Sebelumnya, sebagai pengingat urutan dari Wali Songo:
- Sunan Gresik
- Sunan Ampel
- Sunan Giri
- Sunan Bonang
- Sunan Kalijaga
- Sunan Kudus
- Sunan Drajad
- Sunan Muria
- Sunan Gunung Jati
Wali Songo
Quote:
Raden Patah (Raja Demak) & Dewi Kian
Raden Patah merupakan murid Sunan Ampel. Alkisah, Prabu Brawijaya sebagai Raja Majapahit sangat senang mendapat isteri dari negeri Campa yang wajahnya dan kepribadiannya sangat memikat hati, sehingga isteri-isteri yang lainnya diceraikannya. Salah satu isterinya bernama Dewi Kian, seorang puteri Cina yang diberikan kepada Adipati Ario Damar di Palembang.
Ketika Dewi Kian diceraikan dan diberikan kepada Ario Damar, saat itu ia sedang hamil tiga bulan. Ario Damar menggauli puteri Cina itu sampai si jabang bayi terlahir kedunia. Bayi yang lahir dari Dewi Kian itulah yang nantinya bernama Raden Hasan atau lebih dikenal dengan nama " Raden Patah ", salah satu seorang dari murid Sunan Ampel yang kelak akan menjadi Raja di Demak Bintoro setelah Majapahit jatuh.
Sunan Kudus (Ja'far Sodiq) dan Kyai Ling Sing (Telingsing)
Disamping belajar agama kepada ayahnya sendiri, Ja'far Sodiq juga belajar kepada beberapa ulama terkenal. Diantaranya kepada Kiai Telingsing, Ki Ageng Ngerang dan Sunan Ampel.
Nama asil Kiai Telingsing ini adalah Ling Sing. Beliau adalah seorang ulama dari negeri cina yang datang ke pulau jawa bersama laksamana jenderal Cheng Hoo.
Sebagaimana disebutkan dalam sejarah, jenderal Cheng Hoo yang beragama Islam itu datang ke pulau jawa untuk mengadakan tali persahabatan dan menyebarkan agama Islam melalui perdagangan.
Di jawa, the Ling Sing cukup dipanggil dengan sebutan Telingsing. Banyak yang datang berguru seni kepada Kiai Telingsing, termasuk Ja'far Sodiq itu sendiri. Dengan belajar kepada ulama yang berasal dari cina itu, Raden Ja'far Sodiq mewarisi bagian dari sifat positif masyarakat cina yaitu ketekunan dan kedisiplinan dalam mengejar atau mencapai cita-cita.
Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) dan Putri Ong Tien (Nyi Ratu Rara Semanding)
Pernikahan antara puteri Ong Tien denga Sunan Gunung Jati terjadi pada tahun 1481 di negeri naga saat Sunan Gunung Jati berkunjung ke sana.
Dengan perkimpoian, itu sang Kaisar ingin menjalin erat hubungan baik antara Cirebon dan negeri Cina. Dengan demikian ini akan menguntungkan bangsa Cina dalam dunia perdagangan.
Sesudah kimpoi dengan Sunan Gunung Jati, puteri Ong Tien diganti namanya menjadi Nyi Ratu Rara Semanding. Pada tahun 1485 puteri Ong Tien meninggal dunia. Maka jika anda berkunjung ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon jangan lah merasa heran disana banyak ornamen cina dan nuansa cina lainnya.
Memang ornamen dan barang-barang antik itu berasal dari cina. Sebagian besar barang-barang peninggalan puteri Ong Tien yang dibawa dari negeri Cina itu sampai sekarang masih ada dan tersimpan di tempat yang aman. Istana dan Mesjid Cirebon kemudian dihiasi lagi dengan motif-motif hiasan dinding dari negeri Cina.
Terimakasih...semoga berkenan..