- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Tokoh Asing Pejuang Republik Indonesia


TS
kyarypamyu
Tokoh Asing Pejuang Republik Indonesia
Semoga thread ini ga repost
Tokoh Asing Pejuang Republik Indonesia
Selain berkat kegigihan Pejuang Indonesia, Kemerdekaan dan Kedaulatan RI juga tak lepas dari peran serta orang asing, baik langsung dan tidak langsung. Mungkin yang selama ini diingat oleh kita melalu pelajaran sejarah paling-paling Douwes Dekker. Itupun mungkin tidak banyak yang tau kalo Douwes Dekker ada 2 orang yang berbeda, Eduard(Multatuli) dan Ernest(Setiabudi). Padahal kalo ditelusuri lebih mendalam banyak WNA yang memberi sumbangsih bagi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia baik langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah beberapa dari banyak warga asing yang berjuang untuk kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia
Sumber : Intisari (disertai beberapa perubahan) dan beberapa sumber lainnya
itu aja gan Thread ane, mohon maaf kalau ada typo
ane menolak kalo dikasih
tapi berterima kasih banget klo agan sudi ngasih
sama
thread ini.
Spoiler for Repost:

Tokoh Asing Pejuang Republik Indonesia
Selain berkat kegigihan Pejuang Indonesia, Kemerdekaan dan Kedaulatan RI juga tak lepas dari peran serta orang asing, baik langsung dan tidak langsung. Mungkin yang selama ini diingat oleh kita melalu pelajaran sejarah paling-paling Douwes Dekker. Itupun mungkin tidak banyak yang tau kalo Douwes Dekker ada 2 orang yang berbeda, Eduard(Multatuli) dan Ernest(Setiabudi). Padahal kalo ditelusuri lebih mendalam banyak WNA yang memberi sumbangsih bagi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia baik langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah beberapa dari banyak warga asing yang berjuang untuk kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia
Spoiler for Buka:
Spoiler for biju:
Biju Patnaik (India)
Warga Negara India ini adalah Orang kaya di negerinya. Kedekatannya dengan keluarga Nehru membuat mereka dianggap anak sendiri oleh Nehru. Kedekatan inilah yang membawa mereka berhasil menyeludupkan bung Hatta untuk bertemu Nehru dan Gandhi saat Bung Hatta mendapat tugas rahasia ke India.
Warga Negara India ini adalah Orang kaya di negerinya. Kedekatannya dengan keluarga Nehru membuat mereka dianggap anak sendiri oleh Nehru. Kedekatan inilah yang membawa mereka berhasil menyeludupkan bung Hatta untuk bertemu Nehru dan Gandhi saat Bung Hatta mendapat tugas rahasia ke India.
Spoiler for PRS:
PRS Mani (India)
Perwira India pada tentara sekutu ini menjabat sebagai perwira penerbangan yang bertugas di Surabaya. Selepas tugas dari kesatuannya ia bergabung dengan kantor berita antara disamping bekerja untuk Free Press Journal of Bombay di India. Mani pernah ditempatkan di yogya sebagai wakil resmi pemerintah india. Pernah turut serta sebgaia anggota penyelenggara Konferensi persaudaraan antar asia yang agendanya membantu perjuangan bangsa Indonesia. Mani berjasa besar membantu RI yang masih berusia muda kala itu dalam memperoleh dukungan Internasional.
Perwira India pada tentara sekutu ini menjabat sebagai perwira penerbangan yang bertugas di Surabaya. Selepas tugas dari kesatuannya ia bergabung dengan kantor berita antara disamping bekerja untuk Free Press Journal of Bombay di India. Mani pernah ditempatkan di yogya sebagai wakil resmi pemerintah india. Pernah turut serta sebgaia anggota penyelenggara Konferensi persaudaraan antar asia yang agendanya membantu perjuangan bangsa Indonesia. Mani berjasa besar membantu RI yang masih berusia muda kala itu dalam memperoleh dukungan Internasional.
Spoiler for HU:
Dr. Hu Yung (Korea)
Hu Yung adalah sineas asal Korea yang mendarat bersama tentara Jepang. Bersama RM Soetarto dia mendirikan Perusahaan Film Negara (FPN) yang menghasilkan film-film perjuangan untuk dipertontonkan kepada khalayak internasional hingga akhirnya kondisi nyata di Indonesia bias dilihat orang asing.
Hu Yung adalah sineas asal Korea yang mendarat bersama tentara Jepang. Bersama RM Soetarto dia mendirikan Perusahaan Film Negara (FPN) yang menghasilkan film-film perjuangan untuk dipertontonkan kepada khalayak internasional hingga akhirnya kondisi nyata di Indonesia bias dilihat orang asing.
Spoiler for Tambu:
Charles Tambu (Sri Lanka)
Sumbangsih pria kelahiran Sri Lanka ini muncul ketika Belanda melakukan agresi militer pada 21 Juli 1947. Dunia internasional menolak agresi ini. Charles Tambu beserta Sutan Sjahrir, H. Agus Salim, Sudjatmoko, dan Sumitro Djojohadikusumo berperang kata-kata dengan belanda dalam sidang dewan kemanan PBB di Lake Success, Amerika, 30 juli 1947. Pada sidang itu H. Agum Salim membuat van Klefens tergagap-gagap seperti seorang pesakitan yang sedang disidang. Foto-foto Tambu bersanding dengan Agus Salim, Sujatmoko, dan Sumitro terpampang di harian-harian terkemu di dunia
Sumbangsih pria kelahiran Sri Lanka ini muncul ketika Belanda melakukan agresi militer pada 21 Juli 1947. Dunia internasional menolak agresi ini. Charles Tambu beserta Sutan Sjahrir, H. Agus Salim, Sudjatmoko, dan Sumitro Djojohadikusumo berperang kata-kata dengan belanda dalam sidang dewan kemanan PBB di Lake Success, Amerika, 30 juli 1947. Pada sidang itu H. Agum Salim membuat van Klefens tergagap-gagap seperti seorang pesakitan yang sedang disidang. Foto-foto Tambu bersanding dengan Agus Salim, Sujatmoko, dan Sumitro terpampang di harian-harian terkemu di dunia
Spoiler for maeda:
Laksamana Maeda (Jepang)
Tokoh jepang ini bersimpati pada perjuangan bangsa Indonesia. Tokoh yang bernama Laksamana Maeda ini serting dikutip di buku sejarah Indonesia pada bab kemerdekaan RI. Di rumahnya yang masuk daerah ekstra territorial sehingga tidak dapat dimasukki oleh angkatan lain, beberapa pemimpin nasional berkumpul untuk merumuskan naskah proklamasi yang diucapkan oleh bung hatta, ditulis oleh bung karno, diketik oleh sayuti melik. Rumah Laksamana Maeda ini kini dijadikan Museum perumusan naskah proklamasi.
Tokoh jepang ini bersimpati pada perjuangan bangsa Indonesia. Tokoh yang bernama Laksamana Maeda ini serting dikutip di buku sejarah Indonesia pada bab kemerdekaan RI. Di rumahnya yang masuk daerah ekstra territorial sehingga tidak dapat dimasukki oleh angkatan lain, beberapa pemimpin nasional berkumpul untuk merumuskan naskah proklamasi yang diucapkan oleh bung hatta, ditulis oleh bung karno, diketik oleh sayuti melik. Rumah Laksamana Maeda ini kini dijadikan Museum perumusan naskah proklamasi.
Spoiler for bob:
Bob Freeberg (Amerika Serikat)
Penerbang ini jatuh cinta pada Indonesia sehingga seluruh tanag dan pikiran dicurahkan untuk Negara ini. Dia membantu mengangkut barang-barang yang diperlukan oleh Indonesia dari luar negeri. Freeberg akhirnya meninggal ketika ia disergap Mustang belanda ketika berada di atas selat sunda. Bangkai pesawatnya tidak pernah ditemukan.
Penerbang ini jatuh cinta pada Indonesia sehingga seluruh tanag dan pikiran dicurahkan untuk Negara ini. Dia membantu mengangkut barang-barang yang diperlukan oleh Indonesia dari luar negeri. Freeberg akhirnya meninggal ketika ia disergap Mustang belanda ketika berada di atas selat sunda. Bangkai pesawatnya tidak pernah ditemukan.
Spoiler for Eduard:
Eduard Douwes Dekker/Multatuli (Belanda)
penulis Belanda yang terkenal dengan Max Havelaar (1860), novel satirisnya yang berisi kritik atas perlakuan buruk para penjajah terhadap orang-orang pribumi di Hindia-Belanda. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1860 dalam versi yang diedit oleh penerbit tanpa sepengetahuannya namun tetap menimbulkan kegemparan di kalangan masyarakat khususnya di kawasan negerinya sendiri. Pada tahun 1875, terbit kembali dengan teks hasil revisinya. Namanya sebagai pengarang telah mendapatkan pengakuan, yang berarti lambat laun Eduard dapat mengharapkan penghasilan dari penerbitan karyanya.
Ketika menerbitkan novel Max Havelaar, ia menggunakan nama samaran 'Multatuli'. Nama ini berasal dari bahasa Latin dan berarti "'Aku sudah menderita cukup banyak'" atau "'Aku sudah banyak menderita'"; di sini, aku dapat berarti Eduard Douwes Dekker sendiri atau rakyat yang terjajah. Setelah buku ini terjual di seluruh Eropa, terbukalah semua kenyataan kelam di Hindia Belanda, walaupun beberapa kalangan menyebut penggambaran Dekker sebagai berlebih-lebihan.
Antara tahun 1862 dan 1877, Eduard menerbitkan Ideën (Gagasan-gagasan) yang isinya berupa kumpulan uraian pendapat-pendapatnya mengenai politik, etika dan filsafat, karangan-karangan satir dan impian-impiannya. Sandiwara yang ditulisnya, di antaranya Vorstenschool (Sekolah para Raja), dipentaskan dengan sukses.
Walaupun kualitas literatur Multatuli diperdebatkan, ia disukai oleh Carel Vosmaer, penyair terkenal Belanda. Ia terus menulis dan menerbitkan buku-buku berjudul Ideen yang terdiri dari tujuh bagian antara tahun 1862 dan 1877, dan juga mengandung novelnya Woutertje Pieterse serta Minnebrieven pada tahun 1861 yang walaupun judulnya tampak tidak berbahaya, isinya adalah satir keras.
Multatuli telah mengilhami bukan saja karya sastra di Indonesia, misalnya kelompok Angkatan Pujangga Baru, namun ia telah menggubah semangat kebangsaan di Indonesia. Semangat kebangsaan ini bukan saja pemberontakan terhadap sistem kolonialisme dan eksploitasi ekonomi Hindia Belanda (misal tanam paksa) melainkan juga kepada adat, kekuasaan dan feodalisme yang tak ada habisnya menghisap rakyat jelata. Bila Multatuli dalam Max Havelaar dapat dikatakan telah mempersonifikasikan dirinya sebagai Max yang idealis dan akhirnya frustrasi, Muhammad Yamin lebih berfokus pada si kaum terjajah, misalnya dalam puisinya yang berjudul Hikajat Saidjah dan Adinda Dalam sisi filosofis frustrasi yang dihadapi Max serta Saidjah dan Adinda adalah sama pada hakekatnya; keduanya putus asa dan terbelenggu dalam rantai sistem yang hanya bisa terputuskan melalui revolusi.
penulis Belanda yang terkenal dengan Max Havelaar (1860), novel satirisnya yang berisi kritik atas perlakuan buruk para penjajah terhadap orang-orang pribumi di Hindia-Belanda. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1860 dalam versi yang diedit oleh penerbit tanpa sepengetahuannya namun tetap menimbulkan kegemparan di kalangan masyarakat khususnya di kawasan negerinya sendiri. Pada tahun 1875, terbit kembali dengan teks hasil revisinya. Namanya sebagai pengarang telah mendapatkan pengakuan, yang berarti lambat laun Eduard dapat mengharapkan penghasilan dari penerbitan karyanya.
Ketika menerbitkan novel Max Havelaar, ia menggunakan nama samaran 'Multatuli'. Nama ini berasal dari bahasa Latin dan berarti "'Aku sudah menderita cukup banyak'" atau "'Aku sudah banyak menderita'"; di sini, aku dapat berarti Eduard Douwes Dekker sendiri atau rakyat yang terjajah. Setelah buku ini terjual di seluruh Eropa, terbukalah semua kenyataan kelam di Hindia Belanda, walaupun beberapa kalangan menyebut penggambaran Dekker sebagai berlebih-lebihan.
Antara tahun 1862 dan 1877, Eduard menerbitkan Ideën (Gagasan-gagasan) yang isinya berupa kumpulan uraian pendapat-pendapatnya mengenai politik, etika dan filsafat, karangan-karangan satir dan impian-impiannya. Sandiwara yang ditulisnya, di antaranya Vorstenschool (Sekolah para Raja), dipentaskan dengan sukses.
Walaupun kualitas literatur Multatuli diperdebatkan, ia disukai oleh Carel Vosmaer, penyair terkenal Belanda. Ia terus menulis dan menerbitkan buku-buku berjudul Ideen yang terdiri dari tujuh bagian antara tahun 1862 dan 1877, dan juga mengandung novelnya Woutertje Pieterse serta Minnebrieven pada tahun 1861 yang walaupun judulnya tampak tidak berbahaya, isinya adalah satir keras.
Multatuli telah mengilhami bukan saja karya sastra di Indonesia, misalnya kelompok Angkatan Pujangga Baru, namun ia telah menggubah semangat kebangsaan di Indonesia. Semangat kebangsaan ini bukan saja pemberontakan terhadap sistem kolonialisme dan eksploitasi ekonomi Hindia Belanda (misal tanam paksa) melainkan juga kepada adat, kekuasaan dan feodalisme yang tak ada habisnya menghisap rakyat jelata. Bila Multatuli dalam Max Havelaar dapat dikatakan telah mempersonifikasikan dirinya sebagai Max yang idealis dan akhirnya frustrasi, Muhammad Yamin lebih berfokus pada si kaum terjajah, misalnya dalam puisinya yang berjudul Hikajat Saidjah dan Adinda Dalam sisi filosofis frustrasi yang dihadapi Max serta Saidjah dan Adinda adalah sama pada hakekatnya; keduanya putus asa dan terbelenggu dalam rantai sistem yang hanya bisa terputuskan melalui revolusi.
Spoiler for setiabudi:
Ernest Eugene Douwes Dekker/ Danudirja Setiabudi (Belanda-Indonesia)
Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi( Pasuruan, 8 Oktober 1879- Bandung, 28 Agustus 1950) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Beliau adalah putra dari Auguste Henri Edouard Douwes Dekker dan Louisa Margaretha Neumann.
Douwes Dekker masih terhitung saudara dari dari pengarang buku Max Havelaar, yaitu Eduard Douwes Dekker yang juga dikenal sebagai Multatuli seorang tokoh Politik Etis, yang merupakan adik kakeknya. Douwes Dekker juga memiliki darah Indonesia, yaitu dari nenek di pihak ibu, yang merupakan orang Jawa.
Ketika sejumlah orang-orang Indonesia dalam tahun 1908 hendak mendirikan Budi Utomo yang dianggap sebagai perintis gerakan kebangkitan nasional Indonesia, itu diusahakan di rumah Douwes Dekker. Karena menganggap Budi Utomo terbatas pada masalah kebudayaan, maka pada tahun 1912 bersama Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara mendirikan partai politik yang bernama Nationale Indische Partij.
Partai yang anti-kolonial dan bertujuan kemerdekaan Indonesia ini dibubarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda setahun kemudian, 1913. Ki Hajar dan Tjipto Mangunkusumo dibuang ke negeri Belanda. Douwes Dekker ditangkap kemudian dibuang ke Suriname. Meskipun waktunya singkat selama di Indonesia Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan kegiatannya demi kemerdekaan Indonesia. namanya kini dijadikan Nama Jalan di Indonesia, seperti Jalan Dr. Setiabudi di Bandung ataupun Kecamatan Setiabudi di Jakarta
Ia wafat pada tahun 1950 dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung.
Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi( Pasuruan, 8 Oktober 1879- Bandung, 28 Agustus 1950) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Beliau adalah putra dari Auguste Henri Edouard Douwes Dekker dan Louisa Margaretha Neumann.
Douwes Dekker masih terhitung saudara dari dari pengarang buku Max Havelaar, yaitu Eduard Douwes Dekker yang juga dikenal sebagai Multatuli seorang tokoh Politik Etis, yang merupakan adik kakeknya. Douwes Dekker juga memiliki darah Indonesia, yaitu dari nenek di pihak ibu, yang merupakan orang Jawa.
Ketika sejumlah orang-orang Indonesia dalam tahun 1908 hendak mendirikan Budi Utomo yang dianggap sebagai perintis gerakan kebangkitan nasional Indonesia, itu diusahakan di rumah Douwes Dekker. Karena menganggap Budi Utomo terbatas pada masalah kebudayaan, maka pada tahun 1912 bersama Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara mendirikan partai politik yang bernama Nationale Indische Partij.
Partai yang anti-kolonial dan bertujuan kemerdekaan Indonesia ini dibubarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda setahun kemudian, 1913. Ki Hajar dan Tjipto Mangunkusumo dibuang ke negeri Belanda. Douwes Dekker ditangkap kemudian dibuang ke Suriname. Meskipun waktunya singkat selama di Indonesia Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan kegiatannya demi kemerdekaan Indonesia. namanya kini dijadikan Nama Jalan di Indonesia, seperti Jalan Dr. Setiabudi di Bandung ataupun Kecamatan Setiabudi di Jakarta
Ia wafat pada tahun 1950 dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung.
Sumber : Intisari (disertai beberapa perubahan) dan beberapa sumber lainnya
itu aja gan Thread ane, mohon maaf kalau ada typo

ane menolak kalo dikasih



0
6.4K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan