- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Sekilas Sejarah Organisasi Tionghoa di Kaltim
TS
zhouxian
Sekilas Sejarah Organisasi Tionghoa di Kaltim
Empat paguyuban jadi wadah bernaung warga Tionghoa di Balikpapan. Keempatnya tergabung di bawah Perhimpunan Tionghoa Balikpapan (PTB). Ada Paguyuban Guangzhou, Perkumpulan Pintu Mas, Paguyuban Hainan, dan Perkumpulan Harapan Insani. Jelang Imlek 2564 pada 10 Februari nanti, Kaltim Post akan menyuguhkan ulasan ringan tentang perjalanan dan kiprah perhimpunan tersebut di Kota Minyak dan Kaltim. Paguyuban Hainan menjadi pembuka.
FOTO dengan pigura 30x40 sentimeter menempel di dinding ruangan 5x5 meter, di sebuah bangunan di Jalan Jabal Rahma RT 42, No 26, Balikpapan. Dua baris kalimat dengan tulisan Mandarin jadi keterangan pada bagian atas foto. Ada tanggal tertulis 12-2-1965. “Duduk di tengah itu Chang Ing Hong dan sebelah kirinya sekretaris, Chang Ming Tong. Semua dalam foto ini tokoh dan pendiri Paguyuban Hainan,” kata Liang Awang Yusnan (60), ketua Paguyuban Hainan Balikpapan, saat ditemui tengah pekan lalu. Chang Ing Hong pada foto hitam putih itu adalah pendiri paguyuban warga Hainan. Setelah Chang meninggal, pemimpin paguyuban ini rutin berganti.
“Kalau silsilah pengurusnya saya lupa dan tidak terdata. Kami memang berencana membuat buku sejarah paguyuban Hainan di Balikpapan,” kata Liang.
Bangunan di Jalan Jabal Rahma itu adalah sekretariat paguyuban. Tak hanya sekretariat, gedung itu juga berfungsi sebagai rumah duka. Tempat kongko warga dari Laut Tiongkok Selatan ini dibangun pada 2004, setahun kemudian mulai difungsikan. Sebelum di Jabal Rahma, warga Hainan di Kota Minyak kerap berpindah tempat berkumpul. Sekarang sudah tak lagi.
Hainan adalah sebuah pulau. Terletak di Laut Tiongkok Selatan antara Provinsi Guangzhou dan Vietnam. Pulau Hainan atau Hainan Dao merupakan garda depan bagi wilayah Republik Rakyat Tiongkok di selatan. Pulau ini sempat jadi tempat pembuangan tahanan politik. Sekarang, Hainan semakin menggeliat dan menjadi salah satu tempat andalan di Negeri Tirai Bambu untuk menarik wisatawan.
Di Balikpapan sendiri, paguyuban warga Hainan sudah ada sejak 1965 silam. Mereka sebenarnya merupakan satu kesatuan dari suku Nan. Hanya, karena daerah yang terlalu luas dan jumlah yang sangat banyak, maka tiap tempat menjadi bervariasi. Karena suku sama otomatis marga sama. Misalnya warga Si Li ada Hakka, ada Hokkian, ada Konghu, ada Hokchia, ada Hainan, dan lainnya.
Hainan asal kata dari hai (laut) dan nan (selatan). Ya, laut selatan. Ini karena kelompok masyarakat itu berada di sebuah pulau bagian selatan. Saat ini warga Hainan tersebar di 25 negara. Di antaranya, Amerika, Australia, Inggris, Singapura, termasuk Indonesia.
Liang adalah pria kelahiran Sangasanga, Kutai Kartanegara (Kukar). Ayah empat anak ini bercerita, orangtuanya sudah merantau ke Balikpapan sejak 1950-an. Masa itu ayahnya bekerja di sebuah pabrik roti di kawasan Karang Anyar, Balikpapan Utara.
“Lambat laun, suku Hainan banyak di Balikpapan. Samarinda juga ada, tapi tidak banyak. Misi kami fokus pada kegiatan sosial, yakni kematian. Paguyuban Hainan di bawah naungan Yayasan Budi Luhur Balikpapan,” urainya.
Pria berkacamata ini mencontohkan, misalnya, saat ada anggota paguyuban meninggal, segala prosesnya dari persiapan, rumah duka, sampai pemakaman, dibantu. “Jika orang tersebut tidak mampu, kami mengumpulkan bantuan seikhlasnya,” kata Liang.
Mengenai kepercayaan, anggota paguyuban mayoritas beragama Buddha.
Bagi warga Hainan, tak ada aturan baku untuk menikah dan membangun keluarga dengan warga suku lain. Terpenting tetap menjaga kemurnian budaya.
“Bebas tidak ada aturan. Misalnya ada yang menikah dengan selain Hainan. Yang terpenting budaya tetap terjaga,” katanya. “Rata-rata warga Hainan banyak berusaha dengan membuka warung, depot dan lainnya,” lanjutnya.
Di Indonesia ada kuliner khas Hainan. Yakni, nasi ayam Hainan. Masakan Tionghoa ini sering dikaitkan dengan masakan Malaysia atau Singapura. Tapi, sebenarnya masakan ini asli dari Hainan. Banyaknya orang-orang Hainan merantau dan tinggal di Malaysia dan Singapura, kemudian mengembangkan masakan ini. Jadilah nasi ayam Hainan identik dengan Malaysia atau Singapura.
Nasi lezat ini dimasak menggunakan kaldu ayam. Sehingga menjadikan nasi sangat harum dan lembut. Nasi ini biasanya disajikan dengan daging ayam rebus ataupun panggang, kuah kaldu, sambal jahe, dan juga bawang putih.
Menjelang Imlek, sejak pekan kemarin, paguyuban Hainan belum melakukan ritual khusus ataupun kegiatan intern. “Belum ada kegiatan. Biasanya kami ikut dengan kegiatan Budi Luhur. Namun, sesuai kalender Tiongkok, bulan April tanggal 4, ada ritual Cheng Beng atau sembayang kuburan. Biasa dilakukan seminggu sebelum atau seminggu sesudah tanggal 4,” tuturnya. (bersambung/*/aim/far/zal/k1)
http://www.kaltimpost.co.id/berita/d...nasi-ayam.html
FOTO dengan pigura 30x40 sentimeter menempel di dinding ruangan 5x5 meter, di sebuah bangunan di Jalan Jabal Rahma RT 42, No 26, Balikpapan. Dua baris kalimat dengan tulisan Mandarin jadi keterangan pada bagian atas foto. Ada tanggal tertulis 12-2-1965. “Duduk di tengah itu Chang Ing Hong dan sebelah kirinya sekretaris, Chang Ming Tong. Semua dalam foto ini tokoh dan pendiri Paguyuban Hainan,” kata Liang Awang Yusnan (60), ketua Paguyuban Hainan Balikpapan, saat ditemui tengah pekan lalu. Chang Ing Hong pada foto hitam putih itu adalah pendiri paguyuban warga Hainan. Setelah Chang meninggal, pemimpin paguyuban ini rutin berganti.
“Kalau silsilah pengurusnya saya lupa dan tidak terdata. Kami memang berencana membuat buku sejarah paguyuban Hainan di Balikpapan,” kata Liang.
Bangunan di Jalan Jabal Rahma itu adalah sekretariat paguyuban. Tak hanya sekretariat, gedung itu juga berfungsi sebagai rumah duka. Tempat kongko warga dari Laut Tiongkok Selatan ini dibangun pada 2004, setahun kemudian mulai difungsikan. Sebelum di Jabal Rahma, warga Hainan di Kota Minyak kerap berpindah tempat berkumpul. Sekarang sudah tak lagi.
Hainan adalah sebuah pulau. Terletak di Laut Tiongkok Selatan antara Provinsi Guangzhou dan Vietnam. Pulau Hainan atau Hainan Dao merupakan garda depan bagi wilayah Republik Rakyat Tiongkok di selatan. Pulau ini sempat jadi tempat pembuangan tahanan politik. Sekarang, Hainan semakin menggeliat dan menjadi salah satu tempat andalan di Negeri Tirai Bambu untuk menarik wisatawan.
Di Balikpapan sendiri, paguyuban warga Hainan sudah ada sejak 1965 silam. Mereka sebenarnya merupakan satu kesatuan dari suku Nan. Hanya, karena daerah yang terlalu luas dan jumlah yang sangat banyak, maka tiap tempat menjadi bervariasi. Karena suku sama otomatis marga sama. Misalnya warga Si Li ada Hakka, ada Hokkian, ada Konghu, ada Hokchia, ada Hainan, dan lainnya.
Hainan asal kata dari hai (laut) dan nan (selatan). Ya, laut selatan. Ini karena kelompok masyarakat itu berada di sebuah pulau bagian selatan. Saat ini warga Hainan tersebar di 25 negara. Di antaranya, Amerika, Australia, Inggris, Singapura, termasuk Indonesia.
Liang adalah pria kelahiran Sangasanga, Kutai Kartanegara (Kukar). Ayah empat anak ini bercerita, orangtuanya sudah merantau ke Balikpapan sejak 1950-an. Masa itu ayahnya bekerja di sebuah pabrik roti di kawasan Karang Anyar, Balikpapan Utara.
“Lambat laun, suku Hainan banyak di Balikpapan. Samarinda juga ada, tapi tidak banyak. Misi kami fokus pada kegiatan sosial, yakni kematian. Paguyuban Hainan di bawah naungan Yayasan Budi Luhur Balikpapan,” urainya.
Pria berkacamata ini mencontohkan, misalnya, saat ada anggota paguyuban meninggal, segala prosesnya dari persiapan, rumah duka, sampai pemakaman, dibantu. “Jika orang tersebut tidak mampu, kami mengumpulkan bantuan seikhlasnya,” kata Liang.
Mengenai kepercayaan, anggota paguyuban mayoritas beragama Buddha.
Bagi warga Hainan, tak ada aturan baku untuk menikah dan membangun keluarga dengan warga suku lain. Terpenting tetap menjaga kemurnian budaya.
“Bebas tidak ada aturan. Misalnya ada yang menikah dengan selain Hainan. Yang terpenting budaya tetap terjaga,” katanya. “Rata-rata warga Hainan banyak berusaha dengan membuka warung, depot dan lainnya,” lanjutnya.
Di Indonesia ada kuliner khas Hainan. Yakni, nasi ayam Hainan. Masakan Tionghoa ini sering dikaitkan dengan masakan Malaysia atau Singapura. Tapi, sebenarnya masakan ini asli dari Hainan. Banyaknya orang-orang Hainan merantau dan tinggal di Malaysia dan Singapura, kemudian mengembangkan masakan ini. Jadilah nasi ayam Hainan identik dengan Malaysia atau Singapura.
Nasi lezat ini dimasak menggunakan kaldu ayam. Sehingga menjadikan nasi sangat harum dan lembut. Nasi ini biasanya disajikan dengan daging ayam rebus ataupun panggang, kuah kaldu, sambal jahe, dan juga bawang putih.
Menjelang Imlek, sejak pekan kemarin, paguyuban Hainan belum melakukan ritual khusus ataupun kegiatan intern. “Belum ada kegiatan. Biasanya kami ikut dengan kegiatan Budi Luhur. Namun, sesuai kalender Tiongkok, bulan April tanggal 4, ada ritual Cheng Beng atau sembayang kuburan. Biasa dilakukan seminggu sebelum atau seminggu sesudah tanggal 4,” tuturnya. (bersambung/*/aim/far/zal/k1)
http://www.kaltimpost.co.id/berita/d...nasi-ayam.html
0
7.4K
5
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan