- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
sedikit cerita sebelum tidur


TS
meonglotong
sedikit cerita sebelum tidur
masih dalam bilik ini, mencoba mengumpulkan keping keping tentang imaji senyummu. kala senja tempo hari. mencoba merangkai semua, sebelum aku dibunuh lelap.
meski disini hampa, aku takkan pernah kesepian. selama masih bisa melihat senyum abu - abu itu.
kupandangi sekilas langit - langit bilik ini. hanya ada sebuah bohlam 40watt yg menerangi setiap gelap ruangan ini. polos tanpa bentuk. mungkin seperti itu senyummu yang kini kucoba tuk merangkainya. menerangi setiap relung hati yang gelap dan gersang sebelum mengenalmu. tanpa sadar, rona wajahmu terlukis apik disana. lengkap dengan senyum yang masih abu - abu itu.
saat aku menujumu. medan yang terjal dan berlumut terhampar di depanku. aku berjalan tanpa alas kaki menuju tempat kau berdiri, yang memandang entah kemana.
dalam perjalanan menujumu, tanpa sadar, kaki ini telah bersimbah darah, terjatuh berkali kali. terjerembab tanpa sebab. tapi, senyum yang masih abu - abu itu terus menggelorakan harapan. terus menampar tatapanku. namun, tak membuatku bergeming.
sesekali, kabut menutup jalur dan membuatku berdiam sejenak. menutup hamparan pegunungan menjadi sebuah kanvas putih dari Tuhan. aku melukis kabut itu, dengan jalan setapak dan taman - taman bunga disekitarnya. lalu menempatkanmu di ujung jalan, sedang duduk manis dengan senyuman yang sudah tidak abu - abu, pasti untukku! dengan ekspresi yang sangat bersemangat untuk kurangkul begitu kupijak puncak itu.
sayang, aku masih saja berkhayal. berkhayal. dan terus berkhayal. lalu angin mengusir kabut.
aku terus berjalan dengan penuh pertanyaan. apa kau menunggu ku? apa aku cukup membantu jika ada disana? atau, aku hanya akan menelan ludah pahit melihatmu tetap dengannya disana?
sayang, kantuk telah mengetuk pintu bilik ku dengan berutal. mengetahuiku masih terjaga. jangan kira aku takut, aku menunggunya dengan gagah. sambil menawarkan badik yang terus tersampir di pinggangku. "cepat tusuk aku, tepat dijantungku! lalu bunuh lelahku! bawa aku bertemu dengannya! bawa aku bertemu dengannya, kumohon, lakukan dengan cepat"
meski disini hampa, aku takkan pernah kesepian. selama masih bisa melihat senyum abu - abu itu.
kupandangi sekilas langit - langit bilik ini. hanya ada sebuah bohlam 40watt yg menerangi setiap gelap ruangan ini. polos tanpa bentuk. mungkin seperti itu senyummu yang kini kucoba tuk merangkainya. menerangi setiap relung hati yang gelap dan gersang sebelum mengenalmu. tanpa sadar, rona wajahmu terlukis apik disana. lengkap dengan senyum yang masih abu - abu itu.
saat aku menujumu. medan yang terjal dan berlumut terhampar di depanku. aku berjalan tanpa alas kaki menuju tempat kau berdiri, yang memandang entah kemana.
dalam perjalanan menujumu, tanpa sadar, kaki ini telah bersimbah darah, terjatuh berkali kali. terjerembab tanpa sebab. tapi, senyum yang masih abu - abu itu terus menggelorakan harapan. terus menampar tatapanku. namun, tak membuatku bergeming.
sesekali, kabut menutup jalur dan membuatku berdiam sejenak. menutup hamparan pegunungan menjadi sebuah kanvas putih dari Tuhan. aku melukis kabut itu, dengan jalan setapak dan taman - taman bunga disekitarnya. lalu menempatkanmu di ujung jalan, sedang duduk manis dengan senyuman yang sudah tidak abu - abu, pasti untukku! dengan ekspresi yang sangat bersemangat untuk kurangkul begitu kupijak puncak itu.
sayang, aku masih saja berkhayal. berkhayal. dan terus berkhayal. lalu angin mengusir kabut.
aku terus berjalan dengan penuh pertanyaan. apa kau menunggu ku? apa aku cukup membantu jika ada disana? atau, aku hanya akan menelan ludah pahit melihatmu tetap dengannya disana?
sayang, kantuk telah mengetuk pintu bilik ku dengan berutal. mengetahuiku masih terjaga. jangan kira aku takut, aku menunggunya dengan gagah. sambil menawarkan badik yang terus tersampir di pinggangku. "cepat tusuk aku, tepat dijantungku! lalu bunuh lelahku! bawa aku bertemu dengannya! bawa aku bertemu dengannya, kumohon, lakukan dengan cepat"


anasabila memberi reputasi
1
810
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan