Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

CarneliaBandAvatar border
TS
CarneliaBand
Legenda Asli Ponorogo " Desa Golan Dan Mirah "
---->Welcome To My Tread<----


Mungkin Diantara Kaskuser Sudah Ada Yang Pernah Dengar Cerita Dari Ponorogo Tentang Desa Golan Dan Mirah


Ini Adalah " LEGENDA CERITA RAKYAT TENTANG GOLAN DAN MIRAH"
Di era yang serba modern dimana suatu generasi mudah membaur,informasi dan transformasi barang sangat cepat masih sering muncul berbagai pertanyaan dari berbagai kalangan terutama dari orang-orang di luar wilayah Kecamatan Sukorejo, misalnya:

Betulkah air dari Golan dan dari Mirah tidak mau bercampur? Orang akan mengalami kebingungan jika mebawa benda atau barang dari Golan ke Mirah dan sebaliknya? Orang Mirah tidak diperkenankan menanam kedelai? Orang Mirah tidak bisa membuat tempe? Orang Mirah dan orang Golan jika bertemu di tempat orang hajatan di mana saja, jalannya hajatan akan mengalami gangguan? Tidak akan terjadi perkimpoian antara orang Golan dan orang Mirah? Dan sebagainya.

Dari berbagai pertanyaan yang sering muncul, itulah penulis mencoba menelusuri dari cerita tersebut dengan mencari informasi kepada tokoh masyarakat yang penulis dianggap lebih mengenal dari fenomena cerita tersebut serta membaca buku cerita yang telah ada. Hasil penelusuran yang penulis lakukan antara lain sebagai berikut:

Pada zaman dahulu di suatu tempat terdapat seorang tokoh yang terkenal dengan gagah dan pemberani, punya ilmu kesaktian yang tinggi sehingga sangat disegani oleh orang-orang di sekitarnya. Beliau bernama Ki Honggolono. Di samping sebagai orang pemberani dan sakti Ki Honggolono juga sangat arip dan bijaksana, karena itu Beliau mendapat sebutan Ki Bayu Kusuma. Karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya Ki Honggolono diangkat sebagai Palang (Kepala Desa).

Dalam cerita ini Ki Honggolono mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Joko Lancur. Seperti halnya ayahnya Joko Lancur juga terkenal anak yang gagah dan pemberani. Sebagai anak orang yang terpandang, pada umumnya hampir semua keinginannya selalu terpenuhi.

Salah satu kegemaran Joko Lancur adalah sabung ayam (adu jago). Kemanapun ia pergi tak pernah terpisah dengan se ekor ayam jantan (jago) yang menjadi kesayangannya.

Pada suatu hari dalam lawatannya Joko Lancur menyabung ayam (jago) , dan tidak sengaja melewati suatu tempat yang bernama Mirah. Di tempat itulah ayam (jago) kesayangan yang akan disabung itu terlepas dari himpitannya, Joko Lancur. Maka sangat gundah dan gulana dalam benak hati si Joko Lancur, karena peristiwa itu. Joko Lancur berusaha untuk menangkap ayam (jago) kesayangannya. Berbagai upaya dilakukan namun, belum berhasil. Telah lama kesana kemari mencari ayam (jago) itu, akhirnya masuk rumah belakang (dapur) Ki Ageng Mirah ( Ki Honggojoyo), sebagai adik sepupu Ki Honggolono. Si Mirah Putri Ayu (Putri Ki Ageng Honggojoyo) yang sedang membatik, sangatlah terkejut, melihat ada se ekor ayam jantan (jago) yang memasuki rumahnya. Si Mirah Putri Ayu berhasil menangkap ayam (jago) yang memasuki rumahnya itu. Betapa sangat senangnya hati Si Mirah Putri Ayu karena ayam (jago) yang telah ditangkapnya, ternyata sangat jinak.

Tak lama kemudian datanglah pemuda tampan yang akan mencari seekor ayam (jago). Pemuda itu tiada lain adalah Si Joko Lancur, Putra Ki Ageng Honggolono. Betapa kagetnya hati Si Joko Lancur ketika melihat ayam (jago) yang telah lama dicarinya itu berada dalam bopongan seorang perawan yang cantik jelita, bak Bidadari turun dari Kahyangan. Orang-orang Mirah dan sekitarnya menganggap Mirah Putri Ayu sebagai Bunga Desa. Dan sering memanggil dengan julukan Putri Mirah Kencono Wungu. Si Joko Lancur tidak segera meminta jago kesayangannya itu, namun menjadi takjub dan heran karena melihat kecantikan Si Mirah Putri Ayu. Sebaliknya Si Mirah Putri Ayu juga demikian sangat terpesona atas ketampanan pemuda Si Joko Lancur.

Keduanya saling curi pandang, tegur sapa, saling perkenalan, berlanjut sampai jatuh cinta. Sama layaknya anak muda yang baru mendapat kenalan, mereka saling bercanda, ketawa bahagia. Di sela-sela candanya Si Joko Lancur bertanya, “Mengapa pamannya, Ki Honggojoyo tidak pernah memperkenalkan terhadap putrinya yang cantik jelita ini?” Ternyata memang Si Mirah Putri Ayu sebagai gadis pingitan, dilarang bergaul dengan pria dan tidak diperkenankan keluar rumah. Karena asyiknya bercanda keduanya sampai lupa waktu. Betapa kagetnya mereka berdua setelah mendengar Ki ageng Mirah berada di luar rumah. Si Mirah Putri Ayu segera menyerahkan ayam (jago) yang dibopongnya kepada Joko Lancur, dan dengan perasaan yang halus meminta Joko Lancur segera pulang, karena takut dan kawatir kalau nanti dimarahi ayahnya. Joko Lancur segera memenuhi permintaan Si Mirah Putri Ayu dan segera beranjak pulang. Ketika keluar dari rumah, Joko Lancur kepergok Ki Ageng Mirah, Joko Lancur menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Ki Ageng Mirah tidak bisa menerima apa yang ceritakan Si Joko Lancur. Joko Lancur dimarahi, dicaci maki dengan kata-kata yang tidak karuan, dan tidak enak di dengar, dikatakan pemuda yang tidak punya tata krama, tidak punya sopan santun, masuk rumah orang lain tanpa permisi dan sebagainya. Merasa bersalah Joko Lancur meminta maaf kepada Ki Ageng Mirah, dan menyesali perbuatannya itu. Dengan suaranya yang seram Si Joko Lancur dibentak agar segera meninggalkan dari hadapannya, pergi dari hadapanku gertak Ki Ageng Mirah. Akhirnya dengan perasaan yang gundah gulam dengan perasaan malu bercampur emosi, dengan langkah yang tertatih-tatih Si Joko Lancur meninggalkan rumah Ki Ageng Mirah. Namun dalam benak hatinya dia selalu ingat akan kecantikan Si Mirah Putri Ayu, putri Ki Ageng Mirah.

Waktu terus berjalan, Si Joko Lancur tidak seperti biasanya kemana saja tidak pernah pisah dengan ayam (jago) kesayangannya, setelah apa yang di alaminya itu, Joko Lancur selalu mengurungkan diri di dalam rumah, sering melamun karena dalam hatinya selalu teringat Si Mirah Putri Ayu wanita yang kini menjadi pujaannya.

Keadaan yang seperti ini akhirnya diketahui oleh Ayahnya Ki Ageng Honggolono. Selanjutnya Ki Ageng Honggolono bertanya kepada Si Joko Lancur tentang apa yang terjadi pada dirinya. Semula Si Joko Lancur tak mau mengatakan hanya diam apa yang sedang melanda dirinya.

Setiap hari Ki Ageng Honggolono melihat putera kesayangannya mempunyai sikap yang berbeda dari biasanya dia sering melamun, termenung, menyendiri, tidak makan, waktu malampun sering tidak tidur, dan yang paling merisaukan dia tidak mau mendekati si ayam (jago) kegemarannya. Maka terus didesaklah apa sebenarnya yang terjadi pada Si Joko Lancur.

Dengan desakan dari sang ayah tersebut maka akhirnya Si Joko Lancur mau mengaku/membuka mulut apa sebenarnya yang terjadi. Joko Lancur menyampaikan kepada sang ayah bahwa dirinya sedang jatuh hati pada seorang wanita yang cantik jelita sebagai pujaannya yaitu Si Mirah Putri Ayu, Putri dari Ki Ageng Mirah. Mendengar apa yang dialami puteranya sangat kaget Ki Ageng Honggolono. Karena Joko Lancur merupakan satu-satunya putra yang disayanginya, maka tidak merasa keberatan apa yang menjadi keinginan puteranya itu. Segeralah Ki Ageng Honggolono memerintahkan salah seorang muridnya untuk melamar Si Mirah Putri Ayu, putri Ki Ageng Mirah.

Berangkatlah utusan dari Ki Ageng Honggolono menuju Mirah untuk melamar Si Mirah Putri Ayu. Kedatangan utusan dari Ki Ageng Honggolono disambut dengan muka yang ceria oleh Ki Ageng Mirah, meskipun dalam benak hatinya tidak sudi mempunyai calon menantu seorang penjudi sabung ayam. Ki Ageng Mirah berupaya untuk tidak menerima lamaran Putra Ki Ageng Honggolono. Ki Ageng Mirah dengan cara yang halus agar tidak menusuk perasaan keluarga Ki Ageng Honggolono serta tidak menimbulkan pertikaian di kemudian hari, maka lamaran Si Joko Lancur diterima namun dengan syarat atau serahan yang harus dipenuhi oleh keluarga Ki Ageng Honggolono, adapun syarat yang harus dipenuhi antara lain yaitu :

1. Supaya dibuatkan bendungan sungai untuk mengairi sawah-sawah di Mirah
2. Serahan berupa padi satu lumbung yang tidak boleh diantar oleh siapapun, dalam arti lumbung itu dapat berjalan sendirinya.

Itulah siasat Ki Ageng Mirah dalam upaya untuk menggagalkan lamaran Si Joko Lancur. Syarat itu di luar batas kemampuan manusia biasa, maka segera pulanglah utusan Ki Ageng Honggolono. Sekembalinya dari Mirah, utusannya segera melaporkan apa yang disyaratkan oleh Ki Ageng Mirah. Untuk diterimanya lamaran kepada Ki Ageng Honggolono. Ki Ageng Honggolono sebenarnya mengerti semua apa yang dimaksudkan oleh Ki Ageng Mirah, dengan persyaratan yang seperti itu.

Ki Ageng Honggolono dengan muka yang garang dan sambil terkekeh-kekeh setelah mendengar laporan dari utusannya, Ki Ageng Honggolono tetap menyanggupi apa yang dipersyaratkan oleh Ki Ageng Mirah.
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
38.3K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan