangkat!"
Dua orang pria berjas hitam itu pun pergi. Mereka dibayar oleh organisasi rahasia Amerika untuk menyebarkan virus MOA. Dengan mencampurkan virus tersebut kedalam Minuman keras, rokok, narkoba, dll. Para penghianat negara ini tersebar luas diberbagai elosok negri. Sasaran utama mereka adalah Jakarta dan kota-kota padat penduduk lainnya.
Mereka menganggap dengan membunuh beberapa penderita AIDS akan mengurangi beban negara. Jahat? tentu tidak, itu hanya sedikit KEJAM. Kejahatan mungkin kalah oleh kebaikan. Tapi bagaimana bila kekejaman apalagi dilandasi hal kebaikan ? Aneh tapi belum nyata. Ingat ! BELUM NYATA.
Amerika sebenarnya belum terlalu mengetahui banyak tentang virus MOA. Tapi negara adidaya itu hanya mementingkan ego mereka. Hak asasi manusia its just bullshit!
Kembali ke virus MOA. Virus ini pertama kali ditemukan oleh seorang dokter bernama Mark. Saat itu dr.Mark sedang menguji coba virus HIV pada seekor kecoak. Dan yang terjadi selanjutnya tak perlu diketahui.
Tak hanya di Indonesia, Amerika juga berencana menyebarkan virus ini keseluruh dunia. Lebih efektif dibandingkan perang Nuklir. Tapi juga lebih fatal dari perang Nuklir. Dalam percobaan awal pada subjek manusia yang mengidap AIDS, kurang dari 24 jam orang itu akan mati. Jadi bila virus itu sudah tersebar, dalam beberapa hari kuburan akan penuh dengan orang yang sedang berkabung. Kematian massal akan terjadi dimana-mana.
---xxx---
18 hari setelah penyebaran virus…
"bro tadi di tv ada berita tentang penyakit baru!" Diego dengan semangat menyampaikan berita barunya
"ciyus nih?" tanya Rudolfo penasaran
"enelan cuy!" Diego menegaskan
"oi bro! ada penyakit baru menyerang daerah di Jakarta!" tiba-tiba Revanno muncul dari balik pintu kelas
"udah telat!" sahut dua orang sahabatnya
Berita menyebar dengan cepat. Tak lebih cepat dari penyebaran virus. Berbagai stasiun tv terus membicarakan penyakit ini. Awalnya Jakarta, menyebar keseluruh pulau Jawa. Kemudian Sumatera, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Dan akhirnya seluruh Indonesia.
Tapi efek virus MOA belum bereaksi. Entahlah, siapa peduli? Mungkin tak ada untuk saat ini.
"wah bahaya juga nih, entar kayak diFilm I'am Legend !" dengan semangat yang membara Rudolfo mengepalkan tinjunya didepan dada. Anak yang satu ini memang penggemar film zombie. Dan film yg dapat memacu adrenalin lainnya.
"ah biasa aja itu, kata temanku ada film baru dan lebih seru dari itu" tampak seorang siswa menyahut perkataan Rudolfo
"wah, film apa Rey?!" tanya ketiga anak tersebut penasaran
"The Running Dead on Miami. bajakannya udah ada di pinggir jalan" jelas Rey dengan expresi santai
"kok kayak pernah dengar ya?" sambil menatap langit-langit kelas Revanno bertanya
"yok cari dvdnya. mumpung lagi cair bro!" ajak Rudolfo yang masih dengan semangat membara
Akhirnya ke-empatnya pergi menuju penujual kaset bajakan terdekat. Setelah pulang sekolah tentunya. Perburuan pun dimulai. Dari penjual satu kepenjual lainnya mereka mencari.
Dan ta-daa , hanya jawaban 'nggak ada dek' dari para penjual yang mereka terima.
Tak jauh dari lokasi mereka mencari DVD, terlihat dua orang pria berpakaian formal sedang berbicara seorang pria disebuah gang.
"tugasmu sudah selesai Mr.Suparmin" kata seorang diantara kedua Pria
"sekarang saatnya kalian mengatakan tujuan dari misi ini!"
"bila kami memberitahu maka itu adalah hal terakhir yang akan kau dengar"
"baiklah aku tak jadi menanyakan"
"tapi sayang, itu juga hal terakhir yang akan kau katakan"
"a-apa maksudmu?!"
"kau menerobos sistem kami lalu membaca informasi tentang MOA Viruss"
"t-tidak.. aku tidak melakukan itu"
"terlambat Mr.Suparmin" itulah kalimat terakhir yang didengar pak Suparmin sebelum akhirnya dia disuntik dengan virus MOA_A (MOA Activator)
Mungkin pria tak akan bertahan. Hingga ke-empat anak tadi kebetulan lewat dan menghampirinya.
"pak pak.. kenapa pak?!" bersamaan mereka membopong pria itu
"akhh, siapa di.. diantara kalian yang paling muda?" tanya si pria dengan susah payah
"sa- saya pak" dengan ragu-ragu Rudolfo mengunjukkan dirinya
"berjanjilah nak.. uhukk" perkataan pria itu sempat terputus saat sampai didepan Rumah Sakit
Para perawat yang melihat mereka tak tiggal diam dan langsung membawa pasien. Sambil menunggu mendapat penanganan dari dokter, si pria melanjutkan kalimatnya.
"aku akan melanjutkan kalimatku tadi…" dengan suara parau hampir tak terdengar pria itu menyandarkan punggungnya di bantal.
"iya pak silahkan"
"berjanjilah.. kau dan teman-temanmu akan menjaga putriku" walaupun nyaris tak terdengar, saat kata 'putri' diucapkan langsung disambut expresi senang dari ke-empatnya.
"ba-baik pak. tapi.. kami kan nggak tau siapa anak bapak" ucap Rudolfo dengan malu-malu
"dia sekitar satu tahun lebih muda darimu.. kelas 2 SMA"
'cihuuuy' mungkin itulah yang dikatakan Rudolfo dalam batinya. Walaupun belum bertemu dengan gadis yang harus dijaganya.
"tapi.." pikiran Rudolfo yang melayang kemana-mana langsung buyar sekejap saat sebuah kata kembali terucap dari mulut yang sekarang dipanggil pak Suparmin
"…kalian juga harus waspada. negara kita sedang dalam bahaya"
"m-maksud bapak?" tanya Diego mewakilkan rasa penasaran ketiga temannya
"uhukk, sebaiknya kalian lihat saja disini. ada dokumen rahasia yang bapak curi dari organisasi rahasia.akhh" pak Suparmin langsung tak sadarkan diri dan karena kaget ke-empat anak itu langsung memanggil dokter.
---xxx-
8 jam setelah kematian Mr.Suparmin…
Rudolfo dan kawan-kawan masih penasaran dengan isi flashdisk yang diberikan. Dan yang lebih membuat penasaran adalah nama anak pak Suparmin. Mereka tak sempat menanyakan tentang hal itu. Mungkin jawabannya ada didalam flashdisk tersebut.
Tapi masalahnya, tak ada port USB yang cocok dengan flashdisk tersebut.
"gimana bro? portnya gak ada yang cocok. model baru kayaknya nih" gerutu Rudolfo yang masih bingung dengan flasdisk aneh itu
"mungkin bukan flashdisk?" celetuk Diego yang juga bingung
"atau jangan-jangan itu flashdisk dari masa depan !" kali ini Revanno yang berkata dengan semangat membara
"ah gaje loe ni. paling juga flashdisk salahbikin. toh gak ada merknya juga?" seperti biasa Rey selalu dengan expresi santai
Keesokan harinya disekolah, Rudolfo langsung pergi ke lab komputer untuk membongkar flashdisknya. Alhasil, setelah hampir setengah jam berlalu dia menemukan sebuah memory card.
'flashdisk apaan nih?' gumam Rudolfo dalam batinnya. Karena penasaran, dia memasukkan memory card tersebut kedalam ponselnya. Nokia? tentu saja. Rudolfo tidak memiliki smartphone canggih seperti kebanyakan orang. Walaupun keluarganya mampu membeli barang tersebut, tapi kesederhanaan sudah menjadi kebiasaan.
Dan betapa terkejutnya Rudolfo, melihat ponselnya melakukan instalasi saat memory card itu dimasukkan.
Quote:
Malam semakin larut dalam kesunyian. Hanya angin yang masih bertiup kencang diikuti rintik hujan mengurangi sedikit suasana yang hampir tenang. Tak terlihat satu orangpun berada diluar. Mungkin mereka sudah terlelap oleh merdunya suara rintik hujan. Membayangkan itu TSnya pun hampir mengantuk heheheh. Itu tadi beberapa kata sambutan dari saya. Dan dari pada buang-buang sendal mari kita mulai…………
Apa jadinya bila Indonesia diserang oleh virus buatan Amerika dan menyebabkan infeksi besar-besaran? Ditambah populasi di Indonesia yang semakin padat, menambah resiko akan banyaknya jumlah terinfeksi.
Virus yang diberi nama MOA a.k.a Mother Of AIDS ini awalnya bertujuan menjadi senjata biologis tingkat menengah. Dengan penyakit AIDS sebagai pemicu, membuat infeksi semakin mudah dan efektif. Tapi semua tak berjalan sesuai rencana. Korban terinfeksi tidak mati, tidak pula hidup. Melainkan menjadi mayat berjalan yang memangsa orang hidup untuk kebutuhan yang kaya protein dan lemak. Bangsa Indonesia yang awalnya dijadikan bahan uji coba kini menjadi kumpulan mahkluk setengah berakal dengan nafsu akan daging manusia segar. Hanya beberapa orang yang tak mengidap penyakit AIDS selamat, kecuali bila digigit. Nasibnya akan berakhir menjadi zombie atau lebih baik menjadi potongan tubuh tak utuh. Daripada panjang lebar mari kita simak kisah dibawah ini.
-----------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Chapter 1
The MOA Virus
Disebuah taman pinggir kota, terlihat seorang anak remaja sedang duduk dibawah rimbunnya pohon. Sebut saja Rudolfo a.k.a Mister R . Tak lama dua orang remaja lainnya datang, yaitu Revanno dan Diego.
"cuy ente udah lama nih ??" suara Diego mengagetkan Rudolfo
"ah kampret kam ni" seru Rudolfo yang menepuk lengan Diego
"oi ! ayo dah kita ke Skul mumpung gk belajar" ajak Revanno yang sedari tadi menunggu kedua temannya
"sabar pan, masih capek habis duduk setengah jam" protes Rudolfo
"beuh ntar telat bro !" balas Revanno
Setelah beberapa lama berdebat akhirnya mereka pergi ke sekolah. Disekolah hanya ada acara class meeting, jadi mereka bebas kemana-mana. Seolah tak peduli dengan nilai hasil dari class meeting ketiga anak itu keliling sekolah hanya untuk sekedar 'cuci mata'.
----xxx----
Sementara itu…
"ini barang yang dikatakan itu?"
"hhm, kurasa iya"
"baiklah setelah tugas ini selesai. aku akan meninggalkan negara ini"
"hahahaha! kau memang penghianat yang baik"
"jangan menyebut ku penghianat! ini semua kulakukan agar mengurangi populasi penderita AIDS ingat itu?!"
"ya ya ya. tapi aku juga agak ragu, bila ini tak berjalan sesuai rencana bagaimana?"
"entahlah, mereka tak membari tahu lebih tentang tugas ini"
"hey kalian! sedang apa disana! cepat berangkat!"
Dua orang pria berjas hitam itu pun pergi. Mereka dibayar oleh organisasi rahasia Amerika untuk menyebarkan virus MOA. Dengan mencampurkan virus tersebut kedalam Minuman keras, rokok, narkoba, dll. Para penghianat negara ini tersebar luas diberbagai elosok negri. Sasaran utama mereka adalah Jakarta dan kota-kota padat penduduk lainnya.
Mereka menganggap dengan membunuh beberapa penderita AIDS akan mengurangi beban negara. Jahat? tentu tidak, itu hanya sedikit KEJAM. Kejahatan mungkin kalah oleh kebaikan. Tapi bagaimana bila kekejaman apalagi dilandasi hal kebaikan ? Aneh tapi belum nyata. Ingat ! BELUM NYATA.
Amerika sebenarnya belum terlalu mengetahui banyak tentang virus MOA. Tapi negara adidaya itu hanya mementingkan ego mereka. Hak asasi manusia its just bullshit!
Kembali ke virus MOA. Virus ini pertama kali ditemukan oleh seorang dokter bernama Mark. Saat itu dr.Mark sedang menguji coba virus HIV pada seekor kecoak. Dan yang terjadi selanjutnya tak perlu diketahui.
Tak hanya di Indonesia, Amerika juga berencana menyebarkan virus ini keseluruh dunia. Lebih efektif dibandingkan perang Nuklir. Tapi juga lebih fatal dari perang Nuklir. Dalam percobaan awal pada subjek manusia yang mengidap AIDS, kurang dari 24 jam orang itu akan mati. Jadi bila virus itu sudah tersebar, dalam beberapa hari kuburan akan penuh dengan orang yang sedang berkabung. Kematian massal akan terjadi dimana-mana.
---xxx---
18 hari setelah penyebaran virus…
"bro tadi di tv ada berita tentang penyakit baru!" Diego dengan semangat menyampaikan berita barunya
"ciyus nih?" tanya Rudolfo penasaran
"enelan cuy!" Diego menegaskan
"oi bro! ada penyakit baru menyerang daerah di Jakarta!" tiba-tiba Revanno muncul dari balik pintu kelas
"udah telat!" sahut dua orang sahabatnya
Berita menyebar dengan cepat. Tak lebih cepat dari penyebaran virus. Berbagai stasiun tv terus membicarakan penyakit ini. Awalnya Jakarta, menyebar keseluruh pulau Jawa. Kemudian Sumatera, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Dan akhirnya seluruh Indonesia.
Tapi efek virus MOA belum bereaksi. Entahlah, siapa peduli? Mungkin tak ada untuk saat ini.
"wah bahaya juga nih, entar kayak diFilm I'am Legend !" dengan semangat yang membara Rudolfo mengepalkan tinjunya didepan dada. Anak yang satu ini memang penggemar film zombie. Dan film yg dapat memacu adrenalin lainnya.
"ah biasa aja itu, kata temanku ada film baru dan lebih seru dari itu" tampak seorang siswa menyahut perkataan Rudolfo
"wah, film apa Rey?!" tanya ketiga anak tersebut penasaran
"The Running Dead on Miami. bajakannya udah ada di pinggir jalan" jelas Rey dengan expresi santai
"kok kayak pernah dengar ya?" sambil menatap langit-langit kelas Revanno bertanya
"yok cari dvdnya. mumpung lagi cair bro!" ajak Rudolfo yang masih dengan semangat membara
Akhirnya ke-empatnya pergi menuju penujual kaset bajakan terdekat. Setelah pulang sekolah tentunya. Perburuan pun dimulai. Dari penjual satu kepenjual lainnya mereka mencari.
Dan ta-daa , hanya jawaban 'nggak ada dek' dari para penjual yang mereka terima.
Tak jauh dari lokasi mereka mencari DVD, terlihat dua orang pria berpakaian formal sedang berbicara seorang pria disebuah gang.
"tugasmu sudah selesai Mr.Suparmin" kata seorang diantara kedua Pria
"sekarang saatnya kalian mengatakan tujuan dari misi ini!"
"bila kami memberitahu maka itu adalah hal terakhir yang akan kau dengar"
"baiklah aku tak jadi menanyakan"
"tapi sayang, itu juga hal terakhir yang akan kau katakan"
"a-apa maksudmu?!"
"kau menerobos sistem kami lalu membaca informasi tentang MOA Viruss"
"t-tidak.. aku tidak melakukan itu"
"terlambat Mr.Suparmin" itulah kalimat terakhir yang didengar pak Suparmin sebelum akhirnya dia disuntik dengan virus MOA_A (MOA Activator)
Mungkin pria tak akan bertahan. Hingga ke-empat anak tadi kebetulan lewat dan menghampirinya.
"pak pak.. kenapa pak?!" bersamaan mereka membopong pria itu
"akhh, siapa di.. diantara kalian yang paling muda?" tanya si pria dengan susah payah
"sa- saya pak" dengan ragu-ragu Rudolfo mengunjukkan dirinya
"berjanjilah nak.. uhukk" perkataan pria itu sempat terputus saat sampai didepan Rumah Sakit
Para perawat yang melihat mereka tak tiggal diam dan langsung membawa pasien. Sambil menunggu mendapat penanganan dari dokter, si pria melanjutkan kalimatnya.
"aku akan melanjutkan kalimatku tadi…" dengan suara parau hampir tak terdengar pria itu menyandarkan punggungnya di bantal.
"iya pak silahkan"
"berjanjilah.. kau dan teman-temanmu akan menjaga putriku" walaupun nyaris tak terdengar, saat kata 'putri' diucapkan langsung disambut expresi senang dari ke-empatnya.
"ba-baik pak. tapi.. kami kan nggak tau siapa anak bapak" ucap Rudolfo dengan malu-malu
"dia sekitar satu tahun lebih muda darimu.. kelas 2 SMA"
'cihuuuy' mungkin itulah yang dikatakan Rudolfo dalam batinya. Walaupun belum bertemu dengan gadis yang harus dijaganya.
"tapi.." pikiran Rudolfo yang melayang kemana-mana langsung buyar sekejap saat sebuah kata kembali terucap dari mulut yang sekarang dipanggil pak Suparmin
"…kalian juga harus waspada. negara kita sedang dalam bahaya"
"m-maksud bapak?" tanya Diego mewakilkan rasa penasaran ketiga temannya
"uhukk, sebaiknya kalian lihat saja disini. ada dokumen rahasia yang bapak curi dari organisasi rahasia.akhh" pak Suparmin langsung tak sadarkan diri dan karena kaget ke-empat anak itu langsung memanggil dokter.
---xxx-
8 jam setelah kematian Mr.Suparmin…
Rudolfo dan kawan-kawan masih penasaran dengan isi flashdisk yang diberikan. Dan yang lebih membuat penasaran adalah nama anak pak Suparmin. Mereka tak sempat menanyakan tentang hal itu. Mungkin jawabannya ada didalam flashdisk tersebut.
Tapi masalahnya, tak ada port USB yang cocok dengan flashdisk tersebut.
"gimana bro? portnya gak ada yang cocok. model baru kayaknya nih" gerutu Rudolfo yang masih bingung dengan flasdisk aneh itu
"mungkin bukan flashdisk?" celetuk Diego yang juga bingung
"atau jangan-jangan itu flashdisk dari masa depan !" kali ini Revanno yang berkata dengan semangat membara
"ah gaje loe ni. paling juga flashdisk salahbikin. toh gak ada merknya juga?" seperti biasa Rey selalu dengan expresi santai
Keesokan harinya disekolah, Rudolfo langsung pergi ke lab komputer untuk membongkar flashdisknya. Alhasil, setelah hampir setengah jam berlalu dia menemukan sebuah memory card.
'flashdisk apaan nih?' gumam Rudolfo dalam batinnya. Karena penasaran, dia memasukkan memory card tersebut kedalam ponselnya. Nokia? tentu saja. Rudolfo tidak memiliki smartphone canggih seperti kebanyakan orang. Walaupun keluarganya mampu membeli barang tersebut, tapi kesederhanaan sudah menjadi kebiasaan.
Dan betapa terkejutnya Rudolfo, melihat ponselnya melakukan instalasi saat memory card itu dimasukkan.
_-=-To Be Continue-=-_
anasabila memberi reputasi
1
2.3K
Kutip
13
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan