Mungkin karena pengalaman pribadi, pria ini lantas merajahkan sebuah kalimat di atas punggungnya. 'Only God will juge me', demikian yang tertulis di atas gambar yang mungkin dimaksudkan sebagai malaikat pencabut nyawa.
Sayang sekali, usaha pria ini meluapkan perasaan emosinya melalui tato ini gagal. Bagaimana tidak, jika pada kata 'judge' tidak terdapat huruf 'D'. Poor boy...
Pria ini pastilah sangat tahan sakit. Lihat saja, ia merajahkan tato di bagian-bagian yang bisa dibayangkan rasanya. Di dagu, leher, serta di antara leher dan dada.
Namun, sakit yang ditahannya saat tato di dadanya itu dibuat nampaknya sia-sia. Tak seperti keinginannya, tato yang seharusnya bertuliskan 'Chi-town', salah tulis jadi 'Chi-tonw'.
Sakit hati pada pemerintah yang dirasakan warga sipil memang kerap tampak di berbagai belahan dunia. Karenanya, banyak pemberontak-pemberontak kecil yang sangat membenci negara dan sistemnya.
Si empunya tato ini pasti termasuk salah satu dari mereka yang merasakan kepahitan akan pemerintahan. Ia ingin meluapkan kekesalannya dengan merajahkan tato di lengannya. sayangnya tukang tato salah menulisnya jadi, 'F**k the Systsem'.
Dengan percaya diri tinggi, si empunya tato ini ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang keren dan menyenangkan. Ia lantas merajahkan tulisan tersebut di punggungnya.
Tapi, apa mau dikata, jika tato yang sudah terlanjur melekat di tubuhnya itu ternyata salah tulis. 'I'm awesome' pun jadi tak keren lagi saat ditulis menjadi 'I'm awsome'
Masa depan belum tertulis. Mungkin itu yang dimaksud si empunya tato ini. Ia merajahkan kalimat 'Tomorrow never knows' di pergelangan tangan kirinya.
Ada yang membuat tertawa sekaligus iba jika melihat tato tersebut. Pasalnya, tukang tato yang teledor salah menuliskannya menjadi 'Tomarrow never knows'.
"We are not enemies, but friends. We must not be enemies. Though passion may have strained, it must not break our bonds of affection. The mystic chords of memory will swell when again touched, as surely they will be, by the better angels of our nature."
Kalimat itu yang sebenarnya ingin ditulis si empunya tato ini. Namun sayangnya, tukang tato yang merajahkannya mungkin sedang mengantuk, sehingga ada tiga kata yang salah, freinds, straind, dan surley.
Kasihan sekali pemilik tato ini. Sebenarnya ia ingin membuat gambar pisau yang menghujam kulit, namun jadinya tidak seseram yang dibayangkan. Sudah jatuh, tertimpa tangga, itu juga yang dialami orang ini. Why?
Lihat saja kalimat di bawah gambar pisau tersebut. Tukang tato yang kurang teliti, menuliskan kalimat 'Everyone elese does' di sana. Lengkaplah sudah kegagalan tato orang ini.
Berniat merajahkan tato topeng dengan ekspresi yang berlawanan, orang ini malah termakan maksud dari gambar dan tulisan tersebut. Bagaimana tidak, jika tukang tatonya salah menuliskan kata 'tragedy' jadi 'tradgey'.
Di satu sisi, sebagai komedi, ingin rasanya menertawakan orang ini karena tato yang salah tulis itu. Tapi di sisi lain, sebagai tragedy, iba rasanya mengingat gambar itu menempel seumur hidupnya.
Semangat untuk hidup yang dimiliki orang in tampaknya cukup tinggi. Ia bahkan rela merajahkan kalimat 'Too young to die, too fast to live' di kedua pergelangan tangannya.
Namun sayang, kalimat yang ditulis dengan font indah itu mungkin justru membuatnya ingin cepat mati. Tukang tato yang teledor, lupa menambahkan satu huruf 'O' untuk kata 'Too' di bagian depan tiap kalimat.
Merajahkan tato memang melukai kulit. Tak jarang, darah pun mengalir dari sana. Namun bagi penggemar tato, darah itu bukan apa-apa untuk mendapatkan gambar yang keren di tubuhnya.
Tapi bagaimana jika kejadiannya seperti ini? Pemilik tato ini tampaknya sia-sia berdarah-darah untuk kalimat 'You bleed just to know your alive'. Kasihan.