- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Penampakan Pesawat Buatan PT DI Saat Dipakai oleh Penjaga Pantai Korea


TS
99kbps
Ini Penampakan Pesawat Buatan PT DI Saat Dipakai oleh Penjaga Pantai Korea
Spoiler for Buka dulu:


Quote:
Semoga ga repost 

Spoiler for repost:
Quote:

Jakarta - Korea Selatan sudah lama menjadi konsumen setia PT Dirgantara Indonesia (Persero). Bahkan, Korea Selatan telah menggunakan CN-235 untuk penjaga pantai alias Korean Coast Guard. Seperti apa pesawat tersebut?
Berdasarkan situs resmi PT Dirgantara Indonesia yang dikutip detikFinance, Senin (18/2/2013), bisnis inti PT DI adalah memproduksi pesawat terbang yang meliputi lini usaha CN-235, N250, NC-212, dan helikopter.

Bisnis plasma meliputi lini usaha Manufacturing Services, Component Manufacturing, Tools Manufacturing, Aircraft Services, Technology & Engineering Services, Interior, Special Mission Aircraft, sistem antariksa, teknologi informasi, sistem hankam, dan pusat pendidikan dan pelatihan teknologi maju (ATEC).
Pada 2009, PT Dirgantara Indonesia mulai mengerjakan satu dari empat pesawat CN-235 yang merupakan pesanan baru dari Korea Selatan. Penyerahan pesanan baru untuk Korean Coast Guard berlangsung secara berjangka mulai November 2010.

Kontrak penjualan empat pesawat CN-235 untuk Korea Selatan itu mencapai US$ 90 juta. Kontrak itu berlangsung setelah PT DI sebelumnya menjual delapan pesawat CN-235 hasil karya anak bangsa ke Korea Selatan.
Selain itu, PT DI juga aktif terlibat dalam pengadaan tender pesawat di beberapa negara, seperti Thailand.
"Pekerjaan agak besar. Kita punya backlog (pekerjaan yang belum dilakukan) di atas Rp 8 triliun tapi belum efektif. Baru efektif tahun ini dikerjakan. Itu kebanyakan dari TNI. Ada Cassa 212, Cassa 235, CN295, Helikopter Bell, Super Puma, Cogar. Itu ada macam-macam," kata Direktur Utama Dirgantara Indonesia Budi Santosa di Kantor Pusat Dirgantara Indonesia, Jalan Pajajaran Bandung akhir pekan lalu.
Meskipun dengan peralatan yang cukup tua, Budi menuturkan, PT DI berusaha untuk melakukan peremajaan terhadap peralatan yang dimilikinya sehingga bisa menghasilkan produk yang lebih kompetitif.
Quote:
Salut buat PT DI yg tetap berusaha eksis ditengah segala keterbatasan yang ada 

[URL="http://finance.detik..com/read/2013/02/18/154606/2173046/1036/ini-penampakan-pesawat-buatan-pt-di-saat-dipakai-oleh-penjaga-pantai-korea?f9911013"]Sumber[/URL]
Quote:
Ada yg mw nambahin nih 
Amrik juga make
Semoga skripsinya cepet kelar gan

Quote:
Amrik juga make

Quote:
Original Posted By awasdhack►
Sebelumnya ikut nimbrung nih gan soalnya ane lagi skripsi mengenai sejarah Industri pesawat terbang nusantara.
Proyek CN-235 itu merupakan sebuah proyek bersama antara IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) dengan Casa Spanyol (sekarang Airbus Military *CMIIW) yang dimulai pada tahun 1980. Proyek tersebut merupakan usaha patungan 50:50 dimana kedua belah pihak melakukan pengembangan desain sendiri sebuah pesawat yang benar-benar sama sekali baru. Jadi mereka sudah membagi bagian mana yang dikembangkan IPTN dan juga CASA. Selanjutnya bagian2 yang dikerjakan masing2 tersebut dikirimkan ke IPTN maupun CASA untuk melakukan perakitan. Jadi salah kalau agan bilang proyek ini dapat laku karena menumpang nama CASA saja, karena Casa pada saat itu juga merupakan sebuah industri pesawat terbang yang masih kecil.
Sedangkan C-295 merupakan perkembangan proyek CN-235 yang dilakukan oleh CASA sendiri. Indonesia sendiri sebenarnya sudah melakukan pengembangan CN-235 yang serupa bahkan lebih tinggi teknologinya, pesawat tersebut dikenal dengan nama N-250. Proyek tersebut sudah dilakukan oleh IPTN jauh sebelum C-295 ini ada. Tapi sayangnya proyek ini gagal berlanjut karena krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 97/98 sehingga pemerintah sebagai pemberi modal menghentikan proyek tersebut. Padahal pada saat itu IPTN butuh 15% lagi untuk tahap sertifikasi agar pesawat tersebut dapat diproduksi dan dijual kepasaran.
Sebagai tambahan informasi, IPTN merupakan sebuah perusahaan yang disegani industri pesawat terbang asing pada tahun 1990an dengan adanya pesawat N-250. Karena pesawat tersebut merupakan pesawat komuter yang tercanggih dikelasnya melalui sistem Fly by Wire. Pesawat ini sendiri pada akhir tahun 97 telah laku dipesan sebanyak 192 buah. Bahkan Amerika Serikat dan Jerman tertarik untuk melakukan kerja sama untuk mendirikan pabrik untuk memproduksi pesawat terbang ini. Untuk di Amerika IPTN mendirikan AMRAI sedangkan di Jerman IPTN mendirikan ASL. IPTN pada saat itu mendapatkan pengakuan di dunia kedirgantaraan Internasional.
Sedangkan untuk CN-235, pesawat tersebut sudah laku lebih dari 250 unit pesawat terbang. Jumlah tersebut merupakan total dari penjualan yang dilakukan CASA dan IPTN, karena didalam kerja sama tersebut setiap perusahaan mendapatkan persenan dari penjualan CN-235. Jumlah tersebut sudah melampaui Break Event Point, sehingga sekarang CASA dan IPTN sudah tinggal mengambil keuntungan dari produk tersebut.
Mungkin segitu saja yang informasi yang saya dapatkan selama ini, untuk yang mau menanyakan lebih lanjut mengenai IPTN insyaallah saya dapat membantu.
Sebelumnya ikut nimbrung nih gan soalnya ane lagi skripsi mengenai sejarah Industri pesawat terbang nusantara.
Proyek CN-235 itu merupakan sebuah proyek bersama antara IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) dengan Casa Spanyol (sekarang Airbus Military *CMIIW) yang dimulai pada tahun 1980. Proyek tersebut merupakan usaha patungan 50:50 dimana kedua belah pihak melakukan pengembangan desain sendiri sebuah pesawat yang benar-benar sama sekali baru. Jadi mereka sudah membagi bagian mana yang dikembangkan IPTN dan juga CASA. Selanjutnya bagian2 yang dikerjakan masing2 tersebut dikirimkan ke IPTN maupun CASA untuk melakukan perakitan. Jadi salah kalau agan bilang proyek ini dapat laku karena menumpang nama CASA saja, karena Casa pada saat itu juga merupakan sebuah industri pesawat terbang yang masih kecil.
Sedangkan C-295 merupakan perkembangan proyek CN-235 yang dilakukan oleh CASA sendiri. Indonesia sendiri sebenarnya sudah melakukan pengembangan CN-235 yang serupa bahkan lebih tinggi teknologinya, pesawat tersebut dikenal dengan nama N-250. Proyek tersebut sudah dilakukan oleh IPTN jauh sebelum C-295 ini ada. Tapi sayangnya proyek ini gagal berlanjut karena krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 97/98 sehingga pemerintah sebagai pemberi modal menghentikan proyek tersebut. Padahal pada saat itu IPTN butuh 15% lagi untuk tahap sertifikasi agar pesawat tersebut dapat diproduksi dan dijual kepasaran.
Sebagai tambahan informasi, IPTN merupakan sebuah perusahaan yang disegani industri pesawat terbang asing pada tahun 1990an dengan adanya pesawat N-250. Karena pesawat tersebut merupakan pesawat komuter yang tercanggih dikelasnya melalui sistem Fly by Wire. Pesawat ini sendiri pada akhir tahun 97 telah laku dipesan sebanyak 192 buah. Bahkan Amerika Serikat dan Jerman tertarik untuk melakukan kerja sama untuk mendirikan pabrik untuk memproduksi pesawat terbang ini. Untuk di Amerika IPTN mendirikan AMRAI sedangkan di Jerman IPTN mendirikan ASL. IPTN pada saat itu mendapatkan pengakuan di dunia kedirgantaraan Internasional.
Sedangkan untuk CN-235, pesawat tersebut sudah laku lebih dari 250 unit pesawat terbang. Jumlah tersebut merupakan total dari penjualan yang dilakukan CASA dan IPTN, karena didalam kerja sama tersebut setiap perusahaan mendapatkan persenan dari penjualan CN-235. Jumlah tersebut sudah melampaui Break Event Point, sehingga sekarang CASA dan IPTN sudah tinggal mengambil keuntungan dari produk tersebut.
Mungkin segitu saja yang informasi yang saya dapatkan selama ini, untuk yang mau menanyakan lebih lanjut mengenai IPTN insyaallah saya dapat membantu.
Semoga skripsinya cepet kelar gan

Diubah oleh 99kbps 30-04-2013 02:16
0
21K
Kutip
202
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan