Curanrek ataupun curankor, Keduanya mempunyai arti yang sama, pencurian korek.
Hal tersebut kemudian berlaku dikalangan para perokok. Cerita “kriminalitas” pencurian korek sangat akrab, menjadi cerita yang tak pernah usai di kalangan para perokok, hingga akhirnya para perokok menyebut si pencuri korek dengan sebutan curanrek atau curankor.
Secara hakikat tindakan tersebut adalah kejahatan, namun curanrek/curankor tak pernah mendapatkan hukuman layaknya curanmor. Tidak pernah ada sebuah cerita seorang pelaku curanrek/curankor dihakimi massa hingga babak belur, dibakar hidup-hidup, atau dilaporkan ke aparat kepolisian. Harganya yang tak seberapa, mungkin itu sebabnya. Namun uniknya, seakan ada “etika” di kalangan para pencuri korek, mereka hanya mencuri korek api jenis tertentu saja: korek gas, bukan korek kayu, dan bukan juga korek gas jenis bagus dan mahal.
“Etika” lain dari kejahatan tersebut adalah: tidak mencuri korek milik orang yang tidak dikenal. Biasanya korban dari kejahatan pencurian korek adalah teman sendiri.
Jika kita telisik lebih dalam para pengguna korek sehari-hari, mayoritas adalah para perokok. Saya tidak tahu siapa lagi selain perokok yang menggunakan korek api, baik gas ataupun kayu. Rokok dan korek itu layaknya Romeo dan Juliet yang tidak mungkin dipisahkan satu sama lain. Di antara mereka tidak dapat berdiri sendiri, keduanya harus menjadi satu kesatuan yang utuh jika sebuah tujuan (merokok) ingin dicapai.
Tanpa kombinasi keduanya, maka tujuan tersebut seperti sebuah rencana yang hanya matang tertulis diatas kertas tanpa ada implementasi yang konkret dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Nah, tanpa disadari, perilaku pencurian korek tersebut seperti menular, atau seperti rantai makanan dalam siklus kehidupan. Seorang korban pencurian korek biasanya akan kebingungan jika mengetahui koreknya telah hilang dicuri orang. Karena korek telah menjadi kebutuhan bagi para perokok, maka kemudian si korban ganti mencuri korek milik orang lain agar memudahkan dia untuk dapat melakukan aktifitas merokok. Sehingga awalnya orang tersebut adalah korban, kemudian menjadi pelaku kejahatan pencurian korek.
Bisa saja si korban tidak melakukan tindakan ganti mencuri korek, tapi memilih untuk membeli korek. Namun biasanya, membeli korek akibat kehilangan korek tersebut, disertai dengan umpatan atau caciaan, “ **SENSOR**… siapa yang ngambil korek gue!”
Sangat jarang sekali seorang perokok yang mempunyai korek api membeli lagi korek api karena gas dalam korek tersebut telah habis. Umumnya alasan pembelian lebih karena faktor kehilangan korek api.
Spoiler for jangan buka gan:
Spoiler for tolong buka ini gan:
nah siapa di antara agan agan sekalian yang pernah nyuri korek temen