Daun khat bahkan sudah lama dikonsumsi dengan cara dikunyah di wilayah-wilayah itu. Berdasarkan catatan National Center for Biotechnology Information, di Yaman, khat dikonsumsi kelompok pekerja seperti pengemudi kendaraan bermotor dan pengemudi truk.

Daut khat jadi 'camilan' yang disukai para pengemudi lantaran bisa mengurangi ngantuk, terutama saat harus menyetir dalam jarak jauh.

Tapi ternyata, perilaku mengemudi para sopir yang mengkonsumsi daun khat dinilai berbahaya. Dalam catatan WHO, secara global, kecelakaan akibat sopir yang mengunyah khat sangat signifikan.

Efek stimulan dari daun khat yang dikunyah oleh sopir Afrika Timur dan Jazirah Arab menjadi kontributor utama kecelakaan lalu lintas di jalan.

Di Ethiopia contohnya. Tingkat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian di negera itu sangat tinggi. Lembaga lalu lintas Ethiopian National Road Safety Coordination Office menyebutkan, sedikitnya terjadi 114 kasus kematian yang melibatkan 10.000 kendaraan setiap tahunnya.

Tercatat, 81 persen dari kecelakaan lalu lintas di Ethiopia dikaitkan dengan kesalahan sopir. Penurunan kesadaran sopir saat nyetir sebagai faktor penyumbang kecelakaan. Menurut polisi dan pejabat pemerintah Ethiopia, tingginya angka itu tidak terlepas dari banyak pengemudi yang mengonsumsi daun khat.

Menganggap daun khat bisa membuat tetap terjaga dan tidak mudah mengantuk, justru salah dan berbahaya. Sopir yang mengkonsumsi khat justru cenderung memiliki tingkat halusinasi tinggi. Mereka kerap berbelok atau berhenti secara tiba-tiba untuk menghindari benda imajiner yang sebenarnya tidak ada.

Petugas polisi lalu lintas di Etiopia mengaku kesulitan untuk melakukan pengawasan, karena tidak ada teknologi untuk mengetes apakah si sopir mengkonsumsi khat atau tidak.