Halo agan - agan semua
Ketemu lagi sama Traveller Kaskuser dan Chicko

____

Manusia adalah Makhluk yang penuh cinta. Jika rutinitas sehari - hari mungkin membuat agan lupa tentang cinta, mari kita bersama - sama mulai mengingatnya kembali, gan



mampir juga di thread ane yang lain gan..






Daftar thread ane yang lebih lengkap Daftar thread ane dimari gan







Manu adalah sesesok figur yang mengamati lingkungan sekitar dan belajar dari kehidupan yang ada di sekitarnya. Kisah Manu ini adalah karya Bapak Mustika Wayan.

Cerita ini adalah cerita bersambung yang akan selalu ane update setiap saat.
Semoga kisah tentang Manu ini bermanfaat untuk kita semua ya agan - agan semua

Ayo gan, langsung kita simak aja kisah - kisah Manu berikut ini.







‎"Hai, untuk apa pula kau mesti terbang? Bukankah hidupmu ada dalam air samudra ini?", tanya Manu pada seekor Ikan Terbangyang melayang di atas samudra.
"Manu, sesekali kita mesti berani keluar dari zona nyaman kita untuk melihat semesta dari sisi yang lain. Jika kita bodoh, belajarlah untuk menjadi pintar agar memiliki harga diri. Jika kita terlalu pintar, belajarlah sesekali menjadi bodoh agar memiliki rasa rendah hati".














‎"Hei, kenapa kini kalian begitu berani berada dekat dengan kehidupan kami?", tanya Manu pada tikus - tikusyang berkeliaran dengan santai di sekitar rumah.
"Manu, untuk apalagi kami takut? Bukankah kalian sendiri saat ini juga gemar mengundang masuk ke dalam batin kalian, tikus - tikus kehidupan yang akan menggerogoti diri kalian sendiri? Kecemasan, ketakutan, kesedihan, kemarahan, persepsi negatif, adalah tikus - tikus yang membuat batin kalian menjadi kian lemah dalam menjalani hidup ini. Dan kalian bahkan memelihara mereka. Karena itulah kami pun merasa akrab dengan kehidupan kalian."
















‎"Andaikan taman ini hanya terisi bunga indah, rusa, kijang dan hewan - hewan jinak lain, tanpa kehadiran kalian, wahai singa, serigala dan sejenismu, betapa damai taman ini."

"Manu, kedamaian dan keseimbangan sebuah taman ditentukan oleh adanya pemangsa dan mangsanya. Tanpa kehadiran salah satunya, tak ada keseimbangan. Tanpa keseimbangan, tak ada kedamaian. Begitu pun dlm dirimu, mesti ada sifat - sifat yang kau sebut negatif: marah, cemas, benci dan lainnya. Karena itulah penyeimbang dari sifat - sifat positifmu. Kau hanya perlu menerima keduanya dengan ikhlas, lalu memilih diantara kedua sifat - sifat itu, untuk menjadikannya bermanfaat bagimu pada saat - saat tertentu."