Quote:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik media di Indonesia yang jarang menyampaikan prestasi pemerintah di bawah kepemimpinannya. Sebaliknya, menurut Presiden, media di Indonesia malah memutarbalikkan pernyataannya.
Kritikan itu diungkapkan Presiden ketika membuka Rapat Kerja Nasional Asosisasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Perhimpunan Penyuluhan Pertanian Indonesia (Perhiptani) di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (20/2/2013).
Menurut Presiden, media di Indonesia jarang mengangkat fakta pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini. Di antara negara-negara yang tergabung dalam G-20, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 berada di urutan kedua setelah Cina.
Presiden menyarankan kepada para bupati dan penyuluh pertanian yang hadir untuk membaca media massa internasional. Pasalnya, di media massa internasional yang banyak mengangkat informasi tersebut.
"Kalau saudara mau baca media massa internasional itu bisa didapatkan. Tiongkok tumbuh 7 koma sekian persen, Indonesia 6,2 persen. India yang tadinya di atas kita tumbuh 5 koma sekian persen. Di bawahnya ada yang 3 persen, 2 persen, nol koma sekian persen sesama anggota G-20," ucapnya.
Tak hanya itu. Kepala Negara kembali mengkritik media terkait pemberitaan yang menyebut dirinya meminta kenaikan gaji. Ketika itu, SBY ingin menjawab permintaan para bupati agar pemerintah segera menaikan gaji bupati.
"Saya penah dihajar, statement saya dipotong, dilepas dari konteksnya, digoreng kesana kemari, akhirnya saya hanya katakan Ya Allah. Saya menyampaikan statement seperti itu, tapi banyak yang kreatif. Akhirnya diplintir ke sana ke mari, digoreng," pungkas politisi Partai Demokrat itu.
sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2013...campaign=Kknwp
idich media nakal ach, suka menggoreng kesana kemari...
tambahan berita :
SBY: Pak Bupati, Saya Dihujat Rakyat 8 Tahun...

Quote:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bercerita keluhan dari para kepala daerah ketika dirinya berkunjung ke daerah. Mereka, kata Presiden, mengeluh kebijakannya terus disalahkan, bahkan sampai dihujat oleh banyak pihak.
Keluhan itu diungkap Presiden ketika membuka Rapat Kerja Nasional Asosisasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Perhimpunan Penyuluhan Pertanian Indonesia (Perhiptani) di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (20/2/2013).
Seorang bupati, cerita Presiden, pernah mengaku berat menjadi bupati lantaran kebijakannya selalu disalahkan. "Maju kena mundur kena. Kiri kata DPRD salah, kanan kata pers salah. Kadang-kadang kita bingung padahal rasanya kami sudah berikhtiar, berupaya. Kemudian istri sang bupati membenarkan," kata SBY.
Di lain kesempatan, lanjut SBY, seorang gubernur juga mengeluhkan hal yang sama. Presiden lalu bertanya kepada keduanya sejak kapan menjadi kepala daerah. Si bupati mengaku sudah 4 tahun memimpin kabupaten. Adapun gubernur sudah tiga tahun menjabat.
"Begini, pak bupati dikritik, dihujat, disalahkan oleh masyarakat di kabupaten ini. Waktunya 4 tahun. Pak gubernur, bapak dikritik, disalahkan, dihujat oleh provinsi itu selama 3 tahun. Nah, saya yang salahkan, yang hujat seluruh rakyat Indonesia dan sudah lebih dari 8 tahun," kata SBY disambut riuh tawa para bupati yang hadir.
"Kalau saya kuat, bapak-bapak harus kuat. Yang penting berikhtiar untuk rakyat kita. Hampir pasti ada permasalahan, tantangan, hambatan. Tapi sudahlah. Jalankan semua itu, lalui, hadapi. Pasti hasilnya akan lebih baik daripada putus asa, menyerah, kemudian kita ikut larut dalam konflik atau hujat-menghujat, hajar-menghajar, serang-menyerang. Setujuuu..?" tambah Presiden.
"Setujuu...," jawab para bupati serentak.
sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2013...Rakyat.8.Tahun
agan2 juga setuju gak??????
Quote: