- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[jangan ditiru] MENTERI YANG TERNYATA PELIT DAN TIDAK GAUL
TS
Astrea1987
[jangan ditiru] MENTERI YANG TERNYATA PELIT DAN TIDAK GAUL
TRIBUNNEWS.COM,BOGOR--Nama Suswono sudah tak asing lagi bagi warga di lingkungan Kelurahan Kedung Waringin, Tanah Sereal, Bogor Barat, Jawa Barat, sejak diangkat menjadi Menteri Pertanian pada 2009 silam.
Suswono membeli sebuah rumah di Jalan Munggaran Nomor 8, RT 04/03, Kelurahan Kedung Waringin, sejak 2008. Dia menempati rumah itu bersama istri, Mieke Wahyuni, dan keempat anaknya.
Saat Tribun mendatangi kediamannya yang bercat kuning, dua petugas keamanan langsung menanyakan maksud kedatangan. Seorang petugas keamanan lantas menelepon si penghuni rumah dan menginformasikan tentang maksud kedatangan Tribun.
Namun, penghuni rumah menolak untuk ditemui. "Tadi yang mengangkat telepon anaknya bapak yang kedua, dia bilang tidak berkenan diwawacarai," ujar petugas keamanan yang enggan disebutkan namanya.
Dia pun menutup mulut rapat saat ditanyakan tentang majikannya. "Mas buat janji dulu. Mohon maaf silakan besok-besok lagi datang lagi, tapi harus buat janji ketemu dulu sama bapak atau ibu," pintanya.
Pantauan Tribun, di halaman rumah seluas 12 x 15 meter persegi terparkir mobil Honda Jazz berwarna putih dan Kijang Innova berwarna hitam. Tak ada perubahan mencolok dari fisik rumah itu bila dibandingkan pantauan Tribun saat mendatangi rumah yang sama pada malam Presiden SBY mengumumkan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, 2009 silam.
Warga sekitar sudah mengenal sifat dan perilaku keluarga Suswono. Sebut saja sang ketua RT setempat, Sofyan, yang mengaku mengenal keluarga Suswono sebagai pejabat negara yang "sulit" mengeluarkan uang.
"Kami dari RT sudah sering ajukan proposal ke rumahnya Pak Suswono, tapi enggak sekalipun dikasih uang," ujar Sofyan ditemui di kediamannya, Senin (18/2/2013).
Menurut Sofyan, keluarga Suswono juga hampir tidak pernah mengeluarkan uang untuk sejumlah kegiatan warga.
"Belum lama ini, anaknya Pak Suswono mau umroh. Dia menyuruh satpamnya minta bantuan saya untuk minta surat pengantar dari kelurahan. Saya bilang saja, enggak bisa. Saya cuma kasih surat pengantar ke kelurahan, biar dia yang urus sendiri. Habis seharusnya sama-sama mengerti, biar dikata di kelurahan gratis, yah paling tidak ada uang untuk petugas di sana, misalnya Rp 10 ribu. Ini, justru enggak ngasih sama sekali," paparnya.
Secara pribadi, Sofyan mengaku tak ada hal yang bisa dibanggakan kendati warganya menjadi menteri. "Mungkin itu sudah begitu orangnya," akunya.
Sofyan mengaku sulit menilai Suswono sebagai sosok pejabat negara yang jujur atau tidak. Sebab, Suswono sendiri memiliki sifat seorang yang tertutup.
"Saya agak susah menilai dia orang jujur atau bukan, terlibat atau tidak di kasus korupsi impor daging itu. Karena ini kan kasusnya mengenai ketua partainya, orang dekatnya juga. Nah, kalau jemaah seperti itu, enggak mungkin juga kalau dia enggak tahu, kan dia kader partai juga," kata Sofyan.
Bahkan, Suswono hampir tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan warga setempat. "Dia pulang ke rumahnya kalau Sabtu dan Minggu saja. Dia memang suka salat jamaah di masjid, tapi dia enggak pernah berbaur sama warga. Setelah salat, yah dia pulang sama pengawalnya," kata Sofyan yang juga menjadi salah seorang pengurus masjid setempat.
"Kalau berangkat atau pulang dia lewat depan sini, harus kami dulu yang menyapa dia. Dia enggak pernah ngobrol-ngobrol sama kita-kita. Kalau kami-kami sih sudah tahu dia, yah kami cuekin saja," tuturnya.
Ia mengungkapkan, Suswono hanya sekali menggelar acara di rumahnya dengan mengundang anak-anak yatim, yakni tak lama setelah dia diangkat menjadi menteri."Setelah dia jadi menteri, enggak pernah lagi mengadakan acara," jelasnya.
Sofyan mengaku sangat mengetahui perubahan drastis keluarga Suswono pada saat sebelum dan setelah menjadi menteri, termasuk harta dan kekayaannya. Namun, ia memilih tak mengungkapkan hal itu ke publik. "Saya enggak enak kalau ngomongin aib orang lain," ujarnya.
tanggapan agan king pajajaran
santay saja no problemo gan
Suswono membeli sebuah rumah di Jalan Munggaran Nomor 8, RT 04/03, Kelurahan Kedung Waringin, sejak 2008. Dia menempati rumah itu bersama istri, Mieke Wahyuni, dan keempat anaknya.
Saat Tribun mendatangi kediamannya yang bercat kuning, dua petugas keamanan langsung menanyakan maksud kedatangan. Seorang petugas keamanan lantas menelepon si penghuni rumah dan menginformasikan tentang maksud kedatangan Tribun.
Namun, penghuni rumah menolak untuk ditemui. "Tadi yang mengangkat telepon anaknya bapak yang kedua, dia bilang tidak berkenan diwawacarai," ujar petugas keamanan yang enggan disebutkan namanya.
Dia pun menutup mulut rapat saat ditanyakan tentang majikannya. "Mas buat janji dulu. Mohon maaf silakan besok-besok lagi datang lagi, tapi harus buat janji ketemu dulu sama bapak atau ibu," pintanya.
Pantauan Tribun, di halaman rumah seluas 12 x 15 meter persegi terparkir mobil Honda Jazz berwarna putih dan Kijang Innova berwarna hitam. Tak ada perubahan mencolok dari fisik rumah itu bila dibandingkan pantauan Tribun saat mendatangi rumah yang sama pada malam Presiden SBY mengumumkan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, 2009 silam.
Warga sekitar sudah mengenal sifat dan perilaku keluarga Suswono. Sebut saja sang ketua RT setempat, Sofyan, yang mengaku mengenal keluarga Suswono sebagai pejabat negara yang "sulit" mengeluarkan uang.
"Kami dari RT sudah sering ajukan proposal ke rumahnya Pak Suswono, tapi enggak sekalipun dikasih uang," ujar Sofyan ditemui di kediamannya, Senin (18/2/2013).
Menurut Sofyan, keluarga Suswono juga hampir tidak pernah mengeluarkan uang untuk sejumlah kegiatan warga.
"Belum lama ini, anaknya Pak Suswono mau umroh. Dia menyuruh satpamnya minta bantuan saya untuk minta surat pengantar dari kelurahan. Saya bilang saja, enggak bisa. Saya cuma kasih surat pengantar ke kelurahan, biar dia yang urus sendiri. Habis seharusnya sama-sama mengerti, biar dikata di kelurahan gratis, yah paling tidak ada uang untuk petugas di sana, misalnya Rp 10 ribu. Ini, justru enggak ngasih sama sekali," paparnya.
Secara pribadi, Sofyan mengaku tak ada hal yang bisa dibanggakan kendati warganya menjadi menteri. "Mungkin itu sudah begitu orangnya," akunya.
Sofyan mengaku sulit menilai Suswono sebagai sosok pejabat negara yang jujur atau tidak. Sebab, Suswono sendiri memiliki sifat seorang yang tertutup.
"Saya agak susah menilai dia orang jujur atau bukan, terlibat atau tidak di kasus korupsi impor daging itu. Karena ini kan kasusnya mengenai ketua partainya, orang dekatnya juga. Nah, kalau jemaah seperti itu, enggak mungkin juga kalau dia enggak tahu, kan dia kader partai juga," kata Sofyan.
Bahkan, Suswono hampir tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan warga setempat. "Dia pulang ke rumahnya kalau Sabtu dan Minggu saja. Dia memang suka salat jamaah di masjid, tapi dia enggak pernah berbaur sama warga. Setelah salat, yah dia pulang sama pengawalnya," kata Sofyan yang juga menjadi salah seorang pengurus masjid setempat.
"Kalau berangkat atau pulang dia lewat depan sini, harus kami dulu yang menyapa dia. Dia enggak pernah ngobrol-ngobrol sama kita-kita. Kalau kami-kami sih sudah tahu dia, yah kami cuekin saja," tuturnya.
Ia mengungkapkan, Suswono hanya sekali menggelar acara di rumahnya dengan mengundang anak-anak yatim, yakni tak lama setelah dia diangkat menjadi menteri."Setelah dia jadi menteri, enggak pernah lagi mengadakan acara," jelasnya.
Sofyan mengaku sangat mengetahui perubahan drastis keluarga Suswono pada saat sebelum dan setelah menjadi menteri, termasuk harta dan kekayaannya. Namun, ia memilih tak mengungkapkan hal itu ke publik. "Saya enggak enak kalau ngomongin aib orang lain," ujarnya.
Spoiler for source:
Spoiler for comment:
tanggapan agan king pajajaran
Spoiler for :
santay saja no problemo gan
Spoiler for :
0
21.5K
205
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan