japekAvatar border
TS
japek
Gusur Makam Mbah Priok, Pembangunan Infrastruktur Tanjung Priok Harus Dipercepat
National Maritime Institute (Namarin) mendesak pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di pelabuhan Tanjung Priok. Sebab, akses jalan menuju pelabuhan petikemas saat ini sudah mengalami kemacetan parah.

“Kemacetan menuju dan keluar dari pelabuhan Tanjung Priok sudah tidak bisa ditoleransi. Tanpa pembangunan infrastruktur baru biaya logistik kita akan semakin mahal dan itu sangat merugikan pelaku usaha nasional,” kata Siswanto Rusdi, Direktur Namarin di Jakarta, Senin (4/2/2013).

Siswanto menjelaskan, saat ini setiap hari lebih dari 9.000 unit angkutan barang dan petikemas keluar masuk pelabuhan Tanjung Priok. Dengan volume kendaraan yang terus bertambah, sementara akses jalan yang tidak banyak berubah, transportasi menuju dan keluar pelabuhan menjadi semakin mahal.

Buruknya infrastruktur di Tanjung Priok ini juga menjadi salah satu penyebab tingginya biaya logistik di Indonesia yang mencapai 27 persen dari Gross Domestic Product (GDP).

Untuk memangkas biaya logistik dan meningkatkan efisiensi, pembangunan jalan tol yang dikenal Jakarta Outer Ring Road (JORR) menuju pelabuhan harus segera direalisasikan. PT Jakarta International Container Terminal (JICT) sebagai pengelola pelabuhan petikemas di Tanjung Priok sejak tiga tahun lalu sudah berencana membangun jalan tol menuju pelabuhan. Namun, rencana itu terhenti akibat masalah pembebasan lahan di lokasi makam Mbah Priok.

Menurut Siswanto, pemerintah harus bertindak tegas terhadap lahan sengketa itu. Pasalnya, secara hukum Pengadilan Negeri Jakarta Utara sejak tahun 2002 sudah menetapkan status tanah tersebut sah dimiliki oleh PT Pelindo II.

Disamping itu, pekan lalu Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) juga menyatakan bahwa jasad Mbah Priok sudah dipindah ke kawasan Semper, Jakarta Utara. Artinya, tidak ada alasan lagi untuk mempertahankan lokasi makam tersebut

Dikatakannya, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj pun mendorong polisi untuk segera merapikan komplek makam dan melanjutkan pembangunan jalan menuju pelabuhan.

“Pernyataan PBNU tersebut harus segera direspon oleh pemerintah dan pengelola pelabuhan untuk melanjutkan pembangunan jalan tol menuju pelabuhan Tanjung Priok. Bila proses pembebasan lahan kembali molor, biaya logistik kita akan semakin mahal, apalagi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sudah didepan mata. Sulit bagi pengusaha kita untuk kompetitif,” tegasnya.

Siswanto memperkirakan, jika masalah pembebasan lahan cepat terurai, pembangunan jalan tol itu akan bisa rampung kurang dari 2 tahun. Menurut Siswanto, pelabuhan tanjung priok sangat strategis bagi perekonomian Indonesia. Saat ini pelabuhan ini melayani 22,6 persen ekspor dan 66,36 persen impor Indonesia.

“Sebagai pelabuhan utama nasional, pengembangan infrastruktur di Tanjung Priok akan sangat menentukan perekonomian nasional. Investor asing pun pasti akan berhitung ulang untuk menanamkan investasinya jika melihat kondisi infrastruktur yang sangat tidak layak ini,” tegasnya.

http://www.tribunnews.com/2013/02/04...rus-dipercepat

Quote:
Diubah oleh japek 17-03-2013 06:59
0
3.1K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan