- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jalan Terbaik Indonesia, ada di Palangkaraya..?


TS
erv.mhd
Jalan Terbaik Indonesia, ada di Palangkaraya..?
Berikut adalah thread pertama ane, bila terdapat kesalahan, kekurangan ataupun hal-hal yang tidak sesuai mohon dimaklumi dan dimaafkan.
Langsung saja tanpa banyak prakata..
Jalan ini dibangun tak lepas dari mimpi Presiden Soekarno untuk membangun sebuah kota baru yang akan disiapkan sebagai Ibukota Indonesia, sebuah ayunan kapak Presiden Soekarno pada sebilah kayu di Pahandut, Kampung Dayak, di jantung Kalimantan, 17 Juli 1957 yang menandai pembangunan kota baru yang diimpikan Soekarno, kota yang kemudian diberi nama Palangkaraya.
Pada mulanya, pembangunan jalan ini direncanakan sepanjang 175 kilometer dengan lebar 6 meter melewati Parenggean lalu ke Sampit dan Pangkalan Bun untuk kemudian menghubungkan Palangkaraya dengan pelabuhan-pelabuhan sungai menuju ke Jawa. Meskipun pada realisasinya hanya 34 Km yang terbangun.
Yang membuat jalan ini spesial adalah fakta bahwa jalan ini dibangun diatas tanah gambut yang tidak stabil sehingga sangat tidak memungkinkan untuk didirikan atau dibangun konstruksi berat diatasnya.
Kondisi ini yang diduga membuat Presiden Soekarno mendatangkan belasan Insinyur asal Rusia untuk mengerjakan proyek jalan ini, dan sepotong jalan itu menjadi saksi kemahiran insinyur-insinyur Rusia membangun jalan di tanah yang sangat berbeda kondisinya dengan negara asal mereka.
Menurut salah seorang saksi hidup yang ikut dalam proyek pembangunan jalan tersebut, semua gambut di tapak jalan dikeruk dengan kedalaman 1-2 meter. Setelah gambut dikeruk, terciptalah alur seperti sungai yang kemudian alur itu diisi batu, pasir, dan tanah padat.
Pada 17 Desember 1962, pembangunan pondasi Jalan selesai, dan pada tahun-tahun berikutnya dilanjutkan dengan pembuatan drainase, pengerasan, dan pengaspalan. Pekerjaan yang lambat, tetapi hasilnya prima. Puluhan warga Dayak dan ratusan orang Jawa turut menjadi pekerja.
Namun seiring dengan pergantian kekuasaan pasca Gerakan 30 September 1965 membuat orang-orang Rusia bergegas meninggalkan Indonesia. Semua pekerja proyek menyembunyikan diri karena tak ingin dikaitkan dengan Rusia, Partai Komunis Indonesia, atau bahkan Soekarno.
Akhirnya pada awal tahun 1966 proyek pengerjaan jalan tersebut dihentikan, ketika itu jalan yang terbangun baru 34 Km dari 175 Km yang direncanakan. Cerita pembangunan jalan itu pun tamat, segala yang berbau Rusia dihapus, termasuk ilmu pembangunan jalan yang diajarkan para insinyur mereka di ruas Palangkaraya-Tangkiling.
Kalo agan berkunjung ke Palangkaraya agan akan dengan mudah menemukan jalan ini, jalan ini membentang mulai dari pusat kota hingga sebuah daerah bernama Tangkiling yang berjarak 34 Km. Itulah sebabnya warga setempat lebih mengenal jalan itu sebagai Jalan Palangkaraya-Tangkiling.
Secara teori, ruas Palangkaraya- Tangkiling yang dibangun para insinyur Rusia dengan mengeruk tanah gambut itu yang benar, namun pembangunan jalan dengan teknik itu membutuhkan biaya tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan teknik yang saat ini digunakan yaitu cukup dengan pondasi berupa kayu galam yang ditancapkan di lahan gambut itu sehingga pembangunan jalan menjadi lebih murah dan cepat, meskipun konstruksi jalan menjadi tidak awet.
Jika dihitung, jalan Palangkaraya-Tangkiling sepanjang 34 Km tersebut telah berusia hampir 50 tahun dan sejauh ini hanya perbaikan-perbaikan kecil yang pernah dilakukan..tidak ada kerusakan berarti.
Seandainya semua jalan di Indonesia dikerjakan dengan sungguh2, mskipun prlu biaya besar diawal tapi kalo bisa tahan puluhan tahun knpa ngga...
Demikian share dari ane, semoga bermanfaat.
Langsung saja tanpa banyak prakata..
Jalan ini dibangun tak lepas dari mimpi Presiden Soekarno untuk membangun sebuah kota baru yang akan disiapkan sebagai Ibukota Indonesia, sebuah ayunan kapak Presiden Soekarno pada sebilah kayu di Pahandut, Kampung Dayak, di jantung Kalimantan, 17 Juli 1957 yang menandai pembangunan kota baru yang diimpikan Soekarno, kota yang kemudian diberi nama Palangkaraya.
Pada mulanya, pembangunan jalan ini direncanakan sepanjang 175 kilometer dengan lebar 6 meter melewati Parenggean lalu ke Sampit dan Pangkalan Bun untuk kemudian menghubungkan Palangkaraya dengan pelabuhan-pelabuhan sungai menuju ke Jawa. Meskipun pada realisasinya hanya 34 Km yang terbangun.
Yang membuat jalan ini spesial adalah fakta bahwa jalan ini dibangun diatas tanah gambut yang tidak stabil sehingga sangat tidak memungkinkan untuk didirikan atau dibangun konstruksi berat diatasnya.
Spoiler for tanah gambut:
Kondisi ini yang diduga membuat Presiden Soekarno mendatangkan belasan Insinyur asal Rusia untuk mengerjakan proyek jalan ini, dan sepotong jalan itu menjadi saksi kemahiran insinyur-insinyur Rusia membangun jalan di tanah yang sangat berbeda kondisinya dengan negara asal mereka.
Menurut salah seorang saksi hidup yang ikut dalam proyek pembangunan jalan tersebut, semua gambut di tapak jalan dikeruk dengan kedalaman 1-2 meter. Setelah gambut dikeruk, terciptalah alur seperti sungai yang kemudian alur itu diisi batu, pasir, dan tanah padat.
Pada 17 Desember 1962, pembangunan pondasi Jalan selesai, dan pada tahun-tahun berikutnya dilanjutkan dengan pembuatan drainase, pengerasan, dan pengaspalan. Pekerjaan yang lambat, tetapi hasilnya prima. Puluhan warga Dayak dan ratusan orang Jawa turut menjadi pekerja.
Spoiler for proses pengerjaan:
Spoiler for drainase jalan:
Namun seiring dengan pergantian kekuasaan pasca Gerakan 30 September 1965 membuat orang-orang Rusia bergegas meninggalkan Indonesia. Semua pekerja proyek menyembunyikan diri karena tak ingin dikaitkan dengan Rusia, Partai Komunis Indonesia, atau bahkan Soekarno.
Akhirnya pada awal tahun 1966 proyek pengerjaan jalan tersebut dihentikan, ketika itu jalan yang terbangun baru 34 Km dari 175 Km yang direncanakan. Cerita pembangunan jalan itu pun tamat, segala yang berbau Rusia dihapus, termasuk ilmu pembangunan jalan yang diajarkan para insinyur mereka di ruas Palangkaraya-Tangkiling.
Spoiler for kondisi jalan sekarang:
Spoiler for kondisi jalan sekarang 2:
Kalo agan berkunjung ke Palangkaraya agan akan dengan mudah menemukan jalan ini, jalan ini membentang mulai dari pusat kota hingga sebuah daerah bernama Tangkiling yang berjarak 34 Km. Itulah sebabnya warga setempat lebih mengenal jalan itu sebagai Jalan Palangkaraya-Tangkiling.
Spoiler for pusat kota Palangkaraya:
Secara teori, ruas Palangkaraya- Tangkiling yang dibangun para insinyur Rusia dengan mengeruk tanah gambut itu yang benar, namun pembangunan jalan dengan teknik itu membutuhkan biaya tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan teknik yang saat ini digunakan yaitu cukup dengan pondasi berupa kayu galam yang ditancapkan di lahan gambut itu sehingga pembangunan jalan menjadi lebih murah dan cepat, meskipun konstruksi jalan menjadi tidak awet.
Spoiler for konstruksi ala Indonesia:
Jika dihitung, jalan Palangkaraya-Tangkiling sepanjang 34 Km tersebut telah berusia hampir 50 tahun dan sejauh ini hanya perbaikan-perbaikan kecil yang pernah dilakukan..tidak ada kerusakan berarti.
Seandainya semua jalan di Indonesia dikerjakan dengan sungguh2, mskipun prlu biaya besar diawal tapi kalo bisa tahan puluhan tahun knpa ngga...
Demikian share dari ane, semoga bermanfaat.
Spoiler for sumber:
Diubah oleh erv.mhd 09-02-2013 00:56
0
5.3K
41


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan