- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[Unrequited Love] Antara Aku dan Jepang


TS
BaratLaut
[Unrequited Love] Antara Aku dan Jepang
selamat siang,
saya mohon ijin menumpahkan isi hati disini, moga-moga ada pelajaran yang bisa diambil.
saya pemuda berusia 26 tahun memulai cerita ini dengan perasaan yang tidak jelas.
nama saya J (inisial) seorang pemuda biasa yang menjalani hidup biasa selama 26 tahun kehidupan ini. saya lahir dan besar di kota Jakarta, kota metropolitan tapi gaya hidup saya sama sekali tidak seperti orang-orang. seorang yang pendiam, susah bergaul dan lebih kearah introvert. sejak SD sampai dengan SMU saya tinggal di Jakarta dan menjalaininya dengan biasa-biasa saja. kebanyakan teman saya sudah banyak pacaran sejak SMU atau bahkan SMP, beda halnya dengan saya yang tidak mengenal apa itu kata pacaran. sejak SD saya termasuk orang yang berprestasi (maaf bukan bermaksud sombong) mungkin karena itu juga banyak teman-teman perempuan yang berkata "ah si J belajar mulu, cowo kayak lu mending cari cewe yang pinter." saya menanggapinya dengan biasa saja, saya berpikir bahwa saya belajar untuk masa depan saya, untuk diri saya sendiri.
Setelah lulus SMU saya melanjutkan kuliah di Bandung dan mengambil jurusan teknik, jurusan yang ternyata jarang perempuan atau bahkan tidak ada sama sekali dalam satu kelas. kehidupan di bandung pun saya jalani dengan biasa-biasa saja, tapi saya pernah pacaran singkat dengan gadis Cianjur. singkat karena saya waktu itu berorientasi pada bentuk fisik perempuan dan saya lihat dia kurang menarik bagi saya. oh iya, sewaktu di Bandunglah saya mengenal Jepang, saya ikut ajakan sahabat saya untuk ikut kursus bahasa Jepang. dia pernah bercerita kalau dia punya paman yang tinggal dan menikah dengan wanita Jepang. pamannya bercerita tentang kehidupan Jepang yang lebih teratur, orang-orangnya yang pekerja keras, lingkungan yang bersih dan sebagainya. sahabat saya menceritakan cerita pamannya kepada saya bahwa di Jepang orang-orang teknik dibutuhkan, kalau lulus kuliah sebaiknya ke Jepang. saya pun tertarik mendengar cerita-cerita sahabat saya tersebut, karena saya hanya tahu Jepang lewat komik dan kartun (manga dan anime) saja. lalu saya dan dia kursus bahasa Jepang selama setahun, banyak sensei-senseinya bercerita ini dan itu tentang Jepang, hal itu mempengaruhi pikiran saya, pola hidup saya dan saya jatuh cinta kepada Jepang.
setelah lulus kuliah, saya dan sahabat ternyata bekerja di perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan Jepang. kehidupan kembali seperti saya belum mengenal budaya Jepang lewat kursus bahasa Jepang karena saya terlalu sibuk bekerja. setahun kemudian saya berhenti bekerja dan memilih untuk melanjutkan kuliah saya di daerah Depok. belajar, belajar dan belajar hanya itu kegiatan utama saya, tidak ada yang spesial. suatu saat saya menonton iklan minuman ringan yang background musicnya dinyanyikan dalam bahasa Jepang. saya lihat model iklannya mirip sekali dengan orang Jepang. tertarik dengan hal itu, saya mencari info disana sini dan akhirnya tahu kalau dia orang Indonesia dan dia punya akun twitter. saya membuat akun twitter juga, pada awalnya saya hanya mem-follow dia, tapi karena bosan saya coba follow orang-orang Jepang secara acak. saya mendapatkan beberapa teman orang Jepang, ternyata banyak sekali orang Jepang di twitter. saya cukup kewalahan berbicara dengan orang Jepang di twitter karena saya sudah banyak lupa kosakata dan tatabahasa Jepang. tapi saya senang karena bisa berbicara langsung dengan orang Jepang walau hanya di twitter karena saat saya kursus bahasa Jepang, saya hanya diajari oleh sensei-sensei dari Indonesia. dari twitter lah saya kembali membuka kamus dan catatan-catatan kursus bahasa Jepang yang dulu saya pernah ikuti dan dari sinilah cerita tentang cinta saya dimulai.
kira-kira pada bulan pertengahan bulan agustus 2011 salah satu follower saya (orang Jepang yang bisa bahasa Indonesia) retweet comment temannya yang orang Jepang dengan bahasa Indonesia. saya coba untuk mem-follow dia, dan akhirnya dia mem-follow saya keesokan harinya. oia dia bernama A (inisial), dia mention saya dan mengucapkan terima kasih dalam bahasa Indonesia. lalu saya balas dengan terima kasih pula tapi dalam bahasa Jepang. setelah itu kami menjadi cukup akrab, saya sering membalas tweetnya karena lucu-lucu dan sering dalam bahasa Indonesia. sampai saat itu saya hanya menganggapnya teman di internet saja. dia bersikap sangat baik, diselalu bercerita tentang pekerjaan, kehidupannya tiap hari. mungkin karena kedekatan itu saya diberikan nomor hpnya dan sering berkomunikasi di kakaotalk dan skype.
Selanjutnya berjalan seperti seorang teman yang sudah pernah bertemu, bercerita ini dan itu, dia juga sering meminta pendapat saya mengenai kata yang cocok dalam bahasa Indonesia, walaupun dia orang yang terbuka tapi dia tidak mau memberi tahu saya mengenai umurnya. tapi itu bukan masalah bagi saya karena tiap orang punya hak dan rahasia yang tidak ingin diceritakan. setelah saya lulus kuliah, dia sering memberi semangat dalam mencari pekerjaan karena saya beberapa kali ditolak oleh perusahaan, komunikasi kami memang lebih banyak di twitter. sebulan kemudian saya mendapatkan pekerjaan tapi pekerjaan itu harus dilalui dengan serangkaian diklat-diklat dimana salah satunya masuk pendidikan semi militer. sebulan lebih saya tidak buka twitter, ketika saya buka twitter lagi saya jarang melihat dia tweet-tweetnya.saya pikir dia sedang sibuk.
saya mencoba untuk mengetahuinya lewat FBnya dengan membuat akun FB samaran, saya mengaku berasal dari Jerman (saya tidak punya FB karena saya tidak begitu suka dengan sistem di FB). saya melihat dia dalam keadaan sehat-sehat saja melalui FB dan saya merasa senang dia baik-baik saja, yang saya tahu adalah dia ternyata menjalin hubungan dengan orang Kamboja. saya melihat laki-laki Kamboja itu dengan pikiran positif karena dia sangat macho dan cocok sekali dengan teman saya itu. beberapa kali saya juga memanas-manasi dengan bertanya kapan sepasang kekasih ini akan bertemu, saya melakukan itu karena senang dia punya teman dekat. pada bulan juni 2012 ternyata dia ke Indonesia, oia dia sudah sering sekali ke Indonesia khususnya daerah Bali dan Toraja, karena dia punya banyak teman disana. pada bulan yang sama juga dia pergi ke Kamboja untuk bertemu dengan pria Kamboja itu. setelah itu saya tidak bisa mengikuti perkembangannya karena sibuk bekerja tapi pada bulan juli 2012 tiba-tiba teman saya mengirim direct message di twitter kepada saya. dia curhat mengenai apa yang terjadi di Kamboja, dia suka dengan pria tersebut dan pria tersebut juga berniat untuk melamarnya, teman saya hanya menjawab bahwa kita perlu mengenal lebih dekat.
Kemudian teman saya kembali ke Jepang dan ternyata pria Kamboja itu mengeluh mengenai keuangannya, tiap hari dia SMS mengenai keadaan dirinya terutama keuangannya. teman saya hanya bisa membantu melalui nasehat karena dia belum mengenal dengan baik pria tersebut. setelahnya si pria itu tidak pernah membalas SMS teman saya itu tapi sekali dia membalas dengan mengatakan bahwa dia akan menikah dengan gadis Kamboja. merasa dikhianati, teman saya bertanya apakah hal itu karena saya tidak membantu keuangan pria tersebut, pria itu hanya diam. akhirnya mereka putus hubungan dan putus hubunganya itu diceritakan lengkap melalui DM twitter. saya merasa agak marah dengan pria Kamboja itu, lalu di FB ternyata saya juga dicurhati hal yang sama (teman saya hanya tahu kalau saya adalah orang Jerman). saya marah kepada pria Kamboja itu hingga terjadi keributan di FB, teman saya menjadi sangat sedih karenanya. lalu saya pada malam harinya dicurhati kembali via kakaotalk, dia bercerita panjang lebar mengenai teman-temannya di FB dia tampak sangat sedih sekali. saya merasa bersalah karena itu, maka saya deactivate FB samaran saya. sejak itu saya merasa bahwa saya punya suatu perasaan kepada dia, rasa ingin selalu melindunginya.
bersambung
saya mohon ijin menumpahkan isi hati disini, moga-moga ada pelajaran yang bisa diambil.
saya pemuda berusia 26 tahun memulai cerita ini dengan perasaan yang tidak jelas.
nama saya J (inisial) seorang pemuda biasa yang menjalani hidup biasa selama 26 tahun kehidupan ini. saya lahir dan besar di kota Jakarta, kota metropolitan tapi gaya hidup saya sama sekali tidak seperti orang-orang. seorang yang pendiam, susah bergaul dan lebih kearah introvert. sejak SD sampai dengan SMU saya tinggal di Jakarta dan menjalaininya dengan biasa-biasa saja. kebanyakan teman saya sudah banyak pacaran sejak SMU atau bahkan SMP, beda halnya dengan saya yang tidak mengenal apa itu kata pacaran. sejak SD saya termasuk orang yang berprestasi (maaf bukan bermaksud sombong) mungkin karena itu juga banyak teman-teman perempuan yang berkata "ah si J belajar mulu, cowo kayak lu mending cari cewe yang pinter." saya menanggapinya dengan biasa saja, saya berpikir bahwa saya belajar untuk masa depan saya, untuk diri saya sendiri.
Setelah lulus SMU saya melanjutkan kuliah di Bandung dan mengambil jurusan teknik, jurusan yang ternyata jarang perempuan atau bahkan tidak ada sama sekali dalam satu kelas. kehidupan di bandung pun saya jalani dengan biasa-biasa saja, tapi saya pernah pacaran singkat dengan gadis Cianjur. singkat karena saya waktu itu berorientasi pada bentuk fisik perempuan dan saya lihat dia kurang menarik bagi saya. oh iya, sewaktu di Bandunglah saya mengenal Jepang, saya ikut ajakan sahabat saya untuk ikut kursus bahasa Jepang. dia pernah bercerita kalau dia punya paman yang tinggal dan menikah dengan wanita Jepang. pamannya bercerita tentang kehidupan Jepang yang lebih teratur, orang-orangnya yang pekerja keras, lingkungan yang bersih dan sebagainya. sahabat saya menceritakan cerita pamannya kepada saya bahwa di Jepang orang-orang teknik dibutuhkan, kalau lulus kuliah sebaiknya ke Jepang. saya pun tertarik mendengar cerita-cerita sahabat saya tersebut, karena saya hanya tahu Jepang lewat komik dan kartun (manga dan anime) saja. lalu saya dan dia kursus bahasa Jepang selama setahun, banyak sensei-senseinya bercerita ini dan itu tentang Jepang, hal itu mempengaruhi pikiran saya, pola hidup saya dan saya jatuh cinta kepada Jepang.
setelah lulus kuliah, saya dan sahabat ternyata bekerja di perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan Jepang. kehidupan kembali seperti saya belum mengenal budaya Jepang lewat kursus bahasa Jepang karena saya terlalu sibuk bekerja. setahun kemudian saya berhenti bekerja dan memilih untuk melanjutkan kuliah saya di daerah Depok. belajar, belajar dan belajar hanya itu kegiatan utama saya, tidak ada yang spesial. suatu saat saya menonton iklan minuman ringan yang background musicnya dinyanyikan dalam bahasa Jepang. saya lihat model iklannya mirip sekali dengan orang Jepang. tertarik dengan hal itu, saya mencari info disana sini dan akhirnya tahu kalau dia orang Indonesia dan dia punya akun twitter. saya membuat akun twitter juga, pada awalnya saya hanya mem-follow dia, tapi karena bosan saya coba follow orang-orang Jepang secara acak. saya mendapatkan beberapa teman orang Jepang, ternyata banyak sekali orang Jepang di twitter. saya cukup kewalahan berbicara dengan orang Jepang di twitter karena saya sudah banyak lupa kosakata dan tatabahasa Jepang. tapi saya senang karena bisa berbicara langsung dengan orang Jepang walau hanya di twitter karena saat saya kursus bahasa Jepang, saya hanya diajari oleh sensei-sensei dari Indonesia. dari twitter lah saya kembali membuka kamus dan catatan-catatan kursus bahasa Jepang yang dulu saya pernah ikuti dan dari sinilah cerita tentang cinta saya dimulai.
kira-kira pada bulan pertengahan bulan agustus 2011 salah satu follower saya (orang Jepang yang bisa bahasa Indonesia) retweet comment temannya yang orang Jepang dengan bahasa Indonesia. saya coba untuk mem-follow dia, dan akhirnya dia mem-follow saya keesokan harinya. oia dia bernama A (inisial), dia mention saya dan mengucapkan terima kasih dalam bahasa Indonesia. lalu saya balas dengan terima kasih pula tapi dalam bahasa Jepang. setelah itu kami menjadi cukup akrab, saya sering membalas tweetnya karena lucu-lucu dan sering dalam bahasa Indonesia. sampai saat itu saya hanya menganggapnya teman di internet saja. dia bersikap sangat baik, diselalu bercerita tentang pekerjaan, kehidupannya tiap hari. mungkin karena kedekatan itu saya diberikan nomor hpnya dan sering berkomunikasi di kakaotalk dan skype.
Selanjutnya berjalan seperti seorang teman yang sudah pernah bertemu, bercerita ini dan itu, dia juga sering meminta pendapat saya mengenai kata yang cocok dalam bahasa Indonesia, walaupun dia orang yang terbuka tapi dia tidak mau memberi tahu saya mengenai umurnya. tapi itu bukan masalah bagi saya karena tiap orang punya hak dan rahasia yang tidak ingin diceritakan. setelah saya lulus kuliah, dia sering memberi semangat dalam mencari pekerjaan karena saya beberapa kali ditolak oleh perusahaan, komunikasi kami memang lebih banyak di twitter. sebulan kemudian saya mendapatkan pekerjaan tapi pekerjaan itu harus dilalui dengan serangkaian diklat-diklat dimana salah satunya masuk pendidikan semi militer. sebulan lebih saya tidak buka twitter, ketika saya buka twitter lagi saya jarang melihat dia tweet-tweetnya.saya pikir dia sedang sibuk.
saya mencoba untuk mengetahuinya lewat FBnya dengan membuat akun FB samaran, saya mengaku berasal dari Jerman (saya tidak punya FB karena saya tidak begitu suka dengan sistem di FB). saya melihat dia dalam keadaan sehat-sehat saja melalui FB dan saya merasa senang dia baik-baik saja, yang saya tahu adalah dia ternyata menjalin hubungan dengan orang Kamboja. saya melihat laki-laki Kamboja itu dengan pikiran positif karena dia sangat macho dan cocok sekali dengan teman saya itu. beberapa kali saya juga memanas-manasi dengan bertanya kapan sepasang kekasih ini akan bertemu, saya melakukan itu karena senang dia punya teman dekat. pada bulan juni 2012 ternyata dia ke Indonesia, oia dia sudah sering sekali ke Indonesia khususnya daerah Bali dan Toraja, karena dia punya banyak teman disana. pada bulan yang sama juga dia pergi ke Kamboja untuk bertemu dengan pria Kamboja itu. setelah itu saya tidak bisa mengikuti perkembangannya karena sibuk bekerja tapi pada bulan juli 2012 tiba-tiba teman saya mengirim direct message di twitter kepada saya. dia curhat mengenai apa yang terjadi di Kamboja, dia suka dengan pria tersebut dan pria tersebut juga berniat untuk melamarnya, teman saya hanya menjawab bahwa kita perlu mengenal lebih dekat.
Kemudian teman saya kembali ke Jepang dan ternyata pria Kamboja itu mengeluh mengenai keuangannya, tiap hari dia SMS mengenai keadaan dirinya terutama keuangannya. teman saya hanya bisa membantu melalui nasehat karena dia belum mengenal dengan baik pria tersebut. setelahnya si pria itu tidak pernah membalas SMS teman saya itu tapi sekali dia membalas dengan mengatakan bahwa dia akan menikah dengan gadis Kamboja. merasa dikhianati, teman saya bertanya apakah hal itu karena saya tidak membantu keuangan pria tersebut, pria itu hanya diam. akhirnya mereka putus hubungan dan putus hubunganya itu diceritakan lengkap melalui DM twitter. saya merasa agak marah dengan pria Kamboja itu, lalu di FB ternyata saya juga dicurhati hal yang sama (teman saya hanya tahu kalau saya adalah orang Jerman). saya marah kepada pria Kamboja itu hingga terjadi keributan di FB, teman saya menjadi sangat sedih karenanya. lalu saya pada malam harinya dicurhati kembali via kakaotalk, dia bercerita panjang lebar mengenai teman-temannya di FB dia tampak sangat sedih sekali. saya merasa bersalah karena itu, maka saya deactivate FB samaran saya. sejak itu saya merasa bahwa saya punya suatu perasaan kepada dia, rasa ingin selalu melindunginya.
bersambung
Diubah oleh BaratLaut 21-03-2013 03:47


anasabila memberi reputasi
1
18.7K
19
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan