- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Akankah DEMOKRAT Usai Didominasi HMI Anas, akan Didominasi JIL Ulil Abshar Abdalla?


TS
yantique
Akankah DEMOKRAT Usai Didominasi HMI Anas, akan Didominasi JIL Ulil Abshar Abdalla?

Ulil Abshar Abdalla, tokoh JIL yang menyusup di jajaran elit Demokrat
Liberalisme Politik Ulil Cs di Demokrat
Sabtu, 16 Februari 2013 | 07:30 WIB
inilah..com, Jakarta - Nama Ulil Abshar-Abdalla sebelumnya dikenal dengan kiprahnya di Jaringan Islam Liberal (JIL). Sepak terjangnya di partai politik baru terlihat saat prahara Partai Demokrat. Ia pun hadir dengan politik liberal di partai segitiga biru itu. Lama tak terdengar sepak terjangnya dalam isu pembelaan terhadap kelompok minoritas, Ulil Abshar-Abdalla muncul di tengah prahara Partai Demokrat. Kader muda NU ini meminta agar Anas Urbaningrum mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. "Saya mengusulkan memang kemarin perlunya menonaktifkan Anas untuk konsentrasi mengurus masalah dugaan korupsi," kata Ulil dalam jumpa pers 'Pemulihan Partai Demokrat' di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/2/2013).
Ulil Abshar-Abdalla memang menjadi Ketua DPP Bidang Penelitian dan Pengembangan sejak Anas Urbaningrum terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Saat menggelar jumpa media, menantu KH Musthofa Bisri alias Gus Mus ini didampingi Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin, Sekretaris Departemen Hukum dan Ham DPP PD Rachland Nashidik, serta Sekretaris Departemen Ekonomi DPP PD Husni Thamrin. Ulil mengibaratkan Partai Demokrat saat ini seperti kapal yang hendak karam. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan partai ini, Ulil berpendapat perlu pergantian nahkoda. "Untuk itu dibutuhkan nakhoda baru yang bisa membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap Partai Demokrat," pinta Ulil.
Langkah Ulil ini tak jauh berbeda dengan suara koleganya di Partai Demokrat seperti yang dilakukan Ruhut Poltak Sitompul. Bahkan, Ruhut sejak tahun lalu menyuarakan agar Anas Urbaningrum mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Rupanya, untuk urusan politik Ulil memiliki kesamaan visi dengan Ruhut Poltak Sitompul. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan apa yang dilakukan Ulil Cs merupakan hal biasa dalam demokrasi. Hanya saja, Marzuki mengingatkan yang menentukan pergantian Ketua Umum adalah Majelis Tinggi. "Itu biasa, demokrasi. Yang tentukan (pergantian ketum) adalah Majelis Tinggi. Tidak ada, tidak ada skenario (penggantian)," kata Marzuki.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (Laksnu) Gugus Joko Waskito menilai manuver Ulil hanya mengejar sensasi dan salah momentum. "Manuver Ulil salah momentum, dia bisa jadi menari-nari, berselancar di atas gendang orang lain saat tsunami demokrat terjadi," sebut Gugus. Gugus menyebutkan sadar atau tidak, sosok seperti seorang Ulil dibutuhkan oleh kelompok-kelompok yang tidak suka dengan Anas Urbaningrum di DPP Demokrat. "Kalau Ulil perlu ruang berkreasi di Partai Demokrat, tidak harus cari sensasi saat partainya sedang berpolemik. Ulil lebih positif jika dia menonjolkan pemikiran-pemikirannya," kata Gugus. Liberalisme Ulil dalam hal pemikiran keagamaan, tak dapat dimungkiri. Namun politik liberal ala Ulil belakangan justru seperti menurunkan kasta politik Ulil yang semestinya ia bisa di atas derajat politik saat ini. Ulil semestinya harus lebih banyak belajar kepada yuniornya di kalangan Nahdliyin yang jauh lebih piawai dalam berpolitik.
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/1958581/liberalisme-politik-ulil-cs-di-demokrat#.USAYmx1vA9o[/url]
Ulil Ditunggangi
Sabtu, 16 Februari 2013 | 14:53 WIB
inilah..com, Jakarta - Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla dinilai ditunggangi oleh kubu yang ingin Anas Urbaningrum lengser dari kursi ketua umum. "Ulil dalam konteks ini sudah tidak posisikan diri lagi sebagai intelektual yang bebas, tetapi posisinya sebagai internal Demokrat. Anehnya, Ulil yang dikenal representasi politik liberal dan demokratis malah dukung politik dinasti," kata pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, di Jakarta, Sabtu (16/2/2013).
Sebagaimana diberitakan, Ulil mendesak Anas mundur. Ia menganggap popularitas dan elektabilitas partai yang turun, kesalahan Anas. Menurut Airlangga, Ulil yang dikenal representasi politik liberal dan demokratis, aneh. "(Ulil) malah dukung politik dinasti. Ini memancing respon masyarakat sipil," ujarnya. Manuver Ulil semakin menunjukkan ada pihak internal yang ingin menggulingkan Anas. Kalau elektabilitas turun, seharusnya menjadi momentum konsolidasi bersama. Upaya pelengseran Anas justru akan menimbulkan perpecahan, konflik akan terus berlanjut.
Langkah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambilalih kendali Demokrat dianggap blunder. Demokrat sulit untuk menjadi partai modern yang demokratis, politik dinasti tetap dipelihara. "Yang justru akan mengkritisi dan resisten atas sikap dan upaya SBY dengan kubunya termasuk Ulil adalah kekuatan masyarakat sipil karena dalam demokrasi ini telah terjadi intervensi kekuasaan," ucap Airlangga
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/1958720/ulil-ditunggangi#.USAYtR1vA9o[/url]
Ulil Diduga Bawa Kepentingan JIL ke Demokrat
Sabtu, 16 Februari 2013 20:45 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Sikap Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Ulil Abshar Abdalla yang terang-terangan meminta nakhoda baru, dinilai sebagai tindakan aneh. Manuver kubu Ulil seolah mencerminkan representasi JIL dan PSI di Partai Demokrat, untuk membedakan dengan kubu Anas yang HMI. "Walaupun sesungguhnya tidak sesederhana itu. HMI atau Kahmi itu plural, tidak mencerminkan sikap politik yang sama. HMI tidak dapat dibandingkan dengan JIL dari segi politik. Kalaupun dipaksakan, HMI jauh lebih punya pengalaman panjang dalam kehidupan berbangsa ketimbang JIL," kata Alfaan Alfian, pengamat politik Universitas Nasional, Sabtu (16/2/2013).
Sikap Ulil, lanjutnya, bisa saja memunculkan rasa emosional, terutama di kalangan HMI para loyalis Anas. Namun, Alfaan meminta HMI tidak bersikap reaktif. "Dalam kasus PD, ekspresi solidaritas dukungan ke Anas macam-macam. Saya khawatir kalau ada yang menunggangi. Karena itu, saya menyarankan HMI tidak ikut-ikut terlibat dalam pertikaian internal PD. Adapun Anas terkesan didzalimi iya, tapi ekspresi empati kepadanya tetap harus yang baik dan tidak emosional," saran Alfaan
http://www.tribunnews.com/2013/02/16...il-ke-demokrat
Ulil : Di Demokrat Cuma Ada Kubu SBY
(Tak ada Kubu Anas, apalagi Kubu HMI)
Friday, February 15, 2013 - 19:16
@IRNewscom I Jakarta: MUNCUL isu bahwa ada perpecahan di internal Partai Demokrat. Apalagi dengan keluarnya putusan 8 poin penyelematan dan 10 poin Pakta Integritas Majelis Tinggi Partai, sempat membuat runcing kabar bahwa ada kubu Ketua Dewan Pembina, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan kubu Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Namun, hal itu dibantah oleh Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Publik DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla. Menurutnya, di Demokrat itu tidak ada kubu-kubuan. "Kita itu tidak ada kubu-kubuan," tegas Ulil.
Ulil menjelaskan, bahwa saat ini di internal Demokrat saat ini hanya ada satu kubu, yakni kubu SBY. "Ya 33 DPD sudah tandatangan semua, DPC sudah, semua pengurus sudah, anggota fraksi Partai Demokrat di DPR juga sudah meneken. Artinya semua pihak sudah loyal pada SBY," ujarnya. Lebih lanjut, Ulil memastikan bahwa mundurnya Sekjen Partai Demokrat, Edhi Baskoro Yudoyhono yang biasa disapa Ibas dari DPR RI, bukan untuk menggantikan posisi Ketum yang saat ini dijabat Anas Urbaningrum. "Dia (Ibas) mundur itu bukan mau ambil posisi Anas, tetapi karena dia itu Sekjen partai yang ditunjuk untuk membantu menyelesaikan persoalan partai," tukasnya
http://indonesiarayanews.com/news/po...a-ada-kubu-sby
Ulil: Anas Masih Ketua, Demokrat Kian Terpuruk
Sabtu, 16 Februari 2013, 16:35 WIB

Anas, rival utama Ulil di Demokrat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suhu politik partai penguasa (Partai Demokrat/ PD) sedang memanas. Terlebih, pascapengambilalihan kewenangan Ketua Umum, Anas Urbaningrum oleh Ketua Majelis Tinggi, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Suara DPD dan DPC di berbagai daerah pun terpecah. Terutama terkait wacana pergantian posisi Ketua Umum Partai Demokrat.
Bahkan, Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP PD Ulil Abshar Abdalla telah menyerukan terkait pergantian ini. Ia Berharap agar SBY bisa memunculkan figur baru Ketua Umum Demokrat pengganti Anas Urbaningrum sebagai nahkoda baru untuk menyelamatkan partai.
Sebab, kondisi partai saat ini menurutnya sedang dalam kondisi terpuruk. Bahkan, bisa dikatakan turun drastis. "Saya dan beberapa teman dari DPD, DPC ingin ada perubahan nakhoda baru. Karena, partai telah terpuruk," ujarnya kepada Republika, Sabtu (16/2).
Sehingga, kata dia, diperlukan perubahan besar dalam tubuh partai dan pengemasan partai secara baru. "Perlu pengemasan partai secara baru," katanya menambahkan. Pergantian ini menurutnya, penting dilakukan untuk meningkatkan elektabilitas serta mengembalikan kejayaan partai. Terlebih selain Anas, banyak pengurus partai yang kompeten untuk menjadi ketua umum baru. Karena, kalau terus dibiarkan PD seperti ini akan semakin terpuruk dan hancur. "Banyak pengurus lama partai yang kita anggap mampu menjadi ketua umum baru," kata Ulil.
http://www.republika.co.id/berita/na...-kian-terpuruk
-----------------------
Ulil bermanuver seperti itu, karena demi tiket gratis ke Senayan dari Demokrat di Pemilu tahun depan, kayak tak tahu aja kalian semua!

Diubah oleh yantique 17-02-2013 06:56
0
3.2K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan