OlahragaREPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kebanyakan orang mengetahui bahwa aktivitas fisik, seperti olahraga teratur, sangat penting untuk menurunkan berat badan dan menjamin kesehatan yang optimal. Namun, ada juga beberapa orang yang tak menyadari, abai bahkan sengaja malas berolahraga.
Waspadai, sikap-sikap tersebut adalah faktor berisiko bisa menimbulkan sejumlah penyakit dan kondisi medis serius.
Quote:
1. Hipertensi
Hipertensi, yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, merupakan salah satu faktor risiko utama dari kondisi medis yang serius akibat kurangnya berolahraga. Penyakit lainnya adalah stroke dan ginjal.
Sejatinya, aktivitas fisik, seperti olahraga teratur, membantu membuat jantung lebih kuat. Jika jantung lebih kuat, maka ia memompa darah lebih efisien ke seluruh tubuh. Ketika jantung tidak dibiasakan bekerja keras memompa darah, maka kekuatan arteri dan tekanan darah lebih rendah.
2. Sakit Jantung
Aktivitas fisik dapat berkontribusi pada penyakit jantung dalam beberapa cara. Efisiensi aliran darah koroner yang terganggu pada orang yang secara fisik tidak aktif. Salah satu faktor utama yang memberikan kontribusi untuk penyakit jantung adalah kolesterol tinggi.
Jika anda malas berolahraga, kemungkinan anda mengalami peningkatan kolesterol terbilang tinggi. Olahraga membantu menurunkan kadar kolesterol LDL. Fisik yang aktif juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL, yang merupakan kolesterol baik yang membantu melindungi anda dari penyakit jantung.
3. Osteoporosis
Tanpa aktivitas fisik yang tepat, tulang anda bisa menjadi semakin lemah. Ketika ini terjadi, kondisi ini disebut sebagai osteoporosis. Penyakit ini menyebabkan tulang mudah patah. Kondisi ini paling sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Aktivitas fisik membantu menguatkan tulang dan mencegah osteoporosis berkembang.
4. Kanker Payudara
Aktivitas fisik berkontribusi terhadap risiko kanker usus besar dalam beberapa cara. Limbah makanan bergerak melalui usus lebih lambat pada orang yang kurang berolahraga Kemampuan usus mencerna limbah makanan ini menjadi lambat dan memungkinkan usus besar untuk terkena karsinogen alias keracunan.
Aktivitas fisik membantu menjaga hal-hal itu terjadi. Wanita yang malas berolahraga juga berpotensi besar terkena kanker payudara. Menurut National Cancer Institute, tingkat hormon dapat diturunkan dengan berolahraga teratur. Ini akan mengurangi pengembangan tumor payudara.
5. Obesitas
Ketika seseorang memiliki indeks massa tubuh lebih dari 30 persen, maka dia dianggap mengalami obesitas. Menurut WHO, orang yang secara fisik sering tidak aktif memiliki risiko dua kali terkena obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan utama bagi orang-orang dari segala usia termasuk anak-anak.
Penyakit yang berhubungan dengan obesitas termasuk di dalamnya penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan apnea tidur.
6. Batu Empedu
Batu empedu adalah endapan keras empedu, yang terbentuk di kandung empedu. Batu empedu dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, demam dan mual. Efek negatif dari aktivitas fisik, seperti waktu penumpukan limbah di usu besar bersama trigliserida tinggi dapat baik meningkatkan kemungkinan batu empedu berkembang.
7. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2, juga dikenal sebagai diabetes onset dewasa, terjadi ketika kadar insulin resisten. Dua faktor risiko yang bisa mengembangkan diabetes onset dewasa adalah kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Komplikasi dari diabetes termasuk di dalamnya penyakit ginjal, penyakit jantung, masalah mata, dan kerusakan saraf.
8. Depresi
Orang yang jarang berolahraga juga seringkali terefek emosi negatif. Menurut WHO, orang yang malas berolahraga memunyai tingkat kecemasan dan depresi lebih tinggi. Latihan membantu mengurangi atau mencegah kecemasan dan depresi dapat dilakukan dalam beberapa cara. Ketika seseorang aktif secara fisik, reaksi kimia dilepaskan dalam otak yang membantu meningkatkan mood dan mengurangi stres.
Mengubah gaya hidup dengan gemar berolahraga dan bergerak adalah solusi terbaik. Anda sebaiknya menerapkan olahraga teratur beberapa hari dalam sepekan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan 150 menit latihan kardiovaskular dalam sepekan. Tunggu apa lagi, ayo berolahraga!
Reporter : Mutia Ramadhani
Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari
SEMOGA BERMANFAAT YA GAN
SILAHKAN
DAN