- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
(Jokowi Lagi) Bayi Meninggal Karena Ditolak Rumah Sakit


TS
gusrak54
(Jokowi Lagi) Bayi Meninggal Karena Ditolak Rumah Sakit
Quote:
Original Posted By noxa► Selasa, 28 Februari 2012 16:39:07 WIB BEKASI (Pos Kota) – Meninggalnya Keanu Febrian, bayi pasangan Mirta Adinata,31, dan Siti Khodijah, 32, warga Perumahan Bekasi Jaya Indah (BJI) Kampung Crewet Jalan Melur 1 Blok F 40 RT 03/ RW 14 Kelurahan Duren Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi, menyisakan masalah. Pasalnya, meninggalnya Keanu lantaran pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bela yang ada di Jalan Ir H. Juanda Bekasi Timur, menolak perawatannya karena tidak ada uang.
Almarhum Keanu yang lahir secara caesar di RS Sentosa Durenjaya, Bekasi Timur Rabu (22/2), meninggal pukul 10.00 WIB umat (24/2). Sebelumny sempat disarankan dirujuk oleh pihak rumah sakit, karena menderita kelainan pada jantung dan paru-parunya.
“Kata Rumah Sakit Sentosa dia nggak punya alat ventilator dan ruang khusus perawatan anak ICU,” ujar Mirta sang ayah yang dihubungi Selasa (28/2).
Karena keterbatasan alat itulah, maka kemudian pihak RS Sentosa menghubungi beberapa rumah sakit yang punya alat tersebut. “Tapi semua rumah sakit yang dihubungi, termasuk RSUD Kota Bekasi semuanya penuh. Saya aneh masa Kota sebesar ini rumah sakit penuh semua,” imbuhnya dengan nada sedih.
Karena panik Mirta kemudian berinisiatif datang ke RS Ibu dan Anak Bela yang ada di Jalan Ir H. Juanda Bekasi Timur. Mirta datang pukul 02.00 Jumat dinihari. “Saya pas datang langsung dintanya-tanya tentang riwayat anak saya. Setelah itu rumah sakit langsung menyarankan saya untuk bayar uang muka Rp7 juta sampai Rp10 juta,” katanya.
Selain itu Mirta juga diwajibkan membayar uang menginap untuk perawatan perharinya sebesar Rp 2 juta. “Itu semua belum termasuk biaya obat dan perawatan anak saya,” lanjutnya. Namun, mungkin karena penampilan sang ayah yang tidak meyakinkan tiba-tiba pihak rumah sakit mengatakan bahwa semua ruang rawat inap untuk bayi sudah penuh.
“Saya sempat ngemis-ngemis ke rumah sakit, saya janji saya bayar asal anak saya ditolong. Tapi tetap saja dia menolak,” sesal Marti.
Anggota Komisi B DPRD Kota Bekasi, Rony Hermawan, sangat menyesalkan kejadian ini. “Rumah sakit swasta itu harus memenuhi ketentuan Corporate Social Responsibility (CSR),” katanya dalam pesan di blackberry massangger.
Rony juga berjanji akan menegur rumah sakit yang menolak menangani pasien. “Kita akan undang semua rumah sakit swasta agar melaksanakan CSR,” lanjutnya.
Ia juga meminta agar pemerintah memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat Kota Bekasi. “Alokasi anggaran pemerintah yang belum merupakan kebutuhan dasar, harus ditinjau kembali dan dialihkan ke anggaran yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan,” katanya.
Sementara itu pihak RSIA Bela, melalui costumer service bernama Lidia Valentina tidak mau memberikan keterangan seputar adanya permintaan uang muka kepada calon pasien. “Begini ya, saya tanya sama ayahnya dan saya belum mau memberikan keterangan apapun kepada wartawan,” katanya dengan nada marah, saat ditanya melalui sambungan telpon.
Lidia menyatakan meninggalnya Keanu bukan terjadi akibat adanya penolakan rumah sakitnya. “Itu terjadi bukan karena kita nolak. Tapi kan memang sudah penuh, kita mau bilang apa kalau emang kenyataannya penuh,” katanya sambil menutup telepon.
Meskipun sudah memberikan bantahan, namun pihak keluarga masih mempertanyakan tidak adanya upaya apapun dari RSIA Bela, termasuk upaya untuk menawarkan rujukan. Karena tidak mungkin ada rumah sakit yang tidak punya jaringan dengan rumah sakit lain. “Saya berharap ini kejadian terakhir dan tidak terulang di kemudian hari,” kata ayah korban, Marti.
Semua biaya pengobatan ditanggung keluarga, beruntung pihak perusahaan mau memberikan pinjaman sebesar Rp4 juta yang harus dibayar secara dicicil. “Tabungan saya habis terkuras, tapi katanya nanti ada bantuan dari Jamsostek, tapi ini masih diurus sama perusahaan,” tutupnya. (Dieni)
Almarhum Keanu yang lahir secara caesar di RS Sentosa Durenjaya, Bekasi Timur Rabu (22/2), meninggal pukul 10.00 WIB umat (24/2). Sebelumny sempat disarankan dirujuk oleh pihak rumah sakit, karena menderita kelainan pada jantung dan paru-parunya.
“Kata Rumah Sakit Sentosa dia nggak punya alat ventilator dan ruang khusus perawatan anak ICU,” ujar Mirta sang ayah yang dihubungi Selasa (28/2).
Karena keterbatasan alat itulah, maka kemudian pihak RS Sentosa menghubungi beberapa rumah sakit yang punya alat tersebut. “Tapi semua rumah sakit yang dihubungi, termasuk RSUD Kota Bekasi semuanya penuh. Saya aneh masa Kota sebesar ini rumah sakit penuh semua,” imbuhnya dengan nada sedih.
Karena panik Mirta kemudian berinisiatif datang ke RS Ibu dan Anak Bela yang ada di Jalan Ir H. Juanda Bekasi Timur. Mirta datang pukul 02.00 Jumat dinihari. “Saya pas datang langsung dintanya-tanya tentang riwayat anak saya. Setelah itu rumah sakit langsung menyarankan saya untuk bayar uang muka Rp7 juta sampai Rp10 juta,” katanya.
Selain itu Mirta juga diwajibkan membayar uang menginap untuk perawatan perharinya sebesar Rp 2 juta. “Itu semua belum termasuk biaya obat dan perawatan anak saya,” lanjutnya. Namun, mungkin karena penampilan sang ayah yang tidak meyakinkan tiba-tiba pihak rumah sakit mengatakan bahwa semua ruang rawat inap untuk bayi sudah penuh.
“Saya sempat ngemis-ngemis ke rumah sakit, saya janji saya bayar asal anak saya ditolong. Tapi tetap saja dia menolak,” sesal Marti.
Anggota Komisi B DPRD Kota Bekasi, Rony Hermawan, sangat menyesalkan kejadian ini. “Rumah sakit swasta itu harus memenuhi ketentuan Corporate Social Responsibility (CSR),” katanya dalam pesan di blackberry massangger.
Rony juga berjanji akan menegur rumah sakit yang menolak menangani pasien. “Kita akan undang semua rumah sakit swasta agar melaksanakan CSR,” lanjutnya.
Ia juga meminta agar pemerintah memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat Kota Bekasi. “Alokasi anggaran pemerintah yang belum merupakan kebutuhan dasar, harus ditinjau kembali dan dialihkan ke anggaran yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan,” katanya.
Sementara itu pihak RSIA Bela, melalui costumer service bernama Lidia Valentina tidak mau memberikan keterangan seputar adanya permintaan uang muka kepada calon pasien. “Begini ya, saya tanya sama ayahnya dan saya belum mau memberikan keterangan apapun kepada wartawan,” katanya dengan nada marah, saat ditanya melalui sambungan telpon.
Lidia menyatakan meninggalnya Keanu bukan terjadi akibat adanya penolakan rumah sakitnya. “Itu terjadi bukan karena kita nolak. Tapi kan memang sudah penuh, kita mau bilang apa kalau emang kenyataannya penuh,” katanya sambil menutup telepon.
Meskipun sudah memberikan bantahan, namun pihak keluarga masih mempertanyakan tidak adanya upaya apapun dari RSIA Bela, termasuk upaya untuk menawarkan rujukan. Karena tidak mungkin ada rumah sakit yang tidak punya jaringan dengan rumah sakit lain. “Saya berharap ini kejadian terakhir dan tidak terulang di kemudian hari,” kata ayah korban, Marti.
Semua biaya pengobatan ditanggung keluarga, beruntung pihak perusahaan mau memberikan pinjaman sebesar Rp4 juta yang harus dibayar secara dicicil. “Tabungan saya habis terkuras, tapi katanya nanti ada bantuan dari Jamsostek, tapi ini masih diurus sama perusahaan,” tutupnya. (Dieni)
yang ini gara2 Jokowi bukan?
0
1.3K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan