GONG XI FA CAI
Selamat malam gan, ane mau sedikit share suasana Imlek di Kota Solo. Gak jauh beda gan sama di negara asalnya Tiongkok
Quote:
TEMPO.CO, Surakarta -- Perkimpoian antara budaya Jawa dan Tionghoa nyata terlihat dalam penyelenggaraan Grebeg Sudiro. Prosesi ini memang diselenggarakan untuk memeriahkan Imlek. Etnis Tionghoa dan Jawa bersama-sama menampilkan beragam potensi Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, yang dikenal sebagai pusat perkampungan Tionghoa di Surakarta.
Bukti akulturasi budaya, misalnya, ada tumpukan kue keranjang berbentuk kelenteng dan bentuk gunungan. Kelenteng untuk Tionghoa dan gunungan melambangkan Jawa. Ada juga pertunjukan liong atau barongsai, di mana pemainnya orang Jawa. Atau liong yang memakai corak batik warna hijau.
"Bahkan di Sudiroprajan ada istilah hitaci, hitam tapi Cina karena hasil dari pernikahan antar-etnis," ujar ketua panitia Grebeg Sudiro, Sarwanto Harto Mulyono, Minggu, 3 Februari 2013. (Baca: Imlek, Tak Ada Hujan Tak Ada Rezeki)
Ini sudah keenam kalinya Grebeg Sudiro diselenggarakan. Tidak hanya sembilan rukun warga di Sudiroprajan yang ikut serta. Sepuluh kelurahan di Kecamatan Jebres turut menampilkan unjuk potensi budayanya. Kirab budaya menempuh jarak sekitar 4 kilometer mengelilingi Sudiroprajan.
Kirab di antaranya menampilkan atraksi wushu, kesenian kuda lumping, tokoh legenda Tionghoa macam Sun Go Kong dan Dewi Kwan Im, dan boneka shio seperti ayam, kambing, dan ular.
Penyelenggaraan Grebeg Sudiro berpusat di depan Pasar Gede. Tepat di atas tugu jam di depan Pasar Gede dihias dengan lampion yang tampak seperti menggantung. Lantas di atas jembatan di Jalan Jenderal Sudirman didirikan gapura raksasa, sebagai penanda bahwa masyarakat masuk ke kawasan perayaan Imlek di Pasar Gede.
Makanan gunungan dibagikan kepada masyarakat. Mulai kue keranjang, keleman, tuwuhan, bakpia, gembukan, moho, janggelut, bakmi, onde-onde, dan pia-pia. Baca berita Meriahnya Imlek di sini.
Quote:
Maaf apabila

, mohon jangan di

, gak nolak
