Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dikcilAvatar border
TS
dikcil
kumpulan peristiwa TNI 1946 - 1950
PERISTIWA PENIWEN AFFAIR
Desa Peniwen terletak di sebelah barat daya kota Malang, di desa inilah pernah terjadi peristiwa pembantaian yang dilakukan pasukan belanda terhadap beberapa pemuda anggota Palang Merah yang sedang bertugas merawat pasiennya yaitu para pejuang dan penduduk setempat. peristiwa terjadi pada tanggal 19 februari 1949. Mereka adalah para pemuda desa setempat yang sebagian merupakan anggota Brigade 16 sektor Kawi Selatan.
Pada saat itu patroli belanda memasuki Paniwen datang dari beberapa arah sehingga sulit menghindari kepungan tersebut. Serbuan ke desa ini sudah direncanakan belanda dengan alasan desa ini telah dijadikan pusat pertahanan Tentara Republik Indonesia (TRI).
pemilihan desa ini sebagai markas TRI setelah mundur dari Malang karena desa ini sangat subur sehingga dapat dijadikan sumber logistik pasukan. dan di desa ini didirikan pula Palang Merah Remaja yang bertugas membantu TRI yang mengalami luka luka akibat pertempuran.
Belanda berupaya untuk menangkap pimpinan TRI di desa ini beberapa kali namun selalu gagal, Pada tanggal 16 Januari 1949 belnda datang dari dari arah Kepanjen dan membunuh seorang anggota CPM dan seorang pemuda bernama Soewan serta menganiaya seorang tua yang menolak memanjat pohon kelapa.
pada tanggal 31 Januari 1949 belanda melakukan penangkapan atas kepala desa setempat untuk menunjukan dimana pusat pertahanan TRI, walaupun akhirnya dilepaskan, tapi tentara belanda masih sempat membunuh seorang polisi yang sedang berada ditengah sawah.
tanggal 19 Februari 1949 hari sabtu sekitar pukul 16.00, satu kompi pasukan belanda lengkap dengan persenjataannya memasuki desa peniwen, mereka datang dari arah desa sumber sari dan dari desa jambuwer. Tanpa alasan yang jelas belanda menembaki sekolah dan rumah sakit sehingga membuat kepanikan penduduk khususnya anggota kesehatan yang sedang bertugas, dan melanda memerintahkan semua yang berada didalam rumah sakit tanpa kecuali untuk keluar menuju halaman sambil mengakat tangan.
Lima orang dari mereka yaitu tiga orang anggota PMR serta dua orang anggota Brigade 16 disuruh jongkok dan ditembak satu persatu sehingga kesemuanya langsung meninggal ditempat, sedangkan empat orang lainnya diikat tangannya dibawa kebelakang sekolah, baru paginya mereka membawa ke gunungsari untuk diperiksa dan ditanya tentang kekuatan TRI,
kekejaman belanda ternyata tidak hanya sampai disitu. mereka juga melakukan tindakan lainnya, memerkosa para wanita yang suami dan tunangannya yang telah ditembak mati sebelumnya.
sebagai akibatnya timbul reaksi atas tindakan tidak manusiawi ini, reaksi dari masyarakat setempat, DS. Martodipura sebagai pimpinan gereja setempat dibantu DS. sarojo dan Husodo serta seluruh rakyat desa peniwen segera mengajukan protes melalui dewan gereja dunia.sebaliknya mengetahui bahwa tindakannya dilaporkan ke dunia internasional membuat belanda menjadi sangat marah, dan mencari Ds. Martodipuro yang dianggap biang keladi adanya protes tersebut, namun belanda tidak berhasil menemukannya karena TRI telah menyembunyikannya. Hal ini membuat belanda semakin marah dan pada tanggal 19 Maret 1949 kembali mebunuh tiga orang pemuda yang sedang bertugas jaga di kantor kelurahan.

sumber: majalah Veteran
0
3.8K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan