[Yang Belom dan Udah Sunat Masuk!] Tradisi Pengantin Sunat Kembali Digelar
TS
girl.in.rain
[Yang Belom dan Udah Sunat Masuk!] Tradisi Pengantin Sunat Kembali Digelar
Quote:
Khawatir Punah, Tradisi Pengantin Sunat Kembali Digelar
Quote:
Quote:
SEBANYAK 20 anak bersorban dan berjubah diarak menunggang kuda menyusuri jalan Kampung Sawah Besar Kaligawe Semarang, Sabtu (26/1). Tetabuhan gamelan Reog dan Kuda Lumping serta drum band menyemarakkan prosesi arak-arakan "Pengantin Sunat" massal yang digelar Mushola Baitul Mujahidin di Jl Sawah Besar VI.
Senyum simpul selalu mengembang dari wajah anak-anak tersebut. Aksesoris kuda serta puluhan hiasan kembang manggar yang berwarna-warni membuat kemeriahan dan keceriaan suasana pada siang itu.
Pengantin Sunat, merupakan tradisi asli yang dimiliki Semarang. Meski pada perkembangan jaman, tradisi tersebut mulai luntur dan jarang digelar masyarakat saat ini. Disebut pengantin sunat, karena pada dasarnya anak-anak yang akan dikhitan atau disunat diarak layaknya seperti pengantin dengan pakaian kebesaran Semarangan menggunakan sorban dan jubah.
Karena telah mulai pudar, hal tersebut yang membuat Hj Siti Wororini ingin mempopulerkan kembali "Pengantin Sunat". Menurut pemrakarsa acara sekaligus pengurus mushola Baitul Mujahidin tersebut, tradisi pengantin sunat digelar juga dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW.
"Prihatin juga kalau ada tradisi baik Pengantin Sunat yang mulai luntur. Mumpung ada sunatan massal, kita membuat acara Pengantin Sunat semeriah mungkin. Toh, mayoritas peserta sunat massal juga anak-anak kurang mampu, sehingga saya ingin mereka juga merasakan kebahagiaan dari kemeriahan ini selain juga untuk hiburan warga kampung,"jelasnya.
Bahkan untuk kebanggan para anak-anak yang akan disunat, Hj Siti Wororini membuat rute arak-arakan melewati tempat tinggal peserta sunat agar keluarga maupun tetangga mereka dapat menyaksikannya.
"Rute arak-arakan ini sengaja kita sesuaikan dengan rute kampung tinggal para paserta sunat, agar mereka punya kebanggaan saat diarak. Masyarakat pun juga sangat antusias menyaksikan arak-arakan dan yang terpenting bisa senantiasa Nguri-nguri budaya Semarangan kedepannya. Saya berharap ini akan menjadi aenda rutin di mushola kami," terangnya.
Setelah mengikuti arak-arakan, 20 anak tersebut kemudian mengikuti prosesi khitan/sunat. Sebelumnya, kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan tarian Jaran Kepang dan Reog grup Kusumo Joyo dari Bonang Demak. Lantunan ayat-ayat suci dari ibu-ibu pengajian kampung tersebut menambah kekhidmatan acara sunatan missal yang digelar sekaligus dengan syukuran purna pugar mushola.sumber
Quote:
Ternyata pengantin sunat itu bukan orang yang mau jadi pengantin terus disunat, tapi sebuah tradisi di Semarang dimana anak laki-laki yang baru dikhitan diarak berkeliling lingkungan tempat tinggalnya dengan menaiki kuda serta diiringi dengan kesenian lain seperti tajidor atau tari-tarian. Biasanya anak tersebut sudah didandani mengenakan sorban dan jubah khusus saat diarak. Tradisi ini sudah mulai banyak ditinggalkan masyarakat Semarang. Alasannya barangkali karena masyarakat saat ini kebanyakan menginginkan sesuatu yang efisien dan simpel, apalagi hanya untuk khitan. Alasan lainnya adalah dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menyelenggarakan arak-arakan pengantin sunat ini.
Buat beberapa orang mungkin akan menganggap hal ini "norak", tapi untuk anak-anak tentu maknanya lain bagi mereka. Di beberapa daerah lain juga ada tradisi serupa dengan nama yang berbeda. Bagaimana pun ini adalah salahsatu tradisi unik di Indonesia yang patut dilestarikan.
Buat kaskuser yang belom disunat boleh deh nanti menggelar arak-arakan pengantin sunat seperti ini