- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pesta 15.000 Jenang di Hari Jadi Kota Solo


TS
sandfiey
Pesta 15.000 Jenang di Hari Jadi Kota Solo
Quote:
Quote:

Quote:
Pagi ini ribuan warga Solo dan sekitarnya larut dalam uforia kemeriahan hari jadi kota Solo ke-268. Ya, hari ini, 17 Februari 2013 digelar puncak acara HUT Solo berupa Festival Jenang Solo. Ada 15.000 jenang gratis yang disiapkan sebagai ungkapan rasa syukur dan mangayubagyo hari jadi kota Solo. Ribuan warga pun tumpah ruah memadati koridor Ngarsopuro Solo, tempat festival ini dilangsungkan.
Acara dimulai dengan parade busana dari bahan daur ulang dan aneka bahan tradisional. Tau nggak bahan yang digunakan untuk kostum? besek (tempat menaruh makanan dr anyaman bambu), piring anyaman bambu, tumbu (tempat menaruh nasi dari bambu), kelobot jagung, gedebog pisang dan lain-lain. Dibelakang model busana daur ulang, diikuti prajurit kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Dan, sesaat setelah parade lewat masyarakat langsung menyerbu 100 stand yang disediakan untuk mencicipi berbagai jenis jenang yang disediakan.
Ratusan jenis jenang ini disediakan oleh masyarakat, dan untuk dinikmati masyarakat. Jenang ini dibuat oleh perwakilan kelurahan, kecamatan, organisasi profesi hingga paguyupan pasar tradisional yang ada di Solo. Total ada 15.000 pincuk jenang yang berhasil disajikan.
Berbagai jenang atau bubur yang turut disajikan diantaranya : jenang merah, sumsum, pati, jenang pelok isi buah mangga (ini jenis jenang yang sudah langka dipasaran), jenang mutiara, jenang sagu, jenang telo, jenang ketan hitam, kacang ijo dan ratusan jenis jenang/bubur lainnya. Masyarakat bisa memilih sesuai selera. Saya sendiri mencicipi jenang pati yang katanya berkhasiat menghilangkan mulas diperut (kalau saya kali ini mulas karena laper..he..he). Jenang ini terbuat dari pati dan ditambahkan ketela yang diiris kecil - kecil, rasanya manis dan legit. Selesai melahap jenang pati lanjut jenang sumsum. Jenang ini sangat lembut dengan warna putih menggoda. Saya cukup mencicipi 2 jenis jenang saja, sementara teman-teman yang saya ajak ada yang sempat mencicipi empat sampai lima jenis jenang. Niat banget ya, mungkin ini sarapat sekaligus makan siang dan makan malam..he..he..
Salah satu panitia, Mayor Haristanto mengungkapkan bahwa festival kuliner berupa Solo Jenang Festival ini diharapkan menjadi media bagi masyarakat untuk mengenal berbagai jenis jenang sekaligus sebagai upaya untuk mengukuhkan kota Solo sebagai pusat kuliner di Indonesia. Selain itu, Festival yang telah dilaksanakan kali kedua ini diharapkan mampu menarik wisatawan untuk mengunjungi Solo. Nantinya, jika Festival ini diminati oleh wisatawan mancanegara, akan diorbitkan menjadi even internasional yang akan disebarkan lebih luas lagi sebagai salah satu even yang patut dikunjungi.
Oh ya, ada yang istimewa dari hari jadi kali ini. Solo bersama kota Jogja dan Bandung terpilih sebagai kota kreatif dunia versi UNESCO. Bergabung dengan jaringan kota kreatif dunia lainnya dalam Creative City Network. Berbeda dengan Jogja dan Solo menurut penuturan Irfan Sutikno dari Solo Creative City Network, Solo terpilih karena kota ini “creative by design” sudah di desain sejak jaman Belanda dengan tata kota yang rapi. Hal ini dibuktikan dengan pembuatan gorong-gorong yang terintegrasi dan pembangunan pasar yang sangat memperhatikan berbagai aspek mulai dari pengaturan cahaya hingga aspek sosial budaya.
Baiklah, selanjutnya biarlah gambar yang berbicara. Monggo, disimak beberapa dokumentasi kemeriahan Festival Jenang Solo 2013.
Salam.
Sugeng ambal warso kaping 268 kota Soloku.
Acara dimulai dengan parade busana dari bahan daur ulang dan aneka bahan tradisional. Tau nggak bahan yang digunakan untuk kostum? besek (tempat menaruh makanan dr anyaman bambu), piring anyaman bambu, tumbu (tempat menaruh nasi dari bambu), kelobot jagung, gedebog pisang dan lain-lain. Dibelakang model busana daur ulang, diikuti prajurit kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Dan, sesaat setelah parade lewat masyarakat langsung menyerbu 100 stand yang disediakan untuk mencicipi berbagai jenis jenang yang disediakan.
Ratusan jenis jenang ini disediakan oleh masyarakat, dan untuk dinikmati masyarakat. Jenang ini dibuat oleh perwakilan kelurahan, kecamatan, organisasi profesi hingga paguyupan pasar tradisional yang ada di Solo. Total ada 15.000 pincuk jenang yang berhasil disajikan.
Berbagai jenang atau bubur yang turut disajikan diantaranya : jenang merah, sumsum, pati, jenang pelok isi buah mangga (ini jenis jenang yang sudah langka dipasaran), jenang mutiara, jenang sagu, jenang telo, jenang ketan hitam, kacang ijo dan ratusan jenis jenang/bubur lainnya. Masyarakat bisa memilih sesuai selera. Saya sendiri mencicipi jenang pati yang katanya berkhasiat menghilangkan mulas diperut (kalau saya kali ini mulas karena laper..he..he). Jenang ini terbuat dari pati dan ditambahkan ketela yang diiris kecil - kecil, rasanya manis dan legit. Selesai melahap jenang pati lanjut jenang sumsum. Jenang ini sangat lembut dengan warna putih menggoda. Saya cukup mencicipi 2 jenis jenang saja, sementara teman-teman yang saya ajak ada yang sempat mencicipi empat sampai lima jenis jenang. Niat banget ya, mungkin ini sarapat sekaligus makan siang dan makan malam..he..he..
Salah satu panitia, Mayor Haristanto mengungkapkan bahwa festival kuliner berupa Solo Jenang Festival ini diharapkan menjadi media bagi masyarakat untuk mengenal berbagai jenis jenang sekaligus sebagai upaya untuk mengukuhkan kota Solo sebagai pusat kuliner di Indonesia. Selain itu, Festival yang telah dilaksanakan kali kedua ini diharapkan mampu menarik wisatawan untuk mengunjungi Solo. Nantinya, jika Festival ini diminati oleh wisatawan mancanegara, akan diorbitkan menjadi even internasional yang akan disebarkan lebih luas lagi sebagai salah satu even yang patut dikunjungi.
Oh ya, ada yang istimewa dari hari jadi kali ini. Solo bersama kota Jogja dan Bandung terpilih sebagai kota kreatif dunia versi UNESCO. Bergabung dengan jaringan kota kreatif dunia lainnya dalam Creative City Network. Berbeda dengan Jogja dan Solo menurut penuturan Irfan Sutikno dari Solo Creative City Network, Solo terpilih karena kota ini “creative by design” sudah di desain sejak jaman Belanda dengan tata kota yang rapi. Hal ini dibuktikan dengan pembuatan gorong-gorong yang terintegrasi dan pembangunan pasar yang sangat memperhatikan berbagai aspek mulai dari pengaturan cahaya hingga aspek sosial budaya.
Baiklah, selanjutnya biarlah gambar yang berbicara. Monggo, disimak beberapa dokumentasi kemeriahan Festival Jenang Solo 2013.
Salam.
Sugeng ambal warso kaping 268 kota Soloku.
Quote:
Quote:
GALERI HUT
Quote:
Spoiler for Pict+++:

Peragaan busaha dari bahan daur ulang seperti klobot (kulit jagung), gedebog pisang, tumbu (tempat nasi dari anyaman bambu)…kreatif ya
Spoiler for Pict+++:

Suasana Festival Jenang Solo 2013…padat pengunjung dan meriah
Spoiler for Pict+++:

Serbuuu..ada 15.000 pincuk jenang yang bisa dinikmati gratis
Spoiler for Pict+++:

Waini jenang abang…biasa untuk selametan
Spoiler for Pict+++:

Dapet..langsung dinikmati bersama teman-teman…yummi
Spoiler for Pict+++:

Bakule genit ya…ikut nampang bersama penyaji jenang
Quote:
Diubah oleh sandfiey 17-02-2013 20:32
0
3.9K
Kutip
57
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan