- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Ini Baru Demokrasi] Para Hantu Kuburan Pun Ikut Pilkada di Jawa Tengah.


TS
masternubie
[Ini Baru Demokrasi] Para Hantu Kuburan Pun Ikut Pilkada di Jawa Tengah.
Quote:
Ini bukan humor apalagi skenario film horor Indonesia yang tidak lucu. Foto di bawah adalah asli hasil jepretan kamera saku saya ketika melihat tayangan berita Metro Pagi menjelang jam 6 pagi tadi. Menghadapi moment Pilgub Jateng yang akan datang, KPUD mulai melakukan penyusunan data pemilih. Di daerah Grobogan ditemukan sejumlah nama hantu yang resmi tercatat dalam Daftar Pemilih. Dalam lembar DPT itu ditemukan setidaknya ada 10 (sepuluh)nama makhluk halus dengan alamat domisili tertulis “kuburan” seperti tampak pada foto di atas.
Kalau melihat namanya, hantu dari semua etnis dan dari berbagai daerah asal ada di sini. Ada Gundul Pecengis, Setan Kredit, Pocong, Kolor Ijo,
Vampir, Suster Ngesot, Tuyul, Dhemit dan Kuntilanak. Tanggal lahirnya dibuat berkisar antara tahun 1901 – 1912. Jadi usianya sudah 100 tahun lebih. Tanggal dan bulan lahirnya pun unik : 01-01 atau 12-12. Benar-benar kasat mata kalau semua data itu rekayasa belaka.
Apa maksud semua ini?! Jelas penggelembungan jumlah pemilih. Pembuatnya mungkin berpikir untung-untungan. Siapa sih yang akan memelototi data pemilih satu persatu? Kalau tak sedang apes, 10 nama diselipkan secara acak ke dalam daftar pemilih di tiap TPS, siapa yang bakal tahu? Katakanlah 1 RW (terdiri dari 4 – 5 RT) ada 1 TPS. Kalau diselipkan 10 nama makhluk halus, maka kalau satu Kelurahan ada 5 RW, akan ada 50 pemilih fiktif di tiap Kelurahan. Kalau satu Kecamatan ada 5 Kelurahan, akan ada 250 pemilih fiktif di tiap kecamatan. Kalau satu Kabupaten terdiri dari 5 kecamatan, ada 1250 pemilih fiktif. Siapa yang paling diuntungkan?
Modus kisruhnya DPT ini bukan hal baru. Kita ingat jelang Pilpres 2009 lalu, banyak ditemukan nama orang-orang yang sudah lama meninggal atau bayi-bayi yang masih batita masuk dalam DPT. Bahkan Amrozi dan saudaranya yang sudah jelas dieksekusi mati dan diketahui seluruh Indonesia saja namanya masih tercantum dalam DPT. Sebaliknya, orang-orang yang punya hak pilih malah tak tercantum dalam DPT. Kalau ditelisik lebih mundur lagi, kisruh semacam ini secara massive terungkap ketika Pilgub Jatim tahun 2008 lalu. Inilah “pemanasan” kisruh DPT.
Kalau melihat namanya, hantu dari semua etnis dan dari berbagai daerah asal ada di sini. Ada Gundul Pecengis, Setan Kredit, Pocong, Kolor Ijo,
Vampir, Suster Ngesot, Tuyul, Dhemit dan Kuntilanak. Tanggal lahirnya dibuat berkisar antara tahun 1901 – 1912. Jadi usianya sudah 100 tahun lebih. Tanggal dan bulan lahirnya pun unik : 01-01 atau 12-12. Benar-benar kasat mata kalau semua data itu rekayasa belaka.
Apa maksud semua ini?! Jelas penggelembungan jumlah pemilih. Pembuatnya mungkin berpikir untung-untungan. Siapa sih yang akan memelototi data pemilih satu persatu? Kalau tak sedang apes, 10 nama diselipkan secara acak ke dalam daftar pemilih di tiap TPS, siapa yang bakal tahu? Katakanlah 1 RW (terdiri dari 4 – 5 RT) ada 1 TPS. Kalau diselipkan 10 nama makhluk halus, maka kalau satu Kelurahan ada 5 RW, akan ada 50 pemilih fiktif di tiap Kelurahan. Kalau satu Kecamatan ada 5 Kelurahan, akan ada 250 pemilih fiktif di tiap kecamatan. Kalau satu Kabupaten terdiri dari 5 kecamatan, ada 1250 pemilih fiktif. Siapa yang paling diuntungkan?
Modus kisruhnya DPT ini bukan hal baru. Kita ingat jelang Pilpres 2009 lalu, banyak ditemukan nama orang-orang yang sudah lama meninggal atau bayi-bayi yang masih batita masuk dalam DPT. Bahkan Amrozi dan saudaranya yang sudah jelas dieksekusi mati dan diketahui seluruh Indonesia saja namanya masih tercantum dalam DPT. Sebaliknya, orang-orang yang punya hak pilih malah tak tercantum dalam DPT. Kalau ditelisik lebih mundur lagi, kisruh semacam ini secara massive terungkap ketika Pilgub Jatim tahun 2008 lalu. Inilah “pemanasan” kisruh DPT.
Spoiler for :
Quote:
![[Ini Baru Demokrasi] Para Hantu Kuburan Pun Ikut Pilkada di Jawa Tengah.](https://s.kaskus.id/images/2013/02/05/2062468_20130205083151.jpg)
Quote:
Terus terang saya geram mendengar berita tadi pagi apalagi melihat tayangannya. Ini sungguh nyata-nyata pembodohan yang luar biasa! Seolah rakyat Indonesia itu semuanya buta huruf sehingga nama makhluk halus beralamat di kuburan pun dicantumkan. Kalau saja nama fiktif itu diganti dengan Paijan, Wagiman, Ponirah, Sukiman, Mukiyo, Maesaroh, yang lahir dalam kurun waktu tahun ’50-an mungkin tak terlalu mencolok. Inilah pembodohan yang sungguh-sungguh bodoh. Saya tidak yakin kalau ini hanya terjadi di Kabupaten Grobogan semata. Bisa jadi ini hanya puncak gunung es. Sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Apalagi kalau tupainya tak jago melompat. Nah, yang pandai berbohong saja suatu saat akan ketahuan, apalagi kalau pembohongnya bego seperti ini.
Kepada warga negara Indonesia yang kebetulan ditunjuk menjadi petugas KPPS di berbagai daerah yang akan menggelar Pilkada di seluruh Indonesia, mohon waspadai modus serupa. Kepada Panwaslu di berbagai kota dan propinsi, tugas anda akan makin rumit : memelototi satu demi satu Daftar Pemilih. Kalau dari hulu sudah diawali dengan ketidakjujuran, jangan harap pemimpin yang terpilih adalah orang yang amanah. Ini sudah hukum alam. Kebusukan di hulu pasti akan berimbas sampai ke hilir. Di negeri ini kejujuran sudah jadi barang langka. Karenanya, jangan mau dibodohi dan dibohongi terus menerus seperti ini. Apa gunanya pemberantasan buta aksara jika penipuan kasat mata seperti ini masih terjadi.
Ternyata, modus akun “tuyul” alias klonengan untuk memberikan vote sebanyak-banyaknya di dunia maya, ditiru dalam pemilihan kepala daerah. Pemilih tuyul pun dikerahkan.
Kepada warga negara Indonesia yang kebetulan ditunjuk menjadi petugas KPPS di berbagai daerah yang akan menggelar Pilkada di seluruh Indonesia, mohon waspadai modus serupa. Kepada Panwaslu di berbagai kota dan propinsi, tugas anda akan makin rumit : memelototi satu demi satu Daftar Pemilih. Kalau dari hulu sudah diawali dengan ketidakjujuran, jangan harap pemimpin yang terpilih adalah orang yang amanah. Ini sudah hukum alam. Kebusukan di hulu pasti akan berimbas sampai ke hilir. Di negeri ini kejujuran sudah jadi barang langka. Karenanya, jangan mau dibodohi dan dibohongi terus menerus seperti ini. Apa gunanya pemberantasan buta aksara jika penipuan kasat mata seperti ini masih terjadi.
Ternyata, modus akun “tuyul” alias klonengan untuk memberikan vote sebanyak-banyaknya di dunia maya, ditiru dalam pemilihan kepala daerah. Pemilih tuyul pun dikerahkan.
Spoiler for :
Quote:
![[Ini Baru Demokrasi] Para Hantu Kuburan Pun Ikut Pilkada di Jawa Tengah.](https://s.kaskus.id/images/2013/02/05/2062468_20130205083312.jpg)
Spoiler for Sumber:
TS ga nolak

Diubah oleh masternubie 05-02-2013 10:48
0
3.7K
Kutip
57
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan