- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Korban Kebrutalan Polisi Kita ( Terjadi Lagi !!!!! )


TS
asligarut
Korban Kebrutalan Polisi Kita ( Terjadi Lagi !!!!! )
Spoiler for Korban:

VIVAnews - Susanto (30), seorang pengamen yang setiap hari mangkal di halte depan Kantor Agraria Wonogiri, Jawa Tengah, diduga menjadi korban kebrutalan oknum polisi saat menjalani interogasi.
Susanto diciduk karena dituduh mencuri burung Love Bird. Padahal, dia mengaku tidak pernah tahu kasus yang terjadi pada tahun 2011 itu.
Quote:
Nasib nahas yang dialami Susanto itu bermula pada Senin, 4 Februari 2013. Saat itu, dia sedang mangkal di halte Kantor Agraria. Tiba-tiba beberapa oknum polisi menjemputnya secara paksa.
Dengan menggunakan mobil, Susanto dibawa ke Mapolsek Selogiri, Wonogiri. Di ruang interogasi dia mengaku jadi sasaran kebrutalan oknum polisi. "Saya dipukuli dan ditendang oleh oknum polisi sampai tidak sadar."
Bahkan, pihak keluarga mengatakan Susanto juga disetrum dalam proses interogasi itu.
Interogasi itu tidak hanya sekali. Selang beberapa jam, Susanto dipaksa untuk mengakui perbuatan yang menurutnya tidak pernah dilakukan. Dia diberikan waktu istirahat beberapa saat dan kemudian kembali dipukuli. Interogasi tersebut berlangsung hingga malam.
"Saat itu saya sudah tidak sadar karena dipukul terus. Berapa jumlah polisi yang memukul, saya tidak tahu karena saya sudah kesakitan. Dan mereka meminta saya untuk mengakui mencuri burung itu. Saya tidak mengaku karena tidak mencurinya," tutur Susanto, Kamis 7 Februari 2013.
Saat berada di Mapolsek Selogiri itu, dirinya dipertemukan dengan Totok dan Angga yang sudah ditangkap sebelumnya. "Saya memang kenal Angga karena dia sering ngamen bersama saya. Tetapi saya tidak kenal Totok," tutur dia.
Usai interogasi, Senin malamnya, Susanto dibawa ke Mapolres Wonogiri. Di tempat baru ini, dia masih dinterogasi sampai Rabu. Hanya saja, di tempat itu dia tidak mengalami penyiksaan. "Pagi diinterogasi. Disuruh istirahat, paginya lagi diinterogasi. Begitu terus sampai Rabu. Rabu itu saya diperbolehkan pulang karena tidak ada bukti melakukan pencurian burung," katanya.
Sampai di rumah, Susanto langsung dibawa ke RSUD Wonogiri oleh keluarganya. Beberapa bagian tubuhnya saat itu sudah lebam-lebam. "Jari kelingking kanan retak, punggung sakit semua dan biru lebam, terus kaki sakit. Di leher ada bekas luka cekikan. Saya juga mengalami kencing darah sejak di Mapolres Wonogiri hingga di rumah sakit," kata Susanto.
Pihak rumah sakit membenarkan bahwa kelingking tangan kanan Susanto patah. Sedangkan untuk kencing darah, tim dokter RSUD Wonogiri masih melakukan observasi, apakah ada masalah dengan luka di sistem saluran kencing. "Kami akan melakukan observasi melalui rontgen, apakah di sistem saluran kencing itu ada luka," kata Kasi Pelayanan Medik RSUD Wonogiri, Adhi Dharma.
Sedangkan mengenai luka bekas pencekikan di bagian leher, Adhi mengatakan bisa berdampak terhadap kerusakan di bagian tenggorokan dan tulang leher. "Nanti kami akan periksa lagi," kata Adhi.
Keluarga Susanto tidak terima dengan perlakuan ini. Rencananya, keluarga Susanto akan mengadukan oknum polisi itu ke Provost Polres Wonogiri. "Saya akan melaporkan ke provost, karena saya tidak terima anak saya mengalami luka seperti itu," tutur Tukiman, ayah Susanto.
Kapolrse Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani, saat dikonfirmasi belum bisa memberikan keterangan. Dia mengaku masih mengikuti rapat di Polda Jawa Tengah di Semarang. "Maaf, saya sedang ada rapat di Polda Jateng," katanya melalui saluran telepon.
Sementara itu, Wakapolres Wonogiri, Kompol Sungkono Santoso, juga belum bisa memberi keterangan. Wartawan yang menunggu di Mapolres Wonogiri tidak bisa menemui Sungkono. "Waka belum bisa memberi keterangan, itu menjadi kewenangan Kapolres," kata Staf Humas Polres Wonogiri, Iwan.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, ketika dimintai konfirmasi mengatakan, "Terima kasih atas infonya. Saya langsung telepon Kapolda dan Wakapolda Jawa Tengah. Saya minta polisinya untuk diperiksa Propam Polda Jateng sekarang."VIVAnews - Susanto (30), seorang pengamen yang setiap hari mangkal di halte depan Kantor Agraria Wonogiri, Jawa Tengah, diduga menjadi korban kebrutalan oknum polisi saat menjalani interogasi.
Susanto diciduk karena dituduh mencuri burung Love Bird. Padahal, dia mengaku tidak pernah tahu kasus yang terjadi pada tahun 2011 itu.
Nasib nahas yang dialami Susanto itu bermula pada Senin, 4 Februari 2013. Saat itu, dia sedang mangkal di halte Kantor Agraria. Tiba-tiba beberapa oknum polisi menjemputnya secara paksa.
Dengan menggunakan mobil, Susanto dibawa ke Mapolsek Selogiri, Wonogiri. Di ruang interogasi dia mengaku jadi sasaran kebrutalan oknum polisi. "Saya dipukuli dan ditendang oleh oknum polisi sampai tidak sadar."
Bahkan, pihak keluarga mengatakan Susanto juga disetrum dalam proses interogasi itu.
Interogasi itu tidak hanya sekali. Selang beberapa jam, Susanto dipaksa untuk mengakui perbuatan yang menurutnya tidak pernah dilakukan. Dia diberikan waktu istirahat beberapa saat dan kemudian kembali dipukuli. Interogasi tersebut berlangsung hingga malam.
"Saat itu saya sudah tidak sadar karena dipukul terus. Berapa jumlah polisi yang memukul, saya tidak tahu karena saya sudah kesakitan. Dan mereka meminta saya untuk mengakui mencuri burung itu. Saya tidak mengaku karena tidak mencurinya," tutur Susanto, Kamis 7 Februari 2013.
Saat berada di Mapolsek Selogiri itu, dirinya dipertemukan dengan Totok dan Angga yang sudah ditangkap sebelumnya. "Saya memang kenal Angga karena dia sering ngamen bersama saya. Tetapi saya tidak kenal Totok," tutur dia.
Usai interogasi, Senin malamnya, Susanto dibawa ke Mapolres Wonogiri. Di tempat baru ini, dia masih dinterogasi sampai Rabu. Hanya saja, di tempat itu dia tidak mengalami penyiksaan. "Pagi diinterogasi. Disuruh istirahat, paginya lagi diinterogasi. Begitu terus sampai Rabu. Rabu itu saya diperbolehkan pulang karena tidak ada bukti melakukan pencurian burung," katanya.
Sampai di rumah, Susanto langsung dibawa ke RSUD Wonogiri oleh keluarganya. Beberapa bagian tubuhnya saat itu sudah lebam-lebam. "Jari kelingking kanan retak, punggung sakit semua dan biru lebam, terus kaki sakit. Di leher ada bekas luka cekikan. Saya juga mengalami kencing darah sejak di Mapolres Wonogiri hingga di rumah sakit," kata Susanto.
Pihak rumah sakit membenarkan bahwa kelingking tangan kanan Susanto patah. Sedangkan untuk kencing darah, tim dokter RSUD Wonogiri masih melakukan observasi, apakah ada masalah dengan luka di sistem saluran kencing. "Kami akan melakukan observasi melalui rontgen, apakah di sistem saluran kencing itu ada luka," kata Kasi Pelayanan Medik RSUD Wonogiri, Adhi Dharma.
Sedangkan mengenai luka bekas pencekikan di bagian leher, Adhi mengatakan bisa berdampak terhadap kerusakan di bagian tenggorokan dan tulang leher. "Nanti kami akan periksa lagi," kata Adhi.
Keluarga Susanto tidak terima dengan perlakuan ini. Rencananya, keluarga Susanto akan mengadukan oknum polisi itu ke Provost Polres Wonogiri. "Saya akan melaporkan ke provost, karena saya tidak terima anak saya mengalami luka seperti itu," tutur Tukiman, ayah Susanto.
Kapolrse Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani, saat dikonfirmasi belum bisa memberikan keterangan. Dia mengaku masih mengikuti rapat di Polda Jawa Tengah di Semarang. "Maaf, saya sedang ada rapat di Polda Jateng," katanya melalui saluran telepon.
Sementara itu, Wakapolres Wonogiri, Kompol Sungkono Santoso, juga belum bisa memberi keterangan. Wartawan yang menunggu di Mapolres Wonogiri tidak bisa menemui Sungkono. "Waka belum bisa memberi keterangan, itu menjadi kewenangan Kapolres," kata Staf Humas Polres Wonogiri, Iwan.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, ketika dimintai konfirmasi mengatakan, "Terima kasih atas infonya. Saya langsung telepon Kapolda dan Wakapolda Jawa Tengah. Saya minta polisinya untuk diperiksa Propam Polda Jateng sekarang."
0
2K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan