- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
BIOLOGI LINGKUNGAN: TEKNIK BIOREMEDIASI UNTUK MENGHILANGKAN TUMPAHAN MINYAK BUMI


TS
ardyantt
BIOLOGI LINGKUNGAN: TEKNIK BIOREMEDIASI UNTUK MENGHILANGKAN TUMPAHAN MINYAK BUMI
Bioremediasisi merupakan perombakan secara biologis dengan bantuan mikroba. Mekanisme yang berlangsung yaitu bioremediasi oleh enzim-enzim yang dihasilkan mikroba tertentu atau biosorpsi oleh dinding sel mikrob dimana senyawa yang berbahaya tersebut diubah secara enzimatis menjadi senyawa lain yang tidak berbahaya misalnya , metan, air, garam-garam anorganik, dan hasil samping lain yang lebih sederhana dari senyawa semula. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup mikroskopis yang memiliki kemampuan menjaga keseimbangan lingkungan.
Menurut Dr. Fahruddin, mikroba yang dimanfaatkan sebagai pendegradasi harus mampu menghasilkan enzim oksigenase yang dapat mengoptimalkan hubungan permukaan sel mikroba dengan bahan pencemar melalui interaksi hidrofobik.
Dua pendekatan yang dapat digunakan dalam bioremediasi tumpahan minyak adalah bioaugmentasi yaitu mikroorganisme pengurai ditambahkan untuk melengkapi populasi mikroba yang telah ada, dan biostimulasi yaitu pertumbuhan pengurai hidrokarbon asli dirangsang dengan cara menambahkan nutrien dan/atau mengubah habitat (Venosa & Zhu, 2003). Dalam banyak penelitian lapangan, ternyata metode bioaugmentasi terbukti kurang efektif, karena kondisi isolasi bakteri yang tidak sama dengan kondisi lapangan. Sebaliknya, banyak penelitian laboratorium maupun lapangan yang menunjukkan keberhasilan metode biostimulasi.
Daerah yang berpotensi tercemar minyak tersebut dapat dipastikan dihuni oleh biota laut dan mikroorganisme tertentu. Mikroorganisme yang hidup secara alami di areal tercemar inilah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen bioremediasi bila sewaktu-waktu kecelakaan terjadi dipengilangan minyak tersebut. Mikroorganisme yang hidup diarea pengilangan minyak telah beradaptasi terhadap pencemaran minyak yang terjadi sehingga akan lebih efektif bila menggunakan bakteri tersebut daripada harus menambahkan bakteri lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi daerah yang tercemar.
Proses degradasi yang dilakukan oleh bakteri secara alami memerlukan waktu yang relatif lama karena pengaruh faktor-faktor tertentu. Kecepatan biodegradasi minyak oleh bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi bahan pencemar, konsentrasi biomassa, keragaman populasi, aktivitas enzim, ketersediaan oksigen, suhu yang optimal untuk biodegradasi yaitu sekitar 30-40°C, pH yang berkisar antara 6,5 – 7,5 dan ketersediaan nutrisi untuk perkembangan bakteri seperti nitrogen dan fosfor.
Hasil seleksi mikroba pendegradasi dari Indonesia Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB) menyebutkan beberapa jenis mikroba yang dapat mendegradasi minyak bumi yaitu jenis Klebsiella planticola ICBB1, Bacillus thuringiensis ICBB2, Brevibacillus choshinensis ICBB 3, Bacillus thuringiensis ICBB4, Bacillus fusiformis ICBB5, Bacillus fusiformis ICBB6, Burkholderia norimbergensis ICBB7. Sedangkan mikroba yang dapat mendegradasi benzena antara lain:
Mycobacterium vaccae (ATCC 29678), Pseudomonas putida MT-2 (ATCC 23793), Pseudomonas putida, E. Coli JM83, Pseudomonas putida F1, Pseudomonas putida F1.
Mikroba-mikroba ini mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon dengan memanfaatkan senyawa tersebut sebagai sumber karbon dan energi yang diperlukan bagi pertumbuhannya. Mikroorganisme ini memiliki kemampuan mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor elektronnya sehingga dapat berpartisipasi dalam pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida ( ) dan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer.
tidak dapat ditentukan secara pasti seberapa besar kemampuan bakteri mendegradsi minyak bumi karena setiap bakteri memiliki kemampuan mendegradasi minyak bumi yang berbeda-beda dan juga kecepatan degradasi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti penambahan nutrien pada mikroba alami yang hidup pada areal yang tercemar minyak dapat menurunkan konsentrasi minyak sebesar 36,61% dari konsentrasi awal dalam waktu 6 minggu (Munawar et al, 2007)
Hidrokarbon yang terkandung didalam minyak bumi digunakan oleh mikroba sebagai substrat. Sebelum digunakan sebagai sumber karbon, hidrokarbon harus dipecah terlebih dahulu melalui proses oksidasi yang melibatkan oksigen sebagai akseptor elektron (Harayama et al, 1999). Oksigen ini berperan dalam metabolisme seluler yaitu sebagai reaktan pada proses anabolisme dan katabolisme. Enzim yang berperan dalam proses degradasi hidrokarbon adalah enzim oksigenase. Monooksigenase mengkatalis masuknya satu atom kedalam senyawa organik. Oksigen yang bergabung dengan senyawa organik dalam bentuk hidroksil (OH) dan satu atom oksigen lainya membentuk molekul air. Aktivitas enzim monooksigenase sebagai katalis masuknya gugus OH dalam senyawa organik disebut juga enzim hidroksilase.
gambar pencemaran minyak lepas pantai
sumber: http://tyanagbio.blogspot.com/2011/1...k-di-laut.html
agan2 yang baik selalu meninggalkan komeng n cendol....
Menurut Dr. Fahruddin, mikroba yang dimanfaatkan sebagai pendegradasi harus mampu menghasilkan enzim oksigenase yang dapat mengoptimalkan hubungan permukaan sel mikroba dengan bahan pencemar melalui interaksi hidrofobik.
Dua pendekatan yang dapat digunakan dalam bioremediasi tumpahan minyak adalah bioaugmentasi yaitu mikroorganisme pengurai ditambahkan untuk melengkapi populasi mikroba yang telah ada, dan biostimulasi yaitu pertumbuhan pengurai hidrokarbon asli dirangsang dengan cara menambahkan nutrien dan/atau mengubah habitat (Venosa & Zhu, 2003). Dalam banyak penelitian lapangan, ternyata metode bioaugmentasi terbukti kurang efektif, karena kondisi isolasi bakteri yang tidak sama dengan kondisi lapangan. Sebaliknya, banyak penelitian laboratorium maupun lapangan yang menunjukkan keberhasilan metode biostimulasi.
Daerah yang berpotensi tercemar minyak tersebut dapat dipastikan dihuni oleh biota laut dan mikroorganisme tertentu. Mikroorganisme yang hidup secara alami di areal tercemar inilah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen bioremediasi bila sewaktu-waktu kecelakaan terjadi dipengilangan minyak tersebut. Mikroorganisme yang hidup diarea pengilangan minyak telah beradaptasi terhadap pencemaran minyak yang terjadi sehingga akan lebih efektif bila menggunakan bakteri tersebut daripada harus menambahkan bakteri lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi daerah yang tercemar.
Proses degradasi yang dilakukan oleh bakteri secara alami memerlukan waktu yang relatif lama karena pengaruh faktor-faktor tertentu. Kecepatan biodegradasi minyak oleh bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi bahan pencemar, konsentrasi biomassa, keragaman populasi, aktivitas enzim, ketersediaan oksigen, suhu yang optimal untuk biodegradasi yaitu sekitar 30-40°C, pH yang berkisar antara 6,5 – 7,5 dan ketersediaan nutrisi untuk perkembangan bakteri seperti nitrogen dan fosfor.
Hasil seleksi mikroba pendegradasi dari Indonesia Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB) menyebutkan beberapa jenis mikroba yang dapat mendegradasi minyak bumi yaitu jenis Klebsiella planticola ICBB1, Bacillus thuringiensis ICBB2, Brevibacillus choshinensis ICBB 3, Bacillus thuringiensis ICBB4, Bacillus fusiformis ICBB5, Bacillus fusiformis ICBB6, Burkholderia norimbergensis ICBB7. Sedangkan mikroba yang dapat mendegradasi benzena antara lain:
Mycobacterium vaccae (ATCC 29678), Pseudomonas putida MT-2 (ATCC 23793), Pseudomonas putida, E. Coli JM83, Pseudomonas putida F1, Pseudomonas putida F1.
Mikroba-mikroba ini mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon dengan memanfaatkan senyawa tersebut sebagai sumber karbon dan energi yang diperlukan bagi pertumbuhannya. Mikroorganisme ini memiliki kemampuan mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor elektronnya sehingga dapat berpartisipasi dalam pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida ( ) dan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer.
tidak dapat ditentukan secara pasti seberapa besar kemampuan bakteri mendegradsi minyak bumi karena setiap bakteri memiliki kemampuan mendegradasi minyak bumi yang berbeda-beda dan juga kecepatan degradasi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti penambahan nutrien pada mikroba alami yang hidup pada areal yang tercemar minyak dapat menurunkan konsentrasi minyak sebesar 36,61% dari konsentrasi awal dalam waktu 6 minggu (Munawar et al, 2007)
Hidrokarbon yang terkandung didalam minyak bumi digunakan oleh mikroba sebagai substrat. Sebelum digunakan sebagai sumber karbon, hidrokarbon harus dipecah terlebih dahulu melalui proses oksidasi yang melibatkan oksigen sebagai akseptor elektron (Harayama et al, 1999). Oksigen ini berperan dalam metabolisme seluler yaitu sebagai reaktan pada proses anabolisme dan katabolisme. Enzim yang berperan dalam proses degradasi hidrokarbon adalah enzim oksigenase. Monooksigenase mengkatalis masuknya satu atom kedalam senyawa organik. Oksigen yang bergabung dengan senyawa organik dalam bentuk hidroksil (OH) dan satu atom oksigen lainya membentuk molekul air. Aktivitas enzim monooksigenase sebagai katalis masuknya gugus OH dalam senyawa organik disebut juga enzim hidroksilase.
.jpg)
sumber: http://tyanagbio.blogspot.com/2011/1...k-di-laut.html
agan2 yang baik selalu meninggalkan komeng n cendol....

Diubah oleh ardyantt 07-02-2013 18:59
0
3.3K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan