- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
INDAHNYA BERBAGI, ALA KOMUNITAS SEGO (NASI) BUNGKUS


TS
kopenker
INDAHNYA BERBAGI, ALA KOMUNITAS SEGO (NASI) BUNGKUS
Quote:
Selamat sore agan-agan yang budiman. Setelah sekian lama mikir bikin thread, AKHIRNYA INILAH, THREAD PERTAMA ANE 

Spoiler for Bukti Thread Pertama Ane:

Quote:
Setelah menimbang dan memberi
Lebih mudahnya, ini bukti mudah-mudahan ga


Spoiler for Bukti gak Repost:

Quote:
hemat

Quote:
mewah

Quote:
SURYA Online, MALANG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengharamkan memberi sedekan pada pengemis di jalanan. Begitu pula dengan Pemkot Malang yang sudah melarangnya melalui Perda 2/2012 tentang Ketertiban dan Ketentraman Lingkungan.
Keluarnya dua aturan ini tidak menyurutkan langkah Komunitas Nasi Bungkus untuk berbagi dengan sesama. Anggota komunitas ini selalu belusukan ke perkampungan kumuh setiap Jumat dini hari dengan membagikan nasi bungkus.
Awal terbentuknya komunitas ini bermula dari para kurir Yayasan Sedekah Rombongan yang sering bersinggungan dengan kalangan tidak mampu. Salah satu kurir itu adalah Niken Ayu (32) asal Solo yang domisili di Jalan Selorejo, Kota Malang.
Bersama dengan beberapa rekannya, Niken ingin berbagi pada orang tidak mampu dengan caranya sendiri. “Saya bisanya memasak. Kemudian saya kemukakan ke teman-teman, bagaimana kalau berbagi dalam bentuk nasi bungkus,” kata Niken, Jumat (11/1/2013).
Gagasan ini pun langsung diamini dan mulai bergerak sekitar dua tahun silam di Solo. Mereka memperkenalkan diri sebagai komunitas Dum2 Gudeg (Dugem). Nama komunitas ii diambil karena nasi yang dibagikan pada kalangan tidak mampu berupa nasi gudeg. Saat itu anggota komunitas hanya teman-teman Niken saja. Nasi bungkus dikumpulkan dari teman-teman yang memiliki rejeki.
Pembagiannya dilakukan anggota komunitas saja.
Dengan mengadopsi gagasan serupa, Niken menerapkannya di Kota Malang sejak setahun silam. Sebagaimana di Solo, Komunitas Nasi Bungkus pun diawali dari kenalannya. Lambat laun ide sedekah nasi bungkus mulai dikenal khalayak melalui akun twitter@nasi_bungkus dengan jargon ‘1 atau 2 bungkus bermanfaat untuk anak yatim dan dhuafa’. Akun twitter ini sudah memiliki 546 pengikut.
Dia tidak dapat memastikan berapa jumlah komunitas ini, yang jelas anggota komunitas tidak hanya orang yang dikenalnya. Untuk memudahkan donator menyalurkan uangnya, Niken mencantumkan rekening Bank BNI 0252344353, nomor kontak 087859280133, dan PIN BB 26C2132C.
“Semua uang dan sumbangan dari donator kami laporkan melalui akun twitter sebagai bentuk pertanggungjawaban pada publik,” tambah lulusan Jurusan Public Relation (PR) Universitas Diponegoro (Undip) ini.
Melalui nomor kontak dan PIN BB itu, dia berharap donator mengkonfirmasinya bila mentransfer uang. Diakuinya tidak semua donator mau disebutkan namanya setelah memberi donasi. Tapi konfirmasi ini untuk memastikan asal-usul uang yang masuk ke rekening. Menurutnya uang yang masuk ke rekening akan dibuat nasi bungkus dan dibagikan ke orang tidak mampu di Kota Malang.
Terkait fatwa MUI dan Perda di Kota Malang, Niken memiliki pendapat sendiri. Dia yakin MUI dan Pemkot memiliki dasar dalam mengeluarkan aturan tersebut. Tapi dia tetap berpegangan pada hadits riwayat Imam Baihaqi, ‘Harus memberi makan orang tidak mampu sampai kenyang.’ Selain itu komunitas ini memberi sedekah bukan karena orang tidak mampu meminta. “Memang semua hari baik untuk sedekah. Tapi sengaja bergerak mulai malam Jumat untuk menghilangkan kesan bahwa malam Jumat itu seram,” imbuhnya sambil tertawa.
Anggota komunitas lainnya, Tyas Sugiatmo (29) mengemukakan komunitas ini membatasi maksimal 500 bungkus yang dibagikan setiap Jumat. Pembagiannya dibagi dua gelombang, yaitu pada Jumat dini hari dan Jumat sore. Pembagian Jumat dini hari sebanyak 300 bungkus, sedangkan 200 bungkus dibagikan ke panti asuhan pada Jumat sore.
Biasanya donator yang memiliki hajat memberi nasi bungkus pada Jumat sore. Donator pun minta doa dari para penghuni panti asuhan agar hajatnya terkabul. “Ada yang minta didoakan cepat lulus, usahanya lancar, dan ada pula yang segera minta momongan,” kata Tyas.
Keluarnya dua aturan ini tidak menyurutkan langkah Komunitas Nasi Bungkus untuk berbagi dengan sesama. Anggota komunitas ini selalu belusukan ke perkampungan kumuh setiap Jumat dini hari dengan membagikan nasi bungkus.
Awal terbentuknya komunitas ini bermula dari para kurir Yayasan Sedekah Rombongan yang sering bersinggungan dengan kalangan tidak mampu. Salah satu kurir itu adalah Niken Ayu (32) asal Solo yang domisili di Jalan Selorejo, Kota Malang.
Bersama dengan beberapa rekannya, Niken ingin berbagi pada orang tidak mampu dengan caranya sendiri. “Saya bisanya memasak. Kemudian saya kemukakan ke teman-teman, bagaimana kalau berbagi dalam bentuk nasi bungkus,” kata Niken, Jumat (11/1/2013).
Gagasan ini pun langsung diamini dan mulai bergerak sekitar dua tahun silam di Solo. Mereka memperkenalkan diri sebagai komunitas Dum2 Gudeg (Dugem). Nama komunitas ii diambil karena nasi yang dibagikan pada kalangan tidak mampu berupa nasi gudeg. Saat itu anggota komunitas hanya teman-teman Niken saja. Nasi bungkus dikumpulkan dari teman-teman yang memiliki rejeki.
Pembagiannya dilakukan anggota komunitas saja.
Dengan mengadopsi gagasan serupa, Niken menerapkannya di Kota Malang sejak setahun silam. Sebagaimana di Solo, Komunitas Nasi Bungkus pun diawali dari kenalannya. Lambat laun ide sedekah nasi bungkus mulai dikenal khalayak melalui akun twitter@nasi_bungkus dengan jargon ‘1 atau 2 bungkus bermanfaat untuk anak yatim dan dhuafa’. Akun twitter ini sudah memiliki 546 pengikut.
Dia tidak dapat memastikan berapa jumlah komunitas ini, yang jelas anggota komunitas tidak hanya orang yang dikenalnya. Untuk memudahkan donator menyalurkan uangnya, Niken mencantumkan rekening Bank BNI 0252344353, nomor kontak 087859280133, dan PIN BB 26C2132C.
“Semua uang dan sumbangan dari donator kami laporkan melalui akun twitter sebagai bentuk pertanggungjawaban pada publik,” tambah lulusan Jurusan Public Relation (PR) Universitas Diponegoro (Undip) ini.
Melalui nomor kontak dan PIN BB itu, dia berharap donator mengkonfirmasinya bila mentransfer uang. Diakuinya tidak semua donator mau disebutkan namanya setelah memberi donasi. Tapi konfirmasi ini untuk memastikan asal-usul uang yang masuk ke rekening. Menurutnya uang yang masuk ke rekening akan dibuat nasi bungkus dan dibagikan ke orang tidak mampu di Kota Malang.
Terkait fatwa MUI dan Perda di Kota Malang, Niken memiliki pendapat sendiri. Dia yakin MUI dan Pemkot memiliki dasar dalam mengeluarkan aturan tersebut. Tapi dia tetap berpegangan pada hadits riwayat Imam Baihaqi, ‘Harus memberi makan orang tidak mampu sampai kenyang.’ Selain itu komunitas ini memberi sedekah bukan karena orang tidak mampu meminta. “Memang semua hari baik untuk sedekah. Tapi sengaja bergerak mulai malam Jumat untuk menghilangkan kesan bahwa malam Jumat itu seram,” imbuhnya sambil tertawa.
Anggota komunitas lainnya, Tyas Sugiatmo (29) mengemukakan komunitas ini membatasi maksimal 500 bungkus yang dibagikan setiap Jumat. Pembagiannya dibagi dua gelombang, yaitu pada Jumat dini hari dan Jumat sore. Pembagian Jumat dini hari sebanyak 300 bungkus, sedangkan 200 bungkus dibagikan ke panti asuhan pada Jumat sore.
Biasanya donator yang memiliki hajat memberi nasi bungkus pada Jumat sore. Donator pun minta doa dari para penghuni panti asuhan agar hajatnya terkabul. “Ada yang minta didoakan cepat lulus, usahanya lancar, dan ada pula yang segera minta momongan,” kata Tyas.
Spoiler for Sumber:
Quote:
Seberapa pedulikah agan terhadap sesama?
Jika Agan-agan masih peduli, ane cuma minta komeng dr hati yg paling dalam agan
sukur-sukur diberi sedekah
lebih-lebih juga sedekah
TERIMAKASIH, Semoga KEBAIKAN AGAN dibalas YANG MAHA KUASA, amin..




Diubah oleh kopenker 15-03-2014 17:56
0
4.2K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan