- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Anak Malang, 9 Tahun tak Berdaya dalam Ayunan


TS
kampuspeduli
Kisah Anak Malang, 9 Tahun tak Berdaya dalam Ayunan
Quote:

Ane minta
&
yah Gan, semoga menjadi perhatian Pemerintah & para dermawan yg ingin membantu


Quote:

Quote:

Quote:




Quote:
Quote:
Mak Rasem(70 tahun) hari itu kembali pergi ke sawah untuk menjadi kuli tandur (buruh tanam padi). Ia merasakan sakit di bagian punggung dan pundaknya. Tapi ia tak punya pilihan lain kecuali tetap menjadi buruh serabutan di sawah untuk menyambung kehidupan keluarganya. Hal ini ia lakukan semenjak setahun silam, ketika pak ekek(70 tahun) suaminya terpaksa berhenti bekerja sebagai penjual kangkung keliling karena kedua matanya yang tiba-tiba buta.
selain bersama Pak Ekek, Mak Rasem tinggal bersama cucu kesayangannya, Yulia. Gadis sembilan tahun ini mulai tinggal bersama Mak Rasem sejak lima tahun lalu, setelah ibu dan ayahnya meninggal didera sakit paru-paru. Yulia datang saat itu dalam kondisi sakit dan kekurangan gizi. Lima tahun bergulir, tubuh mungil yulia tidak banyak berubah. Kini, usia Yulia sudah sembilan tahun, berat badannya hanya 5,2 kilogram. pergelangan tangannya nyaris sebesar satu jari tangan orang dewasa. Tubuhnya kecil, hanya terlihat tonjolan-tonjolan tulang di sana sini berbalut kulit. Ia tak bisa bicara, tak bisa juga bergerak aktif, hanya menghabiskan sepanjang hidupnya dalam sebuah ayunan bayi dari sebuah kain sarung tua.


Sore itu Mak Rasem bergegas pulang dari sawah, pikirannya kacau. Setibanya di rumah ia terkejut melihat darah keluar cukup banyak dari mulut yulia
. Dalam ketidak mengertiannya, ia panik. Mak Rasem membersihkan mulut Yulia. Dengan sedih iapun pergi ke toko obat, mak mersem menceritakan kondisi yulia, ia pun meminta izin untuk berhutang obat karena tak punya uang sepeserpun. Tapi naas, obat yang mak mersem minta tak ada di situ.
Mak Rasem bergegas pulang menemui yulia kembali, tak bisa ku bayangkan bagaimana perasaan mak Rasem saat itu, kalau saja aku jadi dia, mungkin sepanjang jalan pulang akan bercucuran air mata.
Beberapa hari kemudian datanglah seorang calon kepala desa menemui mereka dan memberikan bantuan untuk pengobatan yulia, tak besar, hanya 100rb rupah, tapi dengan uang itu alhamdulillah mak rasem biasa membawa yulia berobat ke seorang bidan. dari sana lah akhirnya proses pengobatan pun di mulai dan informasi tentang yulia mulai menyebar hingga ke telinga relawan Kampus Peduli.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2013, 7 relawan Kampus Peduli kembali berangkat ke lokasi setelah sebulan sebelumnya datang untuk survey.
Agak kaget, rumah bilik kumuh itu kini sudah tak ada, berganti dengan rumah baru yang belum tuntas di bangun, Baru pondasi dan kerangkanya saja yang berdiri. Nampak mak Rasem, pak ekek dan yulia tengah berdiam di depan rumah tetangga yang juga terbuat dari bilik dan berlantai tanah.
dalam percakapan yang mengalir, Spontan Aku bertanya “mak, bagaimana perasaan emak sekarang?”.Mak Rasem pun menjawab “ kalo sedih ya pasti, emak suka ngelamun, bengong, kadang mikir ke depan nya akan bagaimana ya hidup emak, bagaimana kalau emak meninggal, siapa yang mau merawat yulia? Si kakek sudah tidak bisa melihat, ngasih susu aja suka salah ga ke mulut yulia.”
Kami lalu melanjutkan per berbincangan bertanya kabar tentang kondisi emak sekeluarga sekarang. Masya Allah, mereka sekarang bahkan tak memiliki sabun dan yang lain nya untuk mandi, pantas saja badan yulia terlihat kotor dan bau, terutama di bagian kepala. Kami pun membagi tim menjadi dua, 1 tim pergi ke kota untuk mebeli buah, susu, bubur bayi, perlengkapan mandi dan obat, sedangkan tim yang lain mencoba tertawa bersama menghibur mak Rasem sambil membantu menggunting kuku yulia yang panjang dan kotor.

di ayunan dengan kain butut seperti inilah selama 9 tahun yuliamenghabiskan waktunya..

mak rasemsaat berkisah tentang semua kejadian hidup yang di alami dia, suami dan cucu tercintanya

meski sambil tersenyum dan tertawa, tetap saja mak rasemtak bs menyembunyikan kepedihan hidup dari sorot mata dan raut wajah..

pak ekek, kini tak bisa lagi melihat, tak bisa lagi berjualan kangkung keliling kampung dengan sepedahnya..

selalu menetes air mata melihat foto ini
, semoga Allah mengangkat mereka pada derajat kemuliaan yang lebih tinggi, di dunia dan akhirat..

senyum dan celotehan penghibur inilah yang selalu mak rasemtujukan untuk yulia. hanya itu yang sekarang bisa ia berikan untuk membahagiakan cucunya

ini foto saat mak rasembilang "mak suka ngelamun, bengong, kadang mikir ke depan nya akan bagaimana ya hidup emak, bagaimana kalau emak meninggal, siapa yang mau merawat yulia? Si kakek sudah tidak bisa melihat, ngasih susu aja suka salah ga ke mulut yulia.”

di ayunan ini hampir iatak pernah bergerak, tak bisa juga berucap, hanya mata yang berputar kesana kemari..


selain bersama Pak Ekek, Mak Rasem tinggal bersama cucu kesayangannya, Yulia. Gadis sembilan tahun ini mulai tinggal bersama Mak Rasem sejak lima tahun lalu, setelah ibu dan ayahnya meninggal didera sakit paru-paru. Yulia datang saat itu dalam kondisi sakit dan kekurangan gizi. Lima tahun bergulir, tubuh mungil yulia tidak banyak berubah. Kini, usia Yulia sudah sembilan tahun, berat badannya hanya 5,2 kilogram. pergelangan tangannya nyaris sebesar satu jari tangan orang dewasa. Tubuhnya kecil, hanya terlihat tonjolan-tonjolan tulang di sana sini berbalut kulit. Ia tak bisa bicara, tak bisa juga bergerak aktif, hanya menghabiskan sepanjang hidupnya dalam sebuah ayunan bayi dari sebuah kain sarung tua.



Sore itu Mak Rasem bergegas pulang dari sawah, pikirannya kacau. Setibanya di rumah ia terkejut melihat darah keluar cukup banyak dari mulut yulia

Mak Rasem bergegas pulang menemui yulia kembali, tak bisa ku bayangkan bagaimana perasaan mak Rasem saat itu, kalau saja aku jadi dia, mungkin sepanjang jalan pulang akan bercucuran air mata.

Beberapa hari kemudian datanglah seorang calon kepala desa menemui mereka dan memberikan bantuan untuk pengobatan yulia, tak besar, hanya 100rb rupah, tapi dengan uang itu alhamdulillah mak rasem biasa membawa yulia berobat ke seorang bidan. dari sana lah akhirnya proses pengobatan pun di mulai dan informasi tentang yulia mulai menyebar hingga ke telinga relawan Kampus Peduli.

Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2013, 7 relawan Kampus Peduli kembali berangkat ke lokasi setelah sebulan sebelumnya datang untuk survey.
Agak kaget, rumah bilik kumuh itu kini sudah tak ada, berganti dengan rumah baru yang belum tuntas di bangun, Baru pondasi dan kerangkanya saja yang berdiri. Nampak mak Rasem, pak ekek dan yulia tengah berdiam di depan rumah tetangga yang juga terbuat dari bilik dan berlantai tanah.
dalam percakapan yang mengalir, Spontan Aku bertanya “mak, bagaimana perasaan emak sekarang?”.Mak Rasem pun menjawab “ kalo sedih ya pasti, emak suka ngelamun, bengong, kadang mikir ke depan nya akan bagaimana ya hidup emak, bagaimana kalau emak meninggal, siapa yang mau merawat yulia? Si kakek sudah tidak bisa melihat, ngasih susu aja suka salah ga ke mulut yulia.”

Kami lalu melanjutkan per berbincangan bertanya kabar tentang kondisi emak sekeluarga sekarang. Masya Allah, mereka sekarang bahkan tak memiliki sabun dan yang lain nya untuk mandi, pantas saja badan yulia terlihat kotor dan bau, terutama di bagian kepala. Kami pun membagi tim menjadi dua, 1 tim pergi ke kota untuk mebeli buah, susu, bubur bayi, perlengkapan mandi dan obat, sedangkan tim yang lain mencoba tertawa bersama menghibur mak Rasem sambil membantu menggunting kuku yulia yang panjang dan kotor.
Quote:
mohon do'a, semoga misi bantuan Kampus Peduliuntuk keluarga ini tercapai, mereka terbantu dengan optimal..
rekening bantuan :
BNI 6248243664, a.n Mochammad Iqbal
Mandiri 1300010894791, a.n Mochammad Iqbal
BCA 7771155344 a.n Mochammad Iqbal
cp : syahri choirini 0877-2200-2556,
confirmasi transfer ke dean 085692111381
alamat mak rasem di kampung cukang galeuh RT 18/05, sindang sari, kutawaluya, karawang.





rekening bantuan :
BNI 6248243664, a.n Mochammad Iqbal
Mandiri 1300010894791, a.n Mochammad Iqbal
BCA 7771155344 a.n Mochammad Iqbal
cp : syahri choirini 0877-2200-2556,
confirmasi transfer ke dean 085692111381
alamat mak rasem di kampung cukang galeuh RT 18/05, sindang sari, kutawaluya, karawang.





Spoiler for kisah anak malang, 9 tahun tak Berdaya dalam Ayunan:

di ayunan dengan kain butut seperti inilah selama 9 tahun yuliamenghabiskan waktunya..

Spoiler for kisah anak malang, 9 tahun tak Berdaya dalam Ayunan:

mak rasemsaat berkisah tentang semua kejadian hidup yang di alami dia, suami dan cucu tercintanya
Spoiler for kisah anak malang, 9 tahun tak Berdaya dalam Ayunan:

meski sambil tersenyum dan tertawa, tetap saja mak rasemtak bs menyembunyikan kepedihan hidup dari sorot mata dan raut wajah..
Spoiler for kisah anak malang, 9 tahun tak Berdaya dalam Ayunan:

pak ekek, kini tak bisa lagi melihat, tak bisa lagi berjualan kangkung keliling kampung dengan sepedahnya..
Spoiler for kisah anak malang, 9 tahun tak Berdaya dalam Ayunan:

selalu menetes air mata melihat foto ini

Spoiler for kisah anak malang, 9 tahun tak Berdaya dalam Ayunan:

senyum dan celotehan penghibur inilah yang selalu mak rasemtujukan untuk yulia. hanya itu yang sekarang bisa ia berikan untuk membahagiakan cucunya

Spoiler for kisah anak malang, 9 tahun tak Berdaya dalam Ayunan:

ini foto saat mak rasembilang "mak suka ngelamun, bengong, kadang mikir ke depan nya akan bagaimana ya hidup emak, bagaimana kalau emak meninggal, siapa yang mau merawat yulia? Si kakek sudah tidak bisa melihat, ngasih susu aja suka salah ga ke mulut yulia.”
Spoiler for kisah anak malang, 9 tahun tak Berdaya dalam Ayunan:
Spoiler for kisah anak malang, 9 tahun tak Berdaya dalam Ayunan:

di ayunan ini hampir iatak pernah bergerak, tak bisa juga berucap, hanya mata yang berputar kesana kemari..



Quote:
mohon do'a, semoga misi bantuan Kampus Peduliuntuk keluarga ini tercapai, mereka terbantu dengan optimal..
rekening bantuan :
BNI 6248243664, a.n Mochammad Iqbal
Mandiri 1300010894791, a.n Mochammad Iqbal
BCA 7771155344 a.n Mochammad Iqbal
cp : syahri choirini 0877-2200-2556,
confirmasi transfer ke dean 085692111381
alamat mak rasem di kampung cukang galeuh RT 18/05, sindang sari, kutawaluya, karawang.





rekening bantuan :
BNI 6248243664, a.n Mochammad Iqbal
Mandiri 1300010894791, a.n Mochammad Iqbal
BCA 7771155344 a.n Mochammad Iqbal
cp : syahri choirini 0877-2200-2556,
confirmasi transfer ke dean 085692111381
alamat mak rasem di kampung cukang galeuh RT 18/05, sindang sari, kutawaluya, karawang.





UPDATEkisah tentang keluarga mereka #1
UPDATE kisah tentang keluarga mereka #2
UPDATE foto-foto keluarga mereka besrta relawan Kampus Peduli
UPDATE kisah tentang keluarga mereka #2
UPDATE foto-foto keluarga mereka besrta relawan Kampus Peduli
[CENTER]SUMBER[/CENTER]
Diubah oleh kampuspeduli 03-03-2013 02:10
0
14K
Kutip
238
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan