Dramatic Story of Stupid Friendship (Dijadiin novel ga yah)
TS
gabisakarenalo
Dramatic Story of Stupid Friendship (Dijadiin novel ga yah)
Para kaskuser disini ane butuh masukan dan kritikan dari ente2 yang emang ga kenal ane. Karena ane butuh masukan yang bersifat netral.
Sedangkan untuk yang merasa kenal ataupun ada sangkut pautnya dengan thread ini dan merasa thread ini tidak sesuai fakta, silahkan di komen fakta yang benarnya dan kita perdebatkan disini (dimana ane yakin ga akan mau dengan sejuta alasan merendah).
Spoiler for The Beginning - Part #1:
Gan perkenalkan ane, bukan anak baru dikaskus tapi terpaksa pake klonengan karena menghindari satu orang dukun cabul campur tangan dalam hal ini, bukan menghindari agan2 yang mungkin tau dan ada sangkut paut dengan masalah ini.
Jadi gini gan ceritanya, ane seorang anak laki2 dari 2 kakak beradik. Anggaplah ane punya temen kecil dengan nama :
- Mr. A
- Mr. B
Mereka adalah temen kecil ane yg sebelum masalah ini, ane anggap saudara kandung sendiri (sayangnya memang hanya bertepuk sebelah tangan, dalam konsep lelaki sejati , ane bukan maho ) sebelum masalah "dramatis" ini terjadi.
Awal cerita dimulai dengan suatu hari di sofa rumah ane, berbincang dengan Mr. A. Ada point dalam perbincangan dimana si Mr. A memcetus kan statement kurang lebih "Mr. B tuh sahabat deket gw dah, apa juga gw lakukan dah buat dia". Mereka berdua emang deket dan ane sadarin itu, dan waktu ane denger kalimat itu juga ane sadar maksud Mr. A adalah gw bukan siapa2, jangan berharap terlalu banyak dan ane sadar emang bener adanya kalimat doi karena ane secara absen jarang nongkrong dan juga ane sempat menghilang beberapa tahun karena ane di luar kita mencari jatidiri .
Sebelum lanjut ke cerita berikut yang lebih "dramatis", ane mau jelasin kesalahan ane pada mereka berdua yg entah ada sangkut pautnya atau tidak.
Spoiler for Kesalahan ane pada Mr. A:
Kesalahan ane pada Mr. A adalah waktu almarhum bapaknya meninggal dimana ane kelepasan ngomong sesuatu yg ane ga mungkin ceritakan disini.
Spoiler for Kesalahan ane pada Mr. B:
Sedangkan kesalahan ane pada Mr. B adalah cara ane menanyakan siapa yg ngerusakin server di warnet ane, padahal ane ga bilang dia, tapi wajar kalo dia ngerasa dituduh karena ane nanyanya sambil emosi.
Bersambung ke part 2 (ane lagi diparkiran nunggu bini checkup) kalo ane dah sampe rumah......
Spoiler for The Beginning - Part #2:
Awal cerita sebenarnya disini, dimana mereka berdua (Mr. A & Mr. B) mulai bekerja di tempat ane, dikantor ane. Waktu itu Mr. A berstatus sebagai freelance dan Mr. B berstatus sebagai staff.
Mr. B harus kerja di tempat ane karena beliau akan segera menikah dan butuh pekerjaan tetap, sedangkan Mr. A freelance di ane sambil menunggu kabar dari kantornya yang beritanya akan ada semacam pengurangan pegawai.
Ane sebagai temen dari kecil merasa harus bantu namun ane hanya dapan membantu dengan memberikan kerjaan kepada mereka karena ane sendiri pendapatannya terbatas. Dengan berjalannya waktu, kantor ane merasa sedikit keberatan dengan status Mr. A yang bekerja sebagai freelance di kantor ane karena biaya yang harus dikeluarkan untuk staff freelance cukup besar karena perhari atau per projek.
Sesuai dengan perintah direktur (bokap ane), maka ane menawarkan Mr. A untuk menjadi staff. Memang waktu itu Mr. A kelihatan agak keberatan dengan alasan masih berat dengan kantor yang lama. Sebenarnya disini ane juga dah mengerti alasan keberatannya dan disini juga ane dah merasa koq nih orang diskriminatif banget dengan memvonis orang yang pernah punya salah seakan2 beliau sendiri begitu sempurna dan tidak pernah punya masalah. Padahal ane kalau mau ngambil cara Mr. A bisa saja dengan alasan bekas "PEMAKAI" tapi ane punya prinsip bahwa orang pasti berubah.
Sikap diskriminatif dan memvonis ini yang akhirnya bikin ane jadi habis kesabaran dan merasa tersinggung (sadar ga sadar bro, sebelum masalah surat2, lu dah diskriminasi gw duluan dan gw maklumin karena gw berfikir pasti bisa di perbaiki). Bukan hanya satu hal, ada banyak hal lain lagi yang beliau atau anggota keluarga beliau lakukan secara mendiskriminasi ane ataupun istri ane dan ane akan bahas disini secara tuntas.
Balik lagi ke tawaran ane terhadap Mr. A, dan akhir nya beliau terima menjadi staff. Pada awalnya semua kelihatan baik-baik dan jalan sesuai ekspektasi ane. Ane ngerasa beban lebih ringan karena ane punya 2 staff yang ane dapat percaya secara 500% (ane ngerasa kenal banget sama mereka dan tidak ada keraguan mereka akan macam2 ke ane).
Dan sesuai dengan instruksi direktur, ane disuruh bikin planning / job description untuk kedua staff ane yang menurut ane bisa di pertanggung jawabkan secara hidup mati dah. Dengan adanya planning ini maka harapan ane, ane akan bisa lebih bebas jualan dengan menyerahkan urusan kantor ke mereka berdua.
.