- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kiprah Dua Sekawan Kembangkan Bisnis Hosting di Negeri Abang Sam
TS
ayahziza]
Kiprah Dua Sekawan Kembangkan Bisnis Hosting di Negeri Abang Sam
Quote:
MOHON BANTU DULU GAN
Quote:
Quote:
Quote:
Tahukah Anda tempat hosting-nya situs-situs ternama seperti Amazon.com, Microsoft hingga kaskus.co.id? Mereka, dan masih banyak perusahaan global lain yang berbasis di Amerika Serikat, memercayakan hosting untuk website-nya di Wowrack. Terus, kita harus bilang “Wow” gitu?
Ya, sepantasnya begitu. Sebab, ternyata Wowrack dikembangkan oleh dua anak muda asal Indonesia, yakni Jimmy Pandra dan Erward Osckar.
Ya, sepantasnya begitu. Sebab, ternyata Wowrack dikembangkan oleh dua anak muda asal Indonesia, yakni Jimmy Pandra dan Erward Osckar.
Quote:
Spoiler for Erward Osckar:
Quote:
Ketika mereka mengembangkan Wowrack 11 tahun silam, tak sedikit orang yang mencibir. Maklum, ketika itu, di AS sedang terjadi dotcom crash. di mana banyak perusahaan teknologi, baik besar maupun kecil, gulung tikar. Tak terkecuali bisnis hosting dan data center. “Banyak orang menganggap kami gila karena memulai bisnis Internet hosting,” ucap Erward, yang menjabat sebagai Chief Technical Officer Wowrack. “Dan, sebenarnya, dulu itu kami tidak punya banyak pemikiran dalam rencana bisnis, termasuk soal produk dan jasa apa yang akan ditawarkan dan bagaimana menjadi kompetitif di pasar,” katanya mengakui.
Diakui Erward pula, mereka hanya butuh waktu kurang dari lima menit ketika mengambil keputusan untuk mengembangkan bisnis hosting. Masing-masing mengeluarkan US$ 10 ribu untuk membeli beberapa server dan peralatan jaringan. Tepatnya pada 8 Agustus 2001, mereka pun mulai menawarkan layanan Web hosting dari apartemen kecil berukuran 60 m2 milik Jimmy. “Saya ingat, kami membicarakan rencana itu di luar apartemen, dan mengambil keputusan dalam waktu kurang dari lima menit,” ujar Edward mengenang. “I guess we were somewhat of an inexperienced risk taker.”
Namun, kenekatan kedua anak muda ini untuk mengembangkan bisnis Web hosting tidak sia-sia. Sebab, kendati industri Internet di AS saat itu sedang merana, masih ada permintaan layanan hosting dari kalangan usaha kecil. Selain itu, adopsi Internet di dunia pun akhirnya tumbuh. Bisnis Wowrack pun perlahan berkembang. Awalnya hanya mengelola tujuh server dengan koneksi 1,5 Mbps, setelah tiga bulan dan mendapatkan beberapa klien perusahaan kecil, jumlah servernya bertambah hingga 35 unit. Dua sekawan ini pun memindahkan server-servernya ke sentra data karena Internet line di apartemen tidak cukup besar. Manajemen bisnis pun tidak lagi dikendalikan dari sebuah kamar kecil, tetapi sudah berpindah ke sebuah kompleks bisnis (bernama Cyber Building) di kawasan Seattle, Washington D.C. Selain memiliki 35 server, Wowrack juga telah ditopang AC berkekuatan lebih dari 1 ton, sistem UPS dan generator sendiri.
Kini, bisnis inti Wowrack adalah menyediakan layanan Infrastructure as a Service (IaaS), yang mencakup layanan: privat and public cloud, corporate cloud, managed hosting services, Internet data center colocation dan Web hosting. Selain merancang, membangun dan menjalankan fasilitas sentra data sendiri (di Seattle), Wowrack juga memiliki beberapa Point of Presence di Tukwila, Chicago, Virginia (AS), Jakarta dan Surabaya (Indonesia), Singapura dan Hong Kong. Pelanggannya termasuk nama-nama besar seperti Amazon, Microsoft, Cisco, EMC, McAfee, Starbucks dan Boeing (lihat www.wowrack.com). Erward memperkirakan valuasi perusahaannya saat ini US$ 25-30 juta.”
Diakui Erward pula, mereka hanya butuh waktu kurang dari lima menit ketika mengambil keputusan untuk mengembangkan bisnis hosting. Masing-masing mengeluarkan US$ 10 ribu untuk membeli beberapa server dan peralatan jaringan. Tepatnya pada 8 Agustus 2001, mereka pun mulai menawarkan layanan Web hosting dari apartemen kecil berukuran 60 m2 milik Jimmy. “Saya ingat, kami membicarakan rencana itu di luar apartemen, dan mengambil keputusan dalam waktu kurang dari lima menit,” ujar Edward mengenang. “I guess we were somewhat of an inexperienced risk taker.”
Namun, kenekatan kedua anak muda ini untuk mengembangkan bisnis Web hosting tidak sia-sia. Sebab, kendati industri Internet di AS saat itu sedang merana, masih ada permintaan layanan hosting dari kalangan usaha kecil. Selain itu, adopsi Internet di dunia pun akhirnya tumbuh. Bisnis Wowrack pun perlahan berkembang. Awalnya hanya mengelola tujuh server dengan koneksi 1,5 Mbps, setelah tiga bulan dan mendapatkan beberapa klien perusahaan kecil, jumlah servernya bertambah hingga 35 unit. Dua sekawan ini pun memindahkan server-servernya ke sentra data karena Internet line di apartemen tidak cukup besar. Manajemen bisnis pun tidak lagi dikendalikan dari sebuah kamar kecil, tetapi sudah berpindah ke sebuah kompleks bisnis (bernama Cyber Building) di kawasan Seattle, Washington D.C. Selain memiliki 35 server, Wowrack juga telah ditopang AC berkekuatan lebih dari 1 ton, sistem UPS dan generator sendiri.
Kini, bisnis inti Wowrack adalah menyediakan layanan Infrastructure as a Service (IaaS), yang mencakup layanan: privat and public cloud, corporate cloud, managed hosting services, Internet data center colocation dan Web hosting. Selain merancang, membangun dan menjalankan fasilitas sentra data sendiri (di Seattle), Wowrack juga memiliki beberapa Point of Presence di Tukwila, Chicago, Virginia (AS), Jakarta dan Surabaya (Indonesia), Singapura dan Hong Kong. Pelanggannya termasuk nama-nama besar seperti Amazon, Microsoft, Cisco, EMC, McAfee, Starbucks dan Boeing (lihat www.wowrack.com). Erward memperkirakan valuasi perusahaannya saat ini US$ 25-30 juta.”
Quote:
Spoiler for Jimmy Pandra:
Quote:
Wowrack juga telah mengembangkan jangkauan bisnisnya ke luar AS, dengan mengakuisisi perusahaan milik Rudy Setiawan, Managed Hosting, pada 2005. Lalu, pada pertengahan 2011 mereka mendirikan PT Wowrack Indonesia di Surabaya. Alasan Erward, Indonesia—seperti halnya Cina dan India—memiliki potensi besar sebagai raksasa industri teknologi. “Indonesia adalah negara kami. Kami ingin berkontribusi bagi industri teknologi Indonesia. Dari sini pula akan menjadi basis kami ke pasar Asia,” ucap Erward. Menurutnya, sejak memulai bisnisnya di Indonesia pada pertengahan 2011, revenue-nya terus tumbuh.
Namun, diakui Erward, sukses yang diraihnya dalam mengembangkan Wowrack ini tidak diraih secara gampang. Mereka harus mengencangkan ikat pinggang supaya bisnisnya tidak kolaps. Bahkan, mereka tidak mengambil gaji dan dividen selama empat tahun. Selain itu, salah satu strategi yang dikembangkan Erward dan Jimmy untuk memasarkan jasanya tersebut adalah dengan ikut aktif di Startup Weekend, ajang meet up bagi para pengusaha pemula di Seattle. Di acara itu, Wowrack memberikan hosting murah, bahkan gratis, kepada start-up yang kebanyakan masih berkantong cekak. Jika start-up itu sudah bisa memonetisasi layanannyadengan baik, barulah Wowrack meminta mereka membayar sesuai dengan kemampuan. “Dan, ketika start-up itu besar, nama Wowrack pun ikut terangkat, bahkan mereka pun membantu Wowrack mereferensikan ke start-up lain,” kata Erward. (*)
Namun, diakui Erward, sukses yang diraihnya dalam mengembangkan Wowrack ini tidak diraih secara gampang. Mereka harus mengencangkan ikat pinggang supaya bisnisnya tidak kolaps. Bahkan, mereka tidak mengambil gaji dan dividen selama empat tahun. Selain itu, salah satu strategi yang dikembangkan Erward dan Jimmy untuk memasarkan jasanya tersebut adalah dengan ikut aktif di Startup Weekend, ajang meet up bagi para pengusaha pemula di Seattle. Di acara itu, Wowrack memberikan hosting murah, bahkan gratis, kepada start-up yang kebanyakan masih berkantong cekak. Jika start-up itu sudah bisa memonetisasi layanannyadengan baik, barulah Wowrack meminta mereka membayar sesuai dengan kemampuan. “Dan, ketika start-up itu besar, nama Wowrack pun ikut terangkat, bahkan mereka pun membantu Wowrack mereferensikan ke start-up lain,” kata Erward. (*)
Quote:
tien212700 memberi reputasi
1
4.2K
Kutip
29
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan