- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
sebuah cerpen menjelang valentine


TS
deedeeisalready
sebuah cerpen menjelang valentine
inget besok hari valentine, eh gak sengaja nemu cerpen di laptop yang pernah ane buat beberapa waktu lalu.
karena ini terinspirasi dari kaskus, ane mau coba share, siapa tau ada yang senang membacanya..
Tika hanya tersenyum melihat beberapa postingan di thread yang dia buat di kaskus. Sejujurnya Tika hanya iseng untuk menjual foto pelanginya di kaskus, forum terbesar di Indonesia ini. Dan dia juga sengaja membuat postingan thread jual beli di thread lounge, agar banyak yang merespon. Walhasil Tika mendapat berbagai respon aneh-aneh dari beberapa kaskuser.
Tiba-tiba ada pesan yang masuk di inbox akunnya. Tika langsung membuka isi pesan berikut:
“wah gak nyangka ada yang tertarik nih.” Seraya mengambil ponselnya Tika langsung mengirim pesan ke orang yang akan membeli foto pelanginya itu.
...
“Panas banget hari ini” ujar Tika sambil memarkirkan motornya tepat di depan museum Affandi seraya menyeka keringat di dahinya. Dia melirik jam tangannya yang menunjukkan jam setengah 1. dan ternyata dia baru menyadari dia datang terlalu cepat. “Gak papalah. Cuma kecepetan setengah jam.” Ucap Tika pada dirinya sendiri guna menenangkan hatinya.
Setengah jam kemudian dia melihat sesosok lelaki yang sedang memarkir motor tak jauh dari tempatnya berdiri sembari turun dan berjalan kearahnya. Tika memperhatikan raut wajah lelaki tersebut. Terdapat wajah yang sendu dan sedikit pucat. Menggunakan kaos putih dan celana pendek hitam. Rambutnya ala “slick back” lurus dan tersisir rapi bak penyanyi band masa kini. Itu yang membuat Tika tersenyum. Dia berpikir betapa klimis nya lelaki tersebut jika hanya untuk bertemu dan bertransaksi padanya. “hai. Benar dengan Tikasenja?” ucap lelaki tersebut tepat setelah langkah terakhirnya terhenti di depan Tika. “iya benar. Dengan Yudhistira101? Atau siapa nama aslinya? Gak mungkinkan ada satu kosong satu nya kan?” balas tika sambil tersenyum. “hahaha. Namaku Yudhistira Rian. Panggil aja Rian. Oke? Kartika atau Senja?” ucap lelaki itu. “Nama ku Kartika Senja. Kamu bisa panggil tika aja, oke Rian?” ujar Tika.
“Karena hari ini sangat panas, bagaimana kalo kita cari warung burjo terdekat? Mungkin lebih menyenangkan kalo nego nya sambil minus es teh.” Sebuah seruan ide dari Rian. “ide bagus! Panas banget soalnya nih.” jawab Tika. Lalu mereka pergi menuju warung burjo tidak jauh dari tempat mereka bertemu.
Mereka duduk di depan warung burjo tersebut. Rian memulai melihat foto yang baru saja diserahkan Tika. “Kamu yakin hanya menjual 100 ribu untuk foto ini? Bagiku ini sangat mengagumkan. Foto pelangi Ini sangat indah dengan view dan rana yang pas” Rian berkata seraya memperhatikan foto tersebut dengan seksama.
Tika semula bingung dengan tanggapan Rian tentang foto itu. Karena dia tidak begitu mengerti dengan istilah-istilah yang di jelaskan oleh Rian. “ehem, aku tidak begitu mengerti tentang fotografi. Bagi ku itu adalah pelangi terindah yang berhasil aku foto terlepas dengan hal-hal tata cara teknik fotografi.” Tukas Tika. “hahaha. Sebenarnya tidak perlu harus mengerti tentang fotografi. Hal-hal yang indah itu bisa hadir kapan aja dan kita bisa rasakan tanpa kita pelajari. Bener gak?” kata Rian. “mm, kalau dipikir, ada benarnya juga tuh kata-kata mu. Boleh Tanya gak? Bapak kamu seniman ya?” Tika berkata. “eh kok kamu tau? Bapak ku seniman lukis. Kamu peramal ya? Jawab Rian dengan heran dan memasang muka takjub. “ew. Baru kali ini tebakan ku bener. Biasa nya aku cuma iseng bertanya soal bapak kamu anu, ibu kamu anu. Kan kayak si Wendy cagur itu loh.” Tika berkata seraya juga heran dengan tebakannya yang ternyata benar. ”haha. Kamu ternyata seneng bercanda juga" ujar Rian.
"Eh iya tentang pertanyaan tadi, apa hubungannya dengan bapakku seorang seniman?“ Tanya Rian. “oh iya, karena kamu jago membuat kata-kata tentang keindahan tadi. seperti anak seorang seniman aja.” Jawab Tika seraya menyeruput es teh nya. “ah kamu nya aja yang suka mengubung-hubungkan. Padahal tadi aku juga kebetulan aja berkata seperti itu. Haha” kata Rian. Lalu mereka berdua pun tertawa bersama.
setelah mereka bernegosiasi sambil ngobrol, Rian pun meminta izin pamit pada Tika. “Kartika senja Disore Hari yang indah, aku pamit dulu ya.” Canda Rian sambil menjabat jemari Tika. “apa-apaan nama ku jadi panjang begitu? Hahaha. Oke deh semoga foto ku itu bermanfaat buat kamu ya. Bye!” Tika berkata seraya memacu motor nya. “iya mbak tika bla bla..!” teriak rian sambil tersenyum.
…..
“tik, Tika. Mau liat foto pelangi yang indah banget gak? Sumpah bagus banget tik. Kamu mesti liat!” kata Rina sambil menarik lengan baju Tika. “rin. Kamu sahabat yang menyebalkan kan ya? Kamu gak liat aku lagi kerja nih. Udah bosen mau liat-liat foto begituan.” Jawaban ketus Tika sambil sibuk membenarkan rancangan gambar di komputernya. “ya elah. Istirahat bentar kenapa? Dari tadi sibuk banget ngerjain kerjaan mu. Lagian bos kita juga baru balik ke Indonesia minggu depan. Ini loh foto yang indah dan mengharukan. Soalnya ini foto yang ada wasiat nya.” Kata Rina sambil serius memperhatikan foto itu di layar komputernya. “paling copas dari internet aja tuh gambarnya. Trus di tambahin wasiat segala.” Tika menjawab dengan muka serius sambil memainkan mouse komputernya. “hiks. Kamu belum baca sih tik. Aku sedih banget bacanya nih. Jadi orangnya udah mati karena penyakit kanker otak 1 tahun lalu. Aku bacain ya.
Lalu tanpa sadar Tika meneteskan air mata nya, sambil menatap langit di balik jendela ruang kerjanya. betapa indah nya pelangi di senja kala itu…
karena ini terinspirasi dari kaskus, ane mau coba share, siapa tau ada yang senang membacanya..

Quote:
Tika hanya tersenyum melihat beberapa postingan di thread yang dia buat di kaskus. Sejujurnya Tika hanya iseng untuk menjual foto pelanginya di kaskus, forum terbesar di Indonesia ini. Dan dia juga sengaja membuat postingan thread jual beli di thread lounge, agar banyak yang merespon. Walhasil Tika mendapat berbagai respon aneh-aneh dari beberapa kaskuser.
Tiba-tiba ada pesan yang masuk di inbox akunnya. Tika langsung membuka isi pesan berikut:
Quote:
“wah gak nyangka ada yang tertarik nih.” Seraya mengambil ponselnya Tika langsung mengirim pesan ke orang yang akan membeli foto pelanginya itu.
...
“Panas banget hari ini” ujar Tika sambil memarkirkan motornya tepat di depan museum Affandi seraya menyeka keringat di dahinya. Dia melirik jam tangannya yang menunjukkan jam setengah 1. dan ternyata dia baru menyadari dia datang terlalu cepat. “Gak papalah. Cuma kecepetan setengah jam.” Ucap Tika pada dirinya sendiri guna menenangkan hatinya.
Setengah jam kemudian dia melihat sesosok lelaki yang sedang memarkir motor tak jauh dari tempatnya berdiri sembari turun dan berjalan kearahnya. Tika memperhatikan raut wajah lelaki tersebut. Terdapat wajah yang sendu dan sedikit pucat. Menggunakan kaos putih dan celana pendek hitam. Rambutnya ala “slick back” lurus dan tersisir rapi bak penyanyi band masa kini. Itu yang membuat Tika tersenyum. Dia berpikir betapa klimis nya lelaki tersebut jika hanya untuk bertemu dan bertransaksi padanya. “hai. Benar dengan Tikasenja?” ucap lelaki tersebut tepat setelah langkah terakhirnya terhenti di depan Tika. “iya benar. Dengan Yudhistira101? Atau siapa nama aslinya? Gak mungkinkan ada satu kosong satu nya kan?” balas tika sambil tersenyum. “hahaha. Namaku Yudhistira Rian. Panggil aja Rian. Oke? Kartika atau Senja?” ucap lelaki itu. “Nama ku Kartika Senja. Kamu bisa panggil tika aja, oke Rian?” ujar Tika.
“Karena hari ini sangat panas, bagaimana kalo kita cari warung burjo terdekat? Mungkin lebih menyenangkan kalo nego nya sambil minus es teh.” Sebuah seruan ide dari Rian. “ide bagus! Panas banget soalnya nih.” jawab Tika. Lalu mereka pergi menuju warung burjo tidak jauh dari tempat mereka bertemu.
Mereka duduk di depan warung burjo tersebut. Rian memulai melihat foto yang baru saja diserahkan Tika. “Kamu yakin hanya menjual 100 ribu untuk foto ini? Bagiku ini sangat mengagumkan. Foto pelangi Ini sangat indah dengan view dan rana yang pas” Rian berkata seraya memperhatikan foto tersebut dengan seksama.
Tika semula bingung dengan tanggapan Rian tentang foto itu. Karena dia tidak begitu mengerti dengan istilah-istilah yang di jelaskan oleh Rian. “ehem, aku tidak begitu mengerti tentang fotografi. Bagi ku itu adalah pelangi terindah yang berhasil aku foto terlepas dengan hal-hal tata cara teknik fotografi.” Tukas Tika. “hahaha. Sebenarnya tidak perlu harus mengerti tentang fotografi. Hal-hal yang indah itu bisa hadir kapan aja dan kita bisa rasakan tanpa kita pelajari. Bener gak?” kata Rian. “mm, kalau dipikir, ada benarnya juga tuh kata-kata mu. Boleh Tanya gak? Bapak kamu seniman ya?” Tika berkata. “eh kok kamu tau? Bapak ku seniman lukis. Kamu peramal ya? Jawab Rian dengan heran dan memasang muka takjub. “ew. Baru kali ini tebakan ku bener. Biasa nya aku cuma iseng bertanya soal bapak kamu anu, ibu kamu anu. Kan kayak si Wendy cagur itu loh.” Tika berkata seraya juga heran dengan tebakannya yang ternyata benar. ”haha. Kamu ternyata seneng bercanda juga" ujar Rian.
"Eh iya tentang pertanyaan tadi, apa hubungannya dengan bapakku seorang seniman?“ Tanya Rian. “oh iya, karena kamu jago membuat kata-kata tentang keindahan tadi. seperti anak seorang seniman aja.” Jawab Tika seraya menyeruput es teh nya. “ah kamu nya aja yang suka mengubung-hubungkan. Padahal tadi aku juga kebetulan aja berkata seperti itu. Haha” kata Rian. Lalu mereka berdua pun tertawa bersama.
setelah mereka bernegosiasi sambil ngobrol, Rian pun meminta izin pamit pada Tika. “Kartika senja Disore Hari yang indah, aku pamit dulu ya.” Canda Rian sambil menjabat jemari Tika. “apa-apaan nama ku jadi panjang begitu? Hahaha. Oke deh semoga foto ku itu bermanfaat buat kamu ya. Bye!” Tika berkata seraya memacu motor nya. “iya mbak tika bla bla..!” teriak rian sambil tersenyum.
…..
“tik, Tika. Mau liat foto pelangi yang indah banget gak? Sumpah bagus banget tik. Kamu mesti liat!” kata Rina sambil menarik lengan baju Tika. “rin. Kamu sahabat yang menyebalkan kan ya? Kamu gak liat aku lagi kerja nih. Udah bosen mau liat-liat foto begituan.” Jawaban ketus Tika sambil sibuk membenarkan rancangan gambar di komputernya. “ya elah. Istirahat bentar kenapa? Dari tadi sibuk banget ngerjain kerjaan mu. Lagian bos kita juga baru balik ke Indonesia minggu depan. Ini loh foto yang indah dan mengharukan. Soalnya ini foto yang ada wasiat nya.” Kata Rina sambil serius memperhatikan foto itu di layar komputernya. “paling copas dari internet aja tuh gambarnya. Trus di tambahin wasiat segala.” Tika menjawab dengan muka serius sambil memainkan mouse komputernya. “hiks. Kamu belum baca sih tik. Aku sedih banget bacanya nih. Jadi orangnya udah mati karena penyakit kanker otak 1 tahun lalu. Aku bacain ya.
Quote:
Lalu tanpa sadar Tika meneteskan air mata nya, sambil menatap langit di balik jendela ruang kerjanya. betapa indah nya pelangi di senja kala itu…
Diubah oleh deedeeisalready 14-02-2013 00:01
0
1.8K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan