Bismillahirahmanirohim..
Frekuensi Perangkap Tikus merupakan album anti korupsi yang lagunya berasal dari musisi indie Indonesia. Album ini sendiri sudah dibikin dari tahun lalu. Ini salah satu ulasan mengenai album ini, daripada ane yang ngejelasin malah jadi ga mudeng ntar
Quote:
ALBUM REVIEW – FREKUENSI PERANGKAP TIKUS
0 Comments 13 March 2013
Adalah mustahil bagi saya untuk tidak berkomentar selepas melahap habis sepuluh lagu brilian yang berserakan di album kompilasi Frekuensi Penangkap Tikus. Album ini sendiri merupakan hasil kerjasama antara Indonesia Corruption Watch (ICW) dengan sejumlah musisi independen Indonesia sebagai wujud penolakan tegas mereka terhadap praktek korupsi yang telah menjadi genderuwo di tanah tercinta ini.
Seolah mewakili keberagaman yang telah ribuan tahun membentang di bumi nusantara, kesepuluh lagu di album ini hadir dalam wujud yang multi corak. Mulai dari “Di Sekolah-Sekolah” dari Adrian Yunan Faisal (Efek Rumah Kaca) yang membuat saya menyesal karena jarang belajar serius saat dulu sekolah, “Julius Alpha” dari Zeke Khaseli yang seruwet kasus Century, Iksan Skuter yang tampil dengan selera humor sarkastik lewat balada “Partai Anjing”, “Suap-Suap” dari Harlan Bin yang syahdu, hingga “Kings & Barbarians” dari Sajama Cut yang menjadi penutup manis di album ini.
Ngomong-ngomong, jika anda butuh lagu protes yang menyengat, “Mimpi Basah Pembangkang Sipil” dari Eye Feel Six (plus, Morgue Vanguard) adalah wajib untuk disikat. Ibarat granat tangan yang meledak di telinga, “Mimpi Basah Pembangkang Sipil” adalah tipikal nomor yang langsung menjebol dinding telinga anda sejak awal diputar. Kombinasi kucuran bensin rima sumpah serapah plus percikan api gitar berdistorsi yang menganga, menjadikan lagu ini provokasi sempurna jika anda benar-benar muak dengan para pemimpin nirkompeten berkedok nasionalis (dan/atau) agamis yang menjadi raja di negara mencret bertajuk Indonesia ini.
Dedengkot grunge Navicula tak luput ambil bagian. Terlepas endingnya yang datar dan agak kurang menggigit, “Mafia Hukum” adalah lagu protes yang hadir dalam bentuk yang matang: tempo sedang, riff sederhana dengan benturan distorsi yang terukur, plus lirik anthemic yang mengikat kepala. Sebuah lagu berbahaya yang cukup aman untuk didengar oleh mereka yang lemah jantungnya.
Jika Eye Feel Six tampil penuh sumpah serapah, dan Navicula hadir dalam amarah yang terukur, maka Morfem mungkin berdiri di tengah-tengahnya. Lewat “Kami Bosan Jadi Negara Dunia Ketiga”, Morfem bak menyuarakan rengekan manusia kelas pekerja yang muak setengah mampus dengan kondisi negara ini yang dari dulu segini-segini saja. Tipikal lagu menggelisahkan yang cocok untuk diputar di tengah jalanan ibu kota di kala terik siang.
Sementara Iwan Fals belakangan lebih senang membawakan lagu cinta sembari menjual produk kopi bubuk instan, dan sebagian kita (mungkin juga, termasuk saya) telah menjadi begitu persetan dengan kondisi negara ini, Frekuensi Penangkap Tikus hadir sebagai sinyal penanda zaman yang patut untuk diperhatikan. Sebuah sinyal penanda zaman yang mengabarkan bahwa negara kumuh ini – YA, NEGARA KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA – tidak sedang dalam kondisi yang baik-baik saja.
Spoiler for track list album kompilasi Frekuensi Perangkap Tikus:
1. Adrian - Di Sekolah-sekolah
2. Morfem - Kami Bosan jadi Negara Dunia Ketiga
3. Harlan - Suap-suap
4. Iksan - Partai Anjing
5. Risky Summerbee & The Honeythief - Subterfuge
6. Eye Feel Six feat. Morgue Vanguard - Mimpi Basah Pembangkang Sipil
7. Navicula - Mafia Hukum
8. Simponi - Vonis
9. Zeke Khaseli - Julius Alpha
10. Sajama Cut - Kings & Barbarians
Spoiler for Donlot album:
Klo mau donlot tinggal sedot aja disini, gratis gan
Caranya tinggal log in via facebook ato twter biar bisa donlot lagunyahttp: //beranijujur.net/id