- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tana Matari' Allo - TANA TORAJA


TS
kopongdelonge
Tana Matari' Allo - TANA TORAJA
Ini adalah sepenggal kisah tentang sebuah daerah "Taman Kahyangan" atau "Taman Surgawi" yg mempunyai budaya unik di tanah Sulawesi 
KULTUR TANA TORAJA & ALUK TO DOLO
Another Most Prestigious culture from Tana Toraja
Semoga Bermanfaat Gan


Quote:
Original Posted By TorajaAdalah Tana Toraja atau dalam bahasa bugis Toraja yg disebut ToRiaja (To : Orang - Riaja : Raja) atau yang bisa di simpulkan orang yang mempunyai keturunan Raja
Quote:
Original Posted By TorajaTana Toraja berada di propinsi Sulawesi Selatan tepatnya berada di utara propinsi Sulawesi Selatan yang menempuh waktu perjalanan selama 8 jam dari kota Makassar. Selama perjalanan menuju Tana Toraja kita akan di suguhkan dengan pemandangan "Jurang" yg berada di kiri kanan kita karena jalur yg di lewati yaitu jalur Trans Sulawesi yang merupakan jalan yang berada di pinggir gunung
Quote:
Original Posted By Toraja



Quote:
Original Posted By TorajaDaerah pertama yang akan kita temui di Pintu masuk daerah Tana Toraja adalah MENGKENDEK dimana sudah mulai terlihat bangunan "TONGKONAN" atau Rumah adat orang Toraja yang berada di kiri kanan kita. Lalu setelah melewati mengkendek kita akan masuk ke pusat daerah Tana Toraja yaitu Kota MAKALE disinilah berbagai macam kegiatan terpusat di Tana Toraja mulai dari tempat DPRD Tana Toraja hingga Gereja Termegah yang ada di Tana Toraja. Disini juga ada sebuah kolam yang mana di tengah kolam tersebut ada sebuah patung yg di berinama " Patung Lakipadada". Lakipadada adalah seorang bangsawan Toraja yg pergi mengembara untung mencari mustika keabadian
KULTUR TANA TORAJA & ALUK TO DOLO
Quote:
Original Posted By TorajaApa itu "ALUK TO DOLO"??
ALUK TO DOLOadalah sebuah kepercayan orang Toraja sejak turun temurun yang berpatokan pada peraturan yang di berikan sebagai bekal dari "Puang Matua" atau TUHAN ini adalah sebuah kepercayaan yang di pegang teguh dan sangat di hormati oleh orang Toraja.
Kultur budaya yang sangat melekat pada orang Toraja yang banyak di liput oleh wisatawan salah satunya adalah Acara "Rambu Solo'"
"Rambu Solo'" atau biasa di sebut Upacara Kematian yang merupakan suatu adat yang kental dan melekat di setiap generasi orang Toraja, Upacara ini biasanya berlangsung selama 3 hari sampai 2 minggu atau bahkan lebih, tergantung dari biaya dan Stata sosial orang yang meninggal tersebut, semakin tinggi strata sosial dari orang yang meninggal maka biaya yang di keluarkan pun akan banyak DAN ke menarikan dan ke indahan yang ada di dalam upacara tersebut akan terlihat yang tidak akan bisa di adakan oleh orang yang mempunyai strata sosial rendah sekalipun mempunyai biaya yang besar

Ini adalah ciri khas upacara Rambu Solo' dimana orang yang meninggal memiliki strata sosial yang tinggi (Orang yang mengiringi peti dibelakangnya meletakan kain merah di atas kepala dan panjangnya sesuai dengan panjang rombongan yang mengikuti peti tersebut ke liang lahat)

"LANTANG"

"LANTANGadalah sebuah tempat yang di buat menggunakan bambu seperti lantang pada umumnya yang berada di tengah sawah hanya modelnya yang dibuat lebih bagus karena disini lah para tamu upacara di jamu yang dengan tujuan memberikan ucapan rasa dukacita dan ikut dalam dukacita keluarga yang di tinggalkan. Prosesi penerimaan tamu yang biasa di lakukan adalah tamu menunggu giliran di panggil biasanya tamu dalam jumlah yang banyak atau rombongan dari sebuah keluarga bahkan dari suatu desa/dusun yang merasa ikut ambil bagian dalam dukacita tersebut, mereka akan di panggil sesuai urutan dan mereka pun datang tidak dengan tangan koson
mereka biasanya membawa beberapa ekor babi untuk di berikan kepada keluarga yang berduka cita (Di dalam tradisi orang toraja bahwa orang yang membawakan babi ini akan menjadi Hutang dan suatu saat akan di kembalikan dengan cara membawa babi sesuai dengan jumlah yang di bawakan untuknya yang berasal dari salah satu rombongan sehingga hutang itu pun menjadi lunas
Ma' Badong
Ma' Badong adalah sebuah tarian dan nyanyian kedukaan berisi syair dukacita yang diadakan di upacara (pesta) kematian di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Badong dilakukan secara berkelompok oleh pria dan wanita setengah baya atau tua dengan cara membentuk lingkaran besar dan bergerak.
Ma’ berarti ‘melakukan’ dan pa’ berarti pelaku, sehingga ma’badong berarti melakukan tarian dan nyanyian badong, dan pa’badong berarti penari badong.Pada saat ma’badong, semua anggota tubuh pada pa’badong juga bergerak, seperti menggerakkan kepala ke depan dan ke belakang, bahu maju-mundur dan ke kiri-ke kanan, kedua lengan diayunkan serentak ke depan dan belakang, tangan saling bergandengan lalu hanya dengan jari kelingking, kaki disepakkan ke depan dan belakang secara bergantian.
Lingkaran besar yang diciptakan pada saat ma’badong dalam beberapa saat dipersempit dengan cara para pa’badong maju, lalu mundur kembali dan pemperluas lingkaran dan saling berputar dan berganti posisi, tetapi tidak bertukar pa’badong lain yang di sisi kanan atau kirinya.
Suara yang mengiringi tarian badong adalah nyanyian para pa’badong, tanpa iringan suara musik. Nyanyian yang dinyanyikan adalah lagu dalam bahasa Toraja, yang berupa syair (Kadong Badong) cerita riwayat hidup dan perjalanan kehidupan orang yang meninggal dunia, mulai dari lahir hingga meninggal. Selain syair tentang riwayat hidup, badong pada saat upacara kematian juga berisi doa, agar arwah orang yang meninggal bisa diterima di alam baka. Tarian Ma'badong ini kadang menelan waktu berjam-jam, malah berlangsung sampai tiga hari tiga malam sambung-menyambung di pelataran tempat upacara berduka.


ALUK TO DOLOadalah sebuah kepercayan orang Toraja sejak turun temurun yang berpatokan pada peraturan yang di berikan sebagai bekal dari "Puang Matua" atau TUHAN ini adalah sebuah kepercayaan yang di pegang teguh dan sangat di hormati oleh orang Toraja.
Kultur budaya yang sangat melekat pada orang Toraja yang banyak di liput oleh wisatawan salah satunya adalah Acara "Rambu Solo'"
"Rambu Solo'" atau biasa di sebut Upacara Kematian yang merupakan suatu adat yang kental dan melekat di setiap generasi orang Toraja, Upacara ini biasanya berlangsung selama 3 hari sampai 2 minggu atau bahkan lebih, tergantung dari biaya dan Stata sosial orang yang meninggal tersebut, semakin tinggi strata sosial dari orang yang meninggal maka biaya yang di keluarkan pun akan banyak DAN ke menarikan dan ke indahan yang ada di dalam upacara tersebut akan terlihat yang tidak akan bisa di adakan oleh orang yang mempunyai strata sosial rendah sekalipun mempunyai biaya yang besar

Ini adalah ciri khas upacara Rambu Solo' dimana orang yang meninggal memiliki strata sosial yang tinggi (Orang yang mengiringi peti dibelakangnya meletakan kain merah di atas kepala dan panjangnya sesuai dengan panjang rombongan yang mengikuti peti tersebut ke liang lahat)

"LANTANG"

"LANTANGadalah sebuah tempat yang di buat menggunakan bambu seperti lantang pada umumnya yang berada di tengah sawah hanya modelnya yang dibuat lebih bagus karena disini lah para tamu upacara di jamu yang dengan tujuan memberikan ucapan rasa dukacita dan ikut dalam dukacita keluarga yang di tinggalkan. Prosesi penerimaan tamu yang biasa di lakukan adalah tamu menunggu giliran di panggil biasanya tamu dalam jumlah yang banyak atau rombongan dari sebuah keluarga bahkan dari suatu desa/dusun yang merasa ikut ambil bagian dalam dukacita tersebut, mereka akan di panggil sesuai urutan dan mereka pun datang tidak dengan tangan koson

Ma' Badong
Ma' Badong adalah sebuah tarian dan nyanyian kedukaan berisi syair dukacita yang diadakan di upacara (pesta) kematian di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Badong dilakukan secara berkelompok oleh pria dan wanita setengah baya atau tua dengan cara membentuk lingkaran besar dan bergerak.
Ma’ berarti ‘melakukan’ dan pa’ berarti pelaku, sehingga ma’badong berarti melakukan tarian dan nyanyian badong, dan pa’badong berarti penari badong.Pada saat ma’badong, semua anggota tubuh pada pa’badong juga bergerak, seperti menggerakkan kepala ke depan dan ke belakang, bahu maju-mundur dan ke kiri-ke kanan, kedua lengan diayunkan serentak ke depan dan belakang, tangan saling bergandengan lalu hanya dengan jari kelingking, kaki disepakkan ke depan dan belakang secara bergantian.
Lingkaran besar yang diciptakan pada saat ma’badong dalam beberapa saat dipersempit dengan cara para pa’badong maju, lalu mundur kembali dan pemperluas lingkaran dan saling berputar dan berganti posisi, tetapi tidak bertukar pa’badong lain yang di sisi kanan atau kirinya.
Suara yang mengiringi tarian badong adalah nyanyian para pa’badong, tanpa iringan suara musik. Nyanyian yang dinyanyikan adalah lagu dalam bahasa Toraja, yang berupa syair (Kadong Badong) cerita riwayat hidup dan perjalanan kehidupan orang yang meninggal dunia, mulai dari lahir hingga meninggal. Selain syair tentang riwayat hidup, badong pada saat upacara kematian juga berisi doa, agar arwah orang yang meninggal bisa diterima di alam baka. Tarian Ma'badong ini kadang menelan waktu berjam-jam, malah berlangsung sampai tiga hari tiga malam sambung-menyambung di pelataran tempat upacara berduka.


Quote:
Original Posted By TorajaTempat dimana Strata Sosial sangat nampak di Tana Toraja


Ya mengapa TS mengatakan demikian karena Disini memang akan nampak dengan jelas dimana strata sosial itu masih ada dan di hormati di Tana Toraja. Semakin Tinggi tempat peti serta patung dari mayat itu di letakan maka semakin tinggi strata sosial orang tersebut
Q : Kenapa ada patung di kuburan?
A : Itu namanya " Tau-tau"
Tau-Tau
Tau Tau adalah replika atau tiruan dari orang Toraja yang sudah meninggal. Biasanya diletakkan di sekitar tempat jenasahnya dimakamkan.
Berasal dari kata Tau yang berarti orang atau manusia, dan disertai pengulangan Tau yang bermakna menyerupai, Tau Tau secara harafiah berarti orang-orangan. Dalam kepercayaan Alu’ To Dolo, -paham animisme sebelum agama Kristen, Katolik dan Islam masuk-, Tau Tau bukan melambangkan badan atau raga almarhum, melainkan simbol roh atau spirit sang almarhum yang tidak ikut mati, tetapi melanjutkan kehidupan lain di alam berikutnya sesudah kematian.
Ada tiga jenis kayu sebagai bahan dasar pembuatan Tau Tau berdasarkan status sosial orang yang meninggal.
1. Bilah bambu, untuk membuat Tau Tau almarhum dari strata status sosial terendah.
2. Kayu randu (kayu kapok dalam bahasa setempat) untuk membuat Tau Tau almarhum dari strata status sosial menengah.
3. Kayu Nangka, untuk membuat Tau Tau almarhum dengan strata sosial paling tinggi/bangsawan
Tidak tanggung tanggung pembuatannya pun tidak sembarangan di lakukan semua ada aturannya mulai dari orang khusus yang memilih jenis kayu dan kayunya pun langsung dari hutan.


Ya mengapa TS mengatakan demikian karena Disini memang akan nampak dengan jelas dimana strata sosial itu masih ada dan di hormati di Tana Toraja. Semakin Tinggi tempat peti serta patung dari mayat itu di letakan maka semakin tinggi strata sosial orang tersebut
Q : Kenapa ada patung di kuburan?
A : Itu namanya " Tau-tau"
Tau-Tau
Tau Tau adalah replika atau tiruan dari orang Toraja yang sudah meninggal. Biasanya diletakkan di sekitar tempat jenasahnya dimakamkan.
Berasal dari kata Tau yang berarti orang atau manusia, dan disertai pengulangan Tau yang bermakna menyerupai, Tau Tau secara harafiah berarti orang-orangan. Dalam kepercayaan Alu’ To Dolo, -paham animisme sebelum agama Kristen, Katolik dan Islam masuk-, Tau Tau bukan melambangkan badan atau raga almarhum, melainkan simbol roh atau spirit sang almarhum yang tidak ikut mati, tetapi melanjutkan kehidupan lain di alam berikutnya sesudah kematian.
Ada tiga jenis kayu sebagai bahan dasar pembuatan Tau Tau berdasarkan status sosial orang yang meninggal.
1. Bilah bambu, untuk membuat Tau Tau almarhum dari strata status sosial terendah.
2. Kayu randu (kayu kapok dalam bahasa setempat) untuk membuat Tau Tau almarhum dari strata status sosial menengah.
3. Kayu Nangka, untuk membuat Tau Tau almarhum dengan strata sosial paling tinggi/bangsawan
Tidak tanggung tanggung pembuatannya pun tidak sembarangan di lakukan semua ada aturannya mulai dari orang khusus yang memilih jenis kayu dan kayunya pun langsung dari hutan.
Another Most Prestigious culture from Tana Toraja
Quote:
Original Posted By TorajaTEDONG atau KERBAU
Arti hewan Kerbau Bagi Orang Toraja
Kerbau adalah hewan istimewa di masyarakat Tana Toraja, selain lambang prestise kerbau juga ditempatkan sebagai hewan utama dan hewan keharusan dalam pesta kematian di tana Toraja. Kerbau merupakan menjadi ukuran untuk mengukur kekayaan, mengukur kedudukan dan mengukur kebangsawanan dari seseorang, karna umumnya masyarakat Toraja mengukur sesuatu dari ukuran kerbau, contoh dalam melakukan penggadaian sebidang tanah ukuran yang ditetapkan adalah kerbau bukan rupian atau uang, misalnya seseorang ingin menggadaikan sawah maka ukuran sawah itu tergantung besar dan nilai sawah itu maka kerbau untuk mengukurnya juga jumlahnya akan makin banyak. Masuk akal karna dari tahun ketahun harga seekor kerbau di Toraja makin tinggi
Kerbau merupakan simbol sosial bagai seseorang umumnya mereka yang menjabat dalam pemerintahan atau mereka yang tergolong kaya selau memiliki kerbau untuk dipelihara. Semakin tinggi seseorang dari keturunannya, jabatannya atau kekayaannya maka kerbau yang dipeliharanya semakin tinggi prestisenya. Umumnya mereka memelihara kerbau Bonga yaitu kerbau yang memiliki nilai jual irasional karna kerbau ini sangat tinggi nilai adat dan nilai finansialnya dalam masyarakat Toraja.
Kerbau Hitam

Kerbau Albino ( Tedong Saleko - Tedong Bonga)
Kerbau ini mempunya nilai jual yang sangat tinggi dan jenis Tedong Saleko adalah Jenis kerbau petarung yang sangat kuat
Arti hewan Kerbau Bagi Orang Toraja
Kerbau adalah hewan istimewa di masyarakat Tana Toraja, selain lambang prestise kerbau juga ditempatkan sebagai hewan utama dan hewan keharusan dalam pesta kematian di tana Toraja. Kerbau merupakan menjadi ukuran untuk mengukur kekayaan, mengukur kedudukan dan mengukur kebangsawanan dari seseorang, karna umumnya masyarakat Toraja mengukur sesuatu dari ukuran kerbau, contoh dalam melakukan penggadaian sebidang tanah ukuran yang ditetapkan adalah kerbau bukan rupian atau uang, misalnya seseorang ingin menggadaikan sawah maka ukuran sawah itu tergantung besar dan nilai sawah itu maka kerbau untuk mengukurnya juga jumlahnya akan makin banyak. Masuk akal karna dari tahun ketahun harga seekor kerbau di Toraja makin tinggi
Kerbau merupakan simbol sosial bagai seseorang umumnya mereka yang menjabat dalam pemerintahan atau mereka yang tergolong kaya selau memiliki kerbau untuk dipelihara. Semakin tinggi seseorang dari keturunannya, jabatannya atau kekayaannya maka kerbau yang dipeliharanya semakin tinggi prestisenya. Umumnya mereka memelihara kerbau Bonga yaitu kerbau yang memiliki nilai jual irasional karna kerbau ini sangat tinggi nilai adat dan nilai finansialnya dalam masyarakat Toraja.
Kerbau Hitam

Kerbau Albino ( Tedong Saleko - Tedong Bonga)

Kerbau ini mempunya nilai jual yang sangat tinggi dan jenis Tedong Saleko adalah Jenis kerbau petarung yang sangat kuat

Semoga Bermanfaat Gan



0
4.2K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan