Asal usul imlek sebagai tahun baru dan dirayakan secara besar-besaran pada masyarakat tionghoa –baik di Cina, maupun Indonesia, sangatlah tua dan sulit untuk dipelajari. Namun, masyarakat menyebutkan bahwa dalam bahasa cina, “NIAN”, atau yang artinya “in” dalam bahasa Malaysia, adalah nama dari seorang raksasa yang selalu berburu ketika malam tahun baru tiba dan menjadi asal-usul dirayakannya imlek.
Menurut legenda, Nian memiliki mulut yang begitu besar, dan mampu menelan beberapa orang dalam satu kali telan. Masyarakat pada saat itu begitu ketakutan oleh raksasa tersebut. Kemudian pada suatu hari, hutan bambu yang berada dekat dengan salah satu perkampungan di Cina, terbakar. Ruas-ruas bambu yang terbakar, meledak dan mengeluarkan suara seperti petasan. Nian menjadi ketakutan akan suara tersebut, sehingga ia tak berani lagi mendekati desa. Para leluhur juga mempercayai bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga mereka meletakkan amplop/kertas dan petasan merah di depan rumah mereka, untuk menakuti Nian sang raksasa.
Terkait dengan legenda tersebut, berkembanglah beberapa budaya-budaya atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat TIONGHOA pada saat IMLEK tiba.
Angpao Merah
Angpao merah sangat digemari oleh anak-anak pada saat imlek, dan disediakan oleh mereka yang lebih tua. Angpao merah sering diisi uang, hal ini menjadi ciri khas perayaan Imlek dimanapun. Orang yang menerima angpao biasanya adalah mereka yang belum menikah.
Kembang Api dan Tari Singa (barongsai)
Kembang api dilakukan untuk menakut-nakuti roh jahat agar menjauh dari masyarakat, sementara Barongsai merupakan seni tari warga Tionghoa dan merupakan lambang dari Persaudaraan mereka.

Larangan dan Anjuran saat menyambut Imlek.
Membersihkan rumah
Pembersihan harus diselesaikan sebelum Imlek datang. Karena pada saat Imlek, dilarang keras menyapu/membersihkan rumah. Hal ini dapat menyebabkan keberuntungan dan rejeki akan ikut tersapu bersama dengan kotoran ketika dilakukan pada saat tahun baru.
Selama tahun baru, kotoran hasil sapuan / pembersihan rumah tidak boleh dibuang, tetapi hanya disudutkan saja di dalam rumah. Baru pada hari ke-5 kotoran dapat dibuang keluar rumah.
Membersihkan udara
Selama tahun baru berlangsung, rumah-rumah dan bangunan-bangunan harus terbuka, setiap pintu dan jendela tidak boleh ada yang ditutup. Hal ini dilakukan untuk membiarkan energi baru masuk, dan energi lama dari tahun sebelumnya keluar dari dalam rumah.
Kebersihan Tubuh dan Penampilan
Pada malam tahun baru, dilarang untuk terlalu bersih ketika membersihkan tubuh. Hal tersebut dipercaya dapat membuang segala keberuntungan yang ada. Pada malam tahun baru sangat dianjurkan mengenakan pakaian berwarna merah. Merah dipercaya dapat membawa kebahagiaan dan mendatangkan keberuntungan masa depan.
Kalender Lunar Cina
Kalender Lunar merupakan penanggalan manusia tertua di dunia, dan telah digunakan sejak 2600 SM. Kaisar Huang Ti merupakan orang yang pertama kali menggunakan dan memperkenalkan Kalender ini. Prinsipnya mirip dengan penanggalan barat, yaitu dengan memperhatikan siklus bulan. Oleh karena itu, tahun baru biasanya dimulai antara bulan Januari atau Februari.
Berdasarkan Kalender Cina, satu siklus revolusi bumi berlangsung selama 60 tahun, dan terdiri atas 5 periode yang terbagi atas 12 tahun. Penanggalan cina menggunakan nama 12 binatang (Shio) untuk setiap tahun yang dilalui. Manusia yang lahir dipercaya memiliki kepribadian yang mirip dengan binatang yang merupakan nama tahun tersebut.

Rat : 1924 1936 1948 1960 1972 1984 1996
Ox : 1925 1937 1949 1961 1973 1985 1997
Tiger : 1926 1938 1950 1962 1974 1986 1998
Rabbit : 1927 1939 1951 1963 1975 1987 1999
Dragon : 1928 1940 1952 1964 1976 1988 2000
Snake : 1929 1941 1953 1965 1977 1989 2001
Horse : 1930 1942 1954 1966 1978 1990 2002
Goat : 1931 1943 1955 1967 1979 1991 2003
Monkey : 1932 1944 1956 1968 1980 1992 2004
Chicken : 1933 1945 1957 1969 1981 1993 2005
Dog : 1934 1946 1958 1970 1982 1994 2006
Pig : 1935 1947 1959 1971 1983 1995 2007

Dekorasi
Dekorasi rumah biasanya dilakukan menjelang tahun baru cina. Kebiasaan yang sering dilakukan adalah meletakkan bunga yang mekar dalam vas-vas yang indah di dalam rumah, serta 8 jenis manisan/kue/buah kering dalam keranjang. Pintu dan dinding rumah juga akan di hiasi dengan puisi-puisi dan ucapan-ucapan yang berkaitan dangan tahun baru, dengan dominasi warna merah.
Jeruk
Biasanya, masyarakat Tionghoa akan membawa keranjang yang berisi jeruk dan angpao merah ketika berkunjung ke keluarga besar. Jeruk merupakan simbol persaudaraan dan dipercaya mampu membawa kemakmuran dan semakin eratnya hubungan kekeluargaan di antara mereka.

Kantong Permen
Paket hadiah ini merupakan paket favorit pula di kalangan Tionghoa, seperti halnya permen yang manis, manisan yang ada di dalam paket ini melambangkan filosofi keberuntungannya sendiri-sendiri:
1. Melon : pertumbuhan dan kesehatan
2. Kuaci : kebahagiaan, kejujuran dan kebenaran
3. Leci : ikatan kekeluargaan yang kuat
4. Kumquat : sejenis jeruk, kekayaan
5. Manisan kelapa : Keintiman hubungan
6. Kacang : hidup yang bermanfaat
7. Longan : lambang kebahagiaan dan mendapat banyak anak laki-laki yang sehat
8. permen akar teratai/Lotus : banyak anak dalam keluarga

Selain itu ada pula beberapa hal yang merupakan hal tabu :
1. Semua pembayaran dan hutang harus benar-benar dilunasi ketika tahun baru tiba.
2. Dilarang menggunakan kata-kata kotor ketika tahun baru.
3. Dilarang menyesali atau melihat ke belakang, ke tahun sebelumnya. Masyarakat tionghoa percaya bahwa yang telah berlalu adalah hal yang patut dilupakan, bukan disesali untuk menyambut keberuntungan di masa depan.
4. Dilarang menangis atau bersedih di tahun yang baru.

Nah bagaimana agan-agan semua? Tidak bisa kita pungkiri bahwa Masyrakat Tionghoa adalah bagian utuh dari keluarga besar Ibu Pertiwi Indonesia, yang juga menganut Ideologi Pancasila. Mereka juga merupakan aset kebudayaan tertua dan ikut menjadi bagian dari sepak terjang Indonesia melawan dunia. Oleh karena itu, mari kita senantiasa menjadi insan yang penuh toleransi, mendekat lebih jauh ke setiap saudara kita, membangun rasa persatuan yang idealis, serta saling berbagi dan berbagi tongkat estafet generasi yang lebih baik untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ane sendiri bukan Tionghoa, tapi ane merasa, sudah waktunya buat kita untuk menyingkap perbedaan dan melihat satu sama lain, kekurangan dan kelebihan kita, untuk menutupi segala kebobrokan di negara kita. Setuju gak?