arxAngelAvatar border
TS
arxAngel
Cerita tentang Ari.
ANTARA KECERDASAN DAN CELANA DALAM


Ari seorang mahasiswa Semester akhir di Fakultas Hukum sebuah Universitas Negeri, dan memiliki kemampuan akademik yang sangat standar. Kadang Ari merasa iri dengan teman-temannya yang selalu nilai IPK diatas lebih tinggi dari nilai IPKnya, tapi Ari berfikir bahwa kecerdasan dan kepintaran tidak selalu menentukan kesuksesan. “USAHA DOA dan NASIB” itu saja yang menjadi pedomannya. Hahahahaaa.
Seperti cerita dibawah ini yang sedikit menyinggung Kepintaran dan Kecerdasan.
Saat Ari membuka sebuah situs jejaring sosial pada gadgetnya, ntah kenapa Ari ingat sesuatu dan ingin membuat status begini “Kecerdasan dan Kepintaran itu sama dengan Sempak, penting untuk dimiliki apalagi digunakan, tetapi jangan sombong untuk dipamerkan”
Kalimat itu terlontar saat Ari sedang berkumpul dengan teman-teman ku di kantin kampus.
Pada suatu hari sekitar pukul 11 siang, Ari duduk sendiri di kantin kampus dengan ditemani segelas cappucino dingin, setengah bungkus rokok dan sebuah laptop yang sedang berkoneksi dengan hotspot kampus, Ari menunggu teman-temannya yang sedang kuliah, kebetulan Ari sedang tidak ada matakuliah hari ini, dan memang mereka berbeda jurusan.
Sudah sejam berlalu sampai pukul 12 siang, akhirnya Akbar dan Ado salah dua dari temannya datang menghampirinya di kantin. Tidak ada teguran atau sapaan untuk Ari, mereka terlihat asik bercerita tentang mata kuliah mereka tadi, Ari berfikir yang mereka bincangkan bukanlah mata kuliahnya, pasti hal lain diluar mata kuliah. Sambil mengambil tempat duduk di depanku, mereka masih asik ngobrol. Yak benar sekali mereka memang membicarakan dosen yang mengajar mata kuliah mereka.
“sial bener emang dosen satu itu” tukas Akbar kesal. “masa’ gw telat sebentar aja udah kena oceh, dibilang jam gw ini lelet lah karena bukan buatan swiss, ahh kesel banget dah gw” lanjutnya kesal.
“iya, gw juga kesel bener tuh sama dosen itu, klo cewek aja.., pasti langsung genitnya mulai, dasar dosen cabul !!!” tambah Ado seperti mengompori.
Sambil menghisap rokok, Ari cuma bisa diam saja mendengar cerita kekesalan mereka, walaupun sebenarnya Ari juga merasa kesal dengan dosen itu tapi Ari tidak ingin membicarakan orang yang tidak berdampak apa-apa buatnya. Ditengah keseruan mereka ngobrol Nanda dan Febri pun datang, mereka berdua satu jurusan tetapi berbeda dengan Akbar dan Ado, mereka berdua (Nanda dan Febri) agak tidak disukai oleh Ari, Akbar dan Ado karena terlalu seringnya mereka menyombongkan diri dalam hal akademik, tapi diluar itu semua mereka memang teman yang baik.
Yak, mereka Nanda dan Febri pun sama-sama asik ngobrol dengan topik yang berbeda. Benar saja mereka memang sedang menyombongkan kemampuan akademik masing-masing dari mereka.
Sambil mengambil tempat duduk di samping Ari, Nanda dengan gaya bicaranya yang tidak angkuh tapi ya tetep angkuh. “buoyyy.., tadi ibu itu ngasih pertanyaannya susah banget, untung aja cuma gw yang bisa jawab tuh pertanyaan”. Memang sih Nanda itu memang pintar, tapi tidak begitu juga bisa kali ya.
Oh iya satu lagi, si Febri yang angkuh akan kecerdasannya. “tadi gw gak denger aja pertanyaan ibu itu, kalau denger pasti gw juga bisa jawab pertanyaan ibu itu, liat aja nilai UTS gw sama ibu itu, dapet gede coy” cetus Febri dengan logat jawa campur palembang yang kental.
Memang dua orang yang cocok, cocok minta kena tampar, hehee just kidding sob.
Setelah mereka berempat asik ngobrol dengan urusan mereka masing-masing, tibalah saatnya mereka ingat untuk menyapa si Ari.
“lw udah lama disini ya Ar?” tanya si Ado sambil mencomot sebatang rokok Ari dari bungkusnya. Ini anak bener-bener gak modal untuk urusan rokok.
“iya lumayan lahh, gw udah di sini dari jam 11 tadi, kebetulan gw gk ada mata kuliah hari ini.” Jawab Ari tenang.
Lalu si Febri tiba-tiba masuk ke pembicaraanku dengan Ado, ntah ini sengaja atau hanya bercanda, tapi perkataan Febri ini benar-benar menyakitkan.
“lw gak ada mata kuliah apa gk ngambil mata kuliah karena SKS kurang? Hahahahaa” dia berkata dengan riangnya dan seolah tidak memikirkan perasaan seseorang. Ari tersinggung dan sempat berfikir Ingin menempelkan ujung rokok yang sedang menyala ini ke mulutnya, hahahaa.
Dengan tenang dan sabar tapi dongkol Ari lontarkan ucapan seperti ini, “dasar SEMPAK lw ini, hahahaa” sambil tertawa terpaksa.
“loh kok Sempak??” tanya Febri.
“iya sempak” jawab Ari tenang, “penting buat dipake tapi jangan sombong buat dipamerin, sama kayak kecerdasan kan ??” tambahnya dengan nada yang tenang, tapi Ari terlihat benar-benar sedikit emosi.
Akbar, Ado dan Nanda pun tertawa terbahak bahak.
“bener banget tuhh Feb. Wahahahahahaa” tambah Ado sambil tertawa.
Akhirnya si Febri pun hanya diam saja, sambil sedikit terlihat dia sedang menggerutu dan menahan malu.
Yaa, pada dasarnya Ari memang suka bercanda, tetapi Ari kurang menerima canda’an yang tidak dipikir dulu sama akal dan ujung-ujungnya bisa menyakiti perasaan orang.
Walaupun Ari juga suka asal ceplas ceplos dalam hal berkata, seperti contoh tadi, mengumpamakan Kecerdasan dan Kepintaran dengan Sempak (Celana Dalam) heheheee..

Cerita ini sebagian diambil dari kisah nyata

*nantikan kelanjutannya

maaf agan/aganwati jika ada kesalahan penulisan, krna ini hanya tulisan iseng emoticon-Smilie
Diubah oleh arxAngel 09-02-2013 08:25
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
959
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan