- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Renungan] Kita Tidak Bisa Hidup Sendiri....
TS
lisan.nista
[Renungan] Kita Tidak Bisa Hidup Sendiri....
Siang agan-agan....
Waktu anne liat-liat di group FB anne dapat bacaan yg lumayan mantap nih..
Langsung aja...
Mantap kan gan...
Jangan lupa :
sama
Dan ga menerima :
Waktu anne liat-liat di group FB anne dapat bacaan yg lumayan mantap nih..
Langsung aja...
Spoiler for My First Thread:
Maaf kalo repost, tadi anne check sih belom ada...
Quote:
Setelah itu, kita berpikir, “Aku bukanlah satu-satunya yang ada di semesta ini. Ada orang lain lagi. Bagaimana dengan mereka? Apa aku punya tanggung jawab terhadap mereka?” Kita mungkin berkata,”Tidak, peduli apa tentang mereka? Aku tidak betul-betul berhubungan dengan mereka. Aku mampu bekerja untuk diriku sendiri saja.” Tapi, ini sangat tidak makul (realistis). Shantidewa, seorang guru luar biasa dari India, menggunakan perumpamaan tangan dan kaki untuk menjelaskan ini. Jika kaki kita tertusuk duri dan jika tangan kita berkata pada kaki, “Sedang sial kamu, kaki! Itu masalahmu, aku baik saja di atas sini,” itu pastinya terdengar konyol sekali. Tangan harus membantu kaki karena mereka saling terhubung. Demikian pula, kita tidak bisa bekerja untuk diri kita sendiri saja karena kita sangat saling terhubung dengan setiap orang lainnya.
Kita dengan mudah dapat melihat hal ini jika kita berpikir tentang segala sesuatu yang kita gunakan atau nikmati sepanjang hari. Ambil contoh, misalnya, sarapan kita pagi ini. Kita mungkin semangkuk sereal panas tadi pagi. Dari mana datangnya semangkuk sereal itu? Ada banyak sekali orang yang terlibat dalam budidaya gandum; ada orang-orang yang memanennya dan orang-orang yang membawanya ke penggilingan tempat gandum dibuat jadi tepung; ada orang yang membuatnya jadi sereal, dan yang lain mengemasnya. Semua orang ini terlibat dalam menyiapkan sereal untuk kita. Kemudian sereal yang telah dikemas dalam kotak itu harus dikirimkan kemari lewat jalur udara, laut, atau darat. Siapa yang membangun jalan raya? Siapa yang membangun pesawat terbangnya? Dari mana datangnya bahan-bahan yang dipakai untuk membuat truk atau pesawat terbang itu? Bagaimana dengan bahan bakarnya? Coba pikir tentang semua dinosaurus yang jasadnya terurai menjadi bahan bakar! Ada banyak sekali orang dan binatang yang terlibat dalam pembuatan satu kota sereal ini.
Bagaimana kita memasak sereal itu? Pasti ada listrik di dapur dan gas untuk kompornya. Ini mungkin terjadi karena ada orang-orang yang bekerja di gardu-gardu besar listrik dan mereka yang menggali dan memompa gas dari perut bumi. Ada banyak sekali orang, yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan ini – dan kita baru bicara tentang semangkuk kecil sereal! Bagaimana dengan segala makanan lain yang kita makan? Dan pakaian yang kita kenakan? Bagaimana dengan semua benda yang ada di rumah? Dari mana mangkuk tempat saya makan sereal itu datang? Pasti juga ada plastik atau kertas karton yang jadi wadah sereal itu. Dari mana datangnya itu? Coba pikir tentang semua orang yang bekerja di industri kayu, industri kertas atau plastik, dan industri cetak yang terlibat dalam pembuatan kemasan sereal tadi.
Ratusan ribu orang terlibat dalam pekerjaan yang membuat hidup kita setiap hari menjadi mungkin kita jalani. Bekerja untuk diri kita sendiri saja itu adalah gagasan yang tak masuk akal, karena kita saling terhubung dengan setiap orang lain. Kalau semua orang lain berada dalam keadaan yang buruk dan kita baik-baik saja, tidak akan ada gunanya. Begitu pula, tidak akan ada gunanya kalau kita jadi satu-satunya orang yang selamat dari perang nuklir, sendiri sepi di dalam tempat berlindung di bawah tanah dengan masker gas terpasang, sementara semua orang lain mati. Berapa lama kita bisa bertahan seperti itu? Tidak lama. Juga, itu tidak asyik sama sekali.
Dengan cara ini, kita mulai berpikir tentang orang lain. Kita mengingat kebaikan mereka dan ingin membalas kebaikan itu. Kita mengembangkan rasa cinta, kita ingin mereka bahagia, sebuah keinginan murni agar mereka bebas dari permasalahan. Selain itu, kita mengambil tanggung jawab untuk betul-betul melakukan sesuatu tentang permasalahan itu. Tidaklah cukup kalau kita berdiri saja di tepi kolam sementara kita melihat anak kita tenggelam, dan kita berkata, “Ckck! Malangnya! Seandainya itu tidak terjadi.kasihan saja tidaklah cukup. Kita harus betul-betul mengerjakan sesuatu. Kita harus terjun ke kolam dan menolong anak kita itu; kita ambil tanggung jawab untuk menyelamatkannya. Ini adalah keputusan yang istimewa, keputusannya: kita akan melakukan sesuatu untuk menolong orang lain.”
Kita dengan mudah dapat melihat hal ini jika kita berpikir tentang segala sesuatu yang kita gunakan atau nikmati sepanjang hari. Ambil contoh, misalnya, sarapan kita pagi ini. Kita mungkin semangkuk sereal panas tadi pagi. Dari mana datangnya semangkuk sereal itu? Ada banyak sekali orang yang terlibat dalam budidaya gandum; ada orang-orang yang memanennya dan orang-orang yang membawanya ke penggilingan tempat gandum dibuat jadi tepung; ada orang yang membuatnya jadi sereal, dan yang lain mengemasnya. Semua orang ini terlibat dalam menyiapkan sereal untuk kita. Kemudian sereal yang telah dikemas dalam kotak itu harus dikirimkan kemari lewat jalur udara, laut, atau darat. Siapa yang membangun jalan raya? Siapa yang membangun pesawat terbangnya? Dari mana datangnya bahan-bahan yang dipakai untuk membuat truk atau pesawat terbang itu? Bagaimana dengan bahan bakarnya? Coba pikir tentang semua dinosaurus yang jasadnya terurai menjadi bahan bakar! Ada banyak sekali orang dan binatang yang terlibat dalam pembuatan satu kota sereal ini.
Bagaimana kita memasak sereal itu? Pasti ada listrik di dapur dan gas untuk kompornya. Ini mungkin terjadi karena ada orang-orang yang bekerja di gardu-gardu besar listrik dan mereka yang menggali dan memompa gas dari perut bumi. Ada banyak sekali orang, yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan ini – dan kita baru bicara tentang semangkuk kecil sereal! Bagaimana dengan segala makanan lain yang kita makan? Dan pakaian yang kita kenakan? Bagaimana dengan semua benda yang ada di rumah? Dari mana mangkuk tempat saya makan sereal itu datang? Pasti juga ada plastik atau kertas karton yang jadi wadah sereal itu. Dari mana datangnya itu? Coba pikir tentang semua orang yang bekerja di industri kayu, industri kertas atau plastik, dan industri cetak yang terlibat dalam pembuatan kemasan sereal tadi.
Ratusan ribu orang terlibat dalam pekerjaan yang membuat hidup kita setiap hari menjadi mungkin kita jalani. Bekerja untuk diri kita sendiri saja itu adalah gagasan yang tak masuk akal, karena kita saling terhubung dengan setiap orang lain. Kalau semua orang lain berada dalam keadaan yang buruk dan kita baik-baik saja, tidak akan ada gunanya. Begitu pula, tidak akan ada gunanya kalau kita jadi satu-satunya orang yang selamat dari perang nuklir, sendiri sepi di dalam tempat berlindung di bawah tanah dengan masker gas terpasang, sementara semua orang lain mati. Berapa lama kita bisa bertahan seperti itu? Tidak lama. Juga, itu tidak asyik sama sekali.
Dengan cara ini, kita mulai berpikir tentang orang lain. Kita mengingat kebaikan mereka dan ingin membalas kebaikan itu. Kita mengembangkan rasa cinta, kita ingin mereka bahagia, sebuah keinginan murni agar mereka bebas dari permasalahan. Selain itu, kita mengambil tanggung jawab untuk betul-betul melakukan sesuatu tentang permasalahan itu. Tidaklah cukup kalau kita berdiri saja di tepi kolam sementara kita melihat anak kita tenggelam, dan kita berkata, “Ckck! Malangnya! Seandainya itu tidak terjadi.kasihan saja tidaklah cukup. Kita harus betul-betul mengerjakan sesuatu. Kita harus terjun ke kolam dan menolong anak kita itu; kita ambil tanggung jawab untuk menyelamatkannya. Ini adalah keputusan yang istimewa, keputusannya: kita akan melakukan sesuatu untuk menolong orang lain.”
Mantap kan gan...
Jangan lupa :
sama
Dan ga menerima :
Spoiler for Sumber:
Spoiler for Akhirnya:
Thank you agan,akhirnya dapet cendol juga...
Mantap
Mantap
0
2.8K
Kutip
31
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan