- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
IPL dan ISL akan segera menyusul Nasdem terjun keranah politik, Mungkin nggak yaa?


TS
irulanam
IPL dan ISL akan segera menyusul Nasdem terjun keranah politik, Mungkin nggak yaa?
Kemaren- kemaren (entah kapan itu) terbentuklah sebuah organisasi yang mengatas namakan diri sebagai Nasional Demokrat (Nasdem), Nasdem memplokamirkan dirinya sebagai sebuah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), akan tetapi banyak yang mengindikasikan Ormas yang digalang oleh pak Surya Paloh ini adalah cikal bakal sebuah partai politik, ibarat kata sebelum mempunyai lapak/ ruko maka alangkah baiknya untuk berdagang dengan cara “kaki lima” dulu demi mencari pelanggan.
So, terbukti sekarang Nasdem telah berubah menjadi sebuah partai politik, dan akan siap bertarung pada pemilu tahun 2014 nanti. Bahkan berani untuk menargetkan akan memperoleh urutan ke-3 perolehan suara terbanyak. Meskipun sempat digoyang dengan mundurnya ratusan kader tapi partai politik dibawah pimpinan Surya Paloh ini tetap optimis. Selamat berjuang pak...
Lalu apa hubungannya pengantar diatas dengan IPL dan ISL? Sebenarnya sama sekali tidak ada hubungannya, saya hanya merasa risih saja dengan persaingan dua liga tersebut. Kalau bersaing secara profesional dan menjadikan kualitas sepak bola tanah air semakin maju tentu saya akan sangat bangga, tapi persaingan ini justru membuat sepak bola tanah air semakin tak karuan langkahnya. Terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, Tenggelam dalam lautan luka dalam, tersesat dan tak tau arah jalan pulang, loh?? Ya kurang lebih seperti itulah gambaran persepak bolaan tanah air kita saat ini..
Dibeberapa jejaring sosial seperti facebook dan twitter banyak yang saling caci mencaci tentang perselisihan antara IPL (Djohar) dengan ISL (LaNyala) ini, tak ubahnya sebuah persaingan dalam partai politik. Dimana akun A membela IPL dan mengolok- olok ISL, tak mau kalah akun B membalas dengan serangan bertubi- tubi untuk menjatuhkan A. Kalau saya lihat ini adalah layaknya fenomena yang terjadi didunia politik. Partai A berusaha mencari dukungan dan tak jarang cara mencari dukungannya dengan menjatuhkan partai B dan seterusnya..
Terus apa nggak sebaiknya ISL dan IPL bermetamorfosis menjadi partai politik saja? Secara mereka sudah memiliki dasar yang sama, dukungan masyarakat ada, pemain ada (bisa kali pemain bola jadi caleg, artis aja pada nyaleg), ketua umum juga punya. Mungkin dengan berubah ISL dan IPL menjadi partai politik akan menimbulkan efek yang lebih bagus bagi persepak bolaan tanah air. Sudah tak ada lagi kekisruhan tentang dualisme liga, karena keduanya sudah jadi parpol. Tidak adalagi nama Djohar Arifin dan LaNyala dalam persepak bolaan, selama ini mereka selalu mendapat banyak cacian, kan mereka udah jadi ketua umum parpol.
Biarkan saja mereka bersaing dan bertempur didunia politik, biar sepak bola kita aman dan berprestasi. Kita bisa memikirkan untuk membuat liga resmi yang diakui FIFA tanpa dualisme lagi, entah itu dinamai dengan liga “Tarkam” atau apa deh suka- suka..
So, terbukti sekarang Nasdem telah berubah menjadi sebuah partai politik, dan akan siap bertarung pada pemilu tahun 2014 nanti. Bahkan berani untuk menargetkan akan memperoleh urutan ke-3 perolehan suara terbanyak. Meskipun sempat digoyang dengan mundurnya ratusan kader tapi partai politik dibawah pimpinan Surya Paloh ini tetap optimis. Selamat berjuang pak...
Lalu apa hubungannya pengantar diatas dengan IPL dan ISL? Sebenarnya sama sekali tidak ada hubungannya, saya hanya merasa risih saja dengan persaingan dua liga tersebut. Kalau bersaing secara profesional dan menjadikan kualitas sepak bola tanah air semakin maju tentu saya akan sangat bangga, tapi persaingan ini justru membuat sepak bola tanah air semakin tak karuan langkahnya. Terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, Tenggelam dalam lautan luka dalam, tersesat dan tak tau arah jalan pulang, loh?? Ya kurang lebih seperti itulah gambaran persepak bolaan tanah air kita saat ini..
Dibeberapa jejaring sosial seperti facebook dan twitter banyak yang saling caci mencaci tentang perselisihan antara IPL (Djohar) dengan ISL (LaNyala) ini, tak ubahnya sebuah persaingan dalam partai politik. Dimana akun A membela IPL dan mengolok- olok ISL, tak mau kalah akun B membalas dengan serangan bertubi- tubi untuk menjatuhkan A. Kalau saya lihat ini adalah layaknya fenomena yang terjadi didunia politik. Partai A berusaha mencari dukungan dan tak jarang cara mencari dukungannya dengan menjatuhkan partai B dan seterusnya..
Terus apa nggak sebaiknya ISL dan IPL bermetamorfosis menjadi partai politik saja? Secara mereka sudah memiliki dasar yang sama, dukungan masyarakat ada, pemain ada (bisa kali pemain bola jadi caleg, artis aja pada nyaleg), ketua umum juga punya. Mungkin dengan berubah ISL dan IPL menjadi partai politik akan menimbulkan efek yang lebih bagus bagi persepak bolaan tanah air. Sudah tak ada lagi kekisruhan tentang dualisme liga, karena keduanya sudah jadi parpol. Tidak adalagi nama Djohar Arifin dan LaNyala dalam persepak bolaan, selama ini mereka selalu mendapat banyak cacian, kan mereka udah jadi ketua umum parpol.
Biarkan saja mereka bersaing dan bertempur didunia politik, biar sepak bola kita aman dan berprestasi. Kita bisa memikirkan untuk membuat liga resmi yang diakui FIFA tanpa dualisme lagi, entah itu dinamai dengan liga “Tarkam” atau apa deh suka- suka..
0
835
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan