- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
ITS Surabaya Luncurkan Mobil Listrik
TS
syaiDrumers
ITS Surabaya Luncurkan Mobil Listrik
Quote:
Original Posted By Harapan TS
1. Setelah Baca, Beri Komentar yang tdk bersifat OOT, Junk, Atau yg bersifat merusak.
2. Yang berkenan Bisa dibantu
3. TS tidak berharap karena menurut TS thread ini hanya berupa informasi.
4. TS berterimaksih kepada Kaskuser semua yang bersedia melempar ane abu gosok pun tdk masalah.
5. Terimakasih atas perhatian seluruh member kaskus
1. Setelah Baca, Beri Komentar yang tdk bersifat OOT, Junk, Atau yg bersifat merusak.
2. Yang berkenan Bisa dibantu
3. TS tidak berharap karena menurut TS thread ini hanya berupa informasi.
4. TS berterimaksih kepada Kaskuser semua yang bersedia melempar ane abu gosok pun tdk masalah.
5. Terimakasih atas perhatian seluruh member kaskus
Quote:
Original Posted By KOMPAS.comInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan mobil listrik yang diberi nama ''Electric City Car'' (EC ITS). Mobil listrik itu tidak direkomendasikan untuk diuji coba di jalan umum sebelum proses uji lab, kompetensi, dan aspek legalitas dikantongi.
Peresmian EC ITS dilakukan di halaman Gedung Rektorat ITS, Sabtu (26/1/2013) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat ITS, tim perancang, dan mahasiswa ITS.
EC ITS, kata M Nuh, merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia tidak selalu mengandalkan produk luar negeri dalam memproduksi alat transportasi canggih. ''Saya sangat bangga, produk ini layak dikembangkan sebagai solusi mengurangi krisis energi,'' katanya.
Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti nasib mobil listrik Tucuxi yang dikendarai Menteri BUMN Dahlan Iskan beberapa waktu lalu, mantan Rektor ITS ini tidak merekomendasikan EC ITS diuji coba di jalan umum.
''EC ITS masih perlu disempurnakan dan diuji coba di lab tertutup, dan jangan dulu diuji di ruang publik karena aspek legalitasnya belum lengkap,'' kata M Nuh.
Selain itu prototipe yang diproduksi kali ini masih dalam platform riset dan bukan untuk mobil komersial. Karena itu, beberapa komponen masih terus disempurnakan, mulai dari penambahan daya, perbaikan bodi dan beberapa sistem inti lainnya.
Peresmian EC ITS dilakukan di halaman Gedung Rektorat ITS, Sabtu (26/1/2013) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat ITS, tim perancang, dan mahasiswa ITS.
EC ITS, kata M Nuh, merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia tidak selalu mengandalkan produk luar negeri dalam memproduksi alat transportasi canggih. ''Saya sangat bangga, produk ini layak dikembangkan sebagai solusi mengurangi krisis energi,'' katanya.
Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti nasib mobil listrik Tucuxi yang dikendarai Menteri BUMN Dahlan Iskan beberapa waktu lalu, mantan Rektor ITS ini tidak merekomendasikan EC ITS diuji coba di jalan umum.
''EC ITS masih perlu disempurnakan dan diuji coba di lab tertutup, dan jangan dulu diuji di ruang publik karena aspek legalitasnya belum lengkap,'' kata M Nuh.
Selain itu prototipe yang diproduksi kali ini masih dalam platform riset dan bukan untuk mobil komersial. Karena itu, beberapa komponen masih terus disempurnakan, mulai dari penambahan daya, perbaikan bodi dan beberapa sistem inti lainnya.
Quote:
Original Posted By ANTARA NewsMendikbud namai mobil listrik "EC ITS"
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menamai mobil listrik berkonsep "city car" yang dirancang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan sebutan "EC ITS" bersamaan dengan peluncurannya di Gedung Rektorat ITS Surabaya, Sabtu.
"Kata `EC` dibaca `easy` yang artinya mudah. `EC` juga singkatan `Electric Car`. Penjelasannya, mudah dalam hal ini karena membuat mobil listrik itu tidak susah. Terbukti mahasiswa ITS bisa menunjukkan karya terbaiknya," ujar M. Nuh.
Ia berharap, pemberian nama "EC ITS" mampu menjadi motivator bagi yang lain dan membuktikan hasil-hasil karya lainnya. Mantan Rektor ITS Surabaya tersebut memuji bahwa mobil berwarna putih metalik itu bagus secara fundamental dan desain.
"Rencananya, Indonesia akan menjadi tuan rumah beberapa kegiatan internasional, salah satunya APEC yang diselenggarakan di Bali. Tidak ada salahnya mobil ini dipamerkan dan menjadi karya luar biasa bagi tamu negara. Sehingga bendera ITS bisa berkibar semakin besar," katanya.
Rektor ITS Surabaya Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA mengaku bangga dengan prestasi yang diraih mahasiswanya usai membuat mobil listrik.
Ia mendukung program mobil listrik nasional (molina) seperti yang digaungkan pemerintah pusat.
"Kami mendukung mobil listrik nasional. Insya Allah kami memiliki kemampuan ikut membantu menyukseskannya. Kami juga ingin membuktikan bahwa insinyur-insinyur muda diberi kesempatan untuk menunjukkan kualitasnya," kata dia.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Teknik Mesin ITS Dr M Nur Yuniarto mengatakan, mobil listrik ini memang untuk skala riset sejak tahun 2011.
Namun bila pemerintah berniat mengembangkan untuk skala industri, pihaknya siap membantu riset lanjutan.
"Yang jelas, mayoritas komponen mobil `city car` listrik itu buatan mahasiswa kami, kecuali motor penggerak atau baterai yang masih beli dari luar negeri. Namun kalau nantinya dijadikan skala industri, tentu kami akan merancang baterai dalam negeri," katanya.
Ia menjelaskan, mahasiswa ITS sudah mampu merancang sistem kontrol mesin "iquteche" yang selama ini digunakan mobil berbahan bakar bensin, namun sistem itu juga dapat diaplikasikan untuk mobil listrik.
Nur Yuniarto mengaku butuh waktu tiga bulan untuk menyelesaikan mobil ini.
"Kalau baterai juga dapat dibuat di dalam negeri, maka seratus persen komponen mobil `city car` listrik itu buatan dalam negeri, sehingga harganya akan biasa lebih murah dari biaya riset yang kami perlukan selama ini, yakni Rp400 juta hingga Rp500 juta," katanya.
Dalam peluncuran mobil listrik tersebut, turut menyaksikan yakni Duta Besar Palestina Fariz Navi Mehdawi. Di samping memberikan apresiasianya terhadap mobil listrik, ia menghadiri Sidang Terbuka Promosi Doktor mahasiswa asal Palestina bernama Nedal AM Jabari di Ruang Sidang Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menamai mobil listrik berkonsep "city car" yang dirancang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan sebutan "EC ITS" bersamaan dengan peluncurannya di Gedung Rektorat ITS Surabaya, Sabtu.
"Kata `EC` dibaca `easy` yang artinya mudah. `EC` juga singkatan `Electric Car`. Penjelasannya, mudah dalam hal ini karena membuat mobil listrik itu tidak susah. Terbukti mahasiswa ITS bisa menunjukkan karya terbaiknya," ujar M. Nuh.
Ia berharap, pemberian nama "EC ITS" mampu menjadi motivator bagi yang lain dan membuktikan hasil-hasil karya lainnya. Mantan Rektor ITS Surabaya tersebut memuji bahwa mobil berwarna putih metalik itu bagus secara fundamental dan desain.
"Rencananya, Indonesia akan menjadi tuan rumah beberapa kegiatan internasional, salah satunya APEC yang diselenggarakan di Bali. Tidak ada salahnya mobil ini dipamerkan dan menjadi karya luar biasa bagi tamu negara. Sehingga bendera ITS bisa berkibar semakin besar," katanya.
Rektor ITS Surabaya Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA mengaku bangga dengan prestasi yang diraih mahasiswanya usai membuat mobil listrik.
Ia mendukung program mobil listrik nasional (molina) seperti yang digaungkan pemerintah pusat.
"Kami mendukung mobil listrik nasional. Insya Allah kami memiliki kemampuan ikut membantu menyukseskannya. Kami juga ingin membuktikan bahwa insinyur-insinyur muda diberi kesempatan untuk menunjukkan kualitasnya," kata dia.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Teknik Mesin ITS Dr M Nur Yuniarto mengatakan, mobil listrik ini memang untuk skala riset sejak tahun 2011.
Namun bila pemerintah berniat mengembangkan untuk skala industri, pihaknya siap membantu riset lanjutan.
"Yang jelas, mayoritas komponen mobil `city car` listrik itu buatan mahasiswa kami, kecuali motor penggerak atau baterai yang masih beli dari luar negeri. Namun kalau nantinya dijadikan skala industri, tentu kami akan merancang baterai dalam negeri," katanya.
Ia menjelaskan, mahasiswa ITS sudah mampu merancang sistem kontrol mesin "iquteche" yang selama ini digunakan mobil berbahan bakar bensin, namun sistem itu juga dapat diaplikasikan untuk mobil listrik.
Nur Yuniarto mengaku butuh waktu tiga bulan untuk menyelesaikan mobil ini.
"Kalau baterai juga dapat dibuat di dalam negeri, maka seratus persen komponen mobil `city car` listrik itu buatan dalam negeri, sehingga harganya akan biasa lebih murah dari biaya riset yang kami perlukan selama ini, yakni Rp400 juta hingga Rp500 juta," katanya.
Dalam peluncuran mobil listrik tersebut, turut menyaksikan yakni Duta Besar Palestina Fariz Navi Mehdawi. Di samping memberikan apresiasianya terhadap mobil listrik, ia menghadiri Sidang Terbuka Promosi Doktor mahasiswa asal Palestina bernama Nedal AM Jabari di Ruang Sidang Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya.
0
3.2K
Kutip
34
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan