Chapter 1 – Flash Back

- “didi..didit .. didi .. didit … “
Sora : "Ya .. ya .. Mr.Sawagashii..." *yawn*
Jawabku dengan nada berat karena masih sangat mengantuk.Suara itu adalah suara Mr.Sawagashi(騒がしい) yang selalu membangunkan ku setiap pagi.
Sora : “Astaga , jam 07.00”
Aku pun lekas bersiap-siap lalu lari ke sekolah dengan roti dimulutku.

Mungkin kalian bertanya-tanya lho, bukannya aku tinggal sendiri ? Lalu siapa Mr.Sawagashi ? Mr.Sawagashi adalah alaramku. Dia kuberi nama seperti itu karena suara khasnya yang berisik setiap pagi. Tidak jarang juga Ia membangunkan ku dari mimpi indahku ketika liburan lalu.

Keterangan Sawagashi(騒がしい) artinya berisik / noisy

Sora : “Maaf, Pak.. saya tidak akan mengulangi nya lagi.”
Guru ini tampak sangar, dan jujur ini pertama kalinya aku melihat guru ini. Tampak beberapa temanku yang sedang di hukum dengan kaki di angkat satu dan tangan menjewer ke telinga di depan kelas. Guruku ini bernama Hanahige hitorā (鼻髭ヒトラー) yang artinya kumis hitler dia bertubuh besar dan seperti namanya dia memiliki kumis yang tebal seperti hitler dengan rambut cepak ala ABRI. Tidak salah lagi , guru ini pasti killer kataku dalam hati.

Guru ini hanya diam tanpa berkata-kata. Hal ini cukup membuatku kebingungan, Apa maksud dari tatapannya itu. Karena takut dan bingung akhirna aku inisiatif berdiri di samping temanku yang di hukum dengan kaki di angkat 1 dan tangan menjewer telinga.
Mr.Hanahige : “Heh , Kamu !”
Sora : “Eh.. ?! Saya ?”
Mr.Hanahige : “Iya , Kamu ! Siapa yang suruh kamu berdiri disana ?”
Sora : “ Eh ?! Bukannya ini hukuman karena telat ?”
Mr.Hanahige : “ Karena telat ? Tentu saja tidak. Hari ini kita belum belajar.”
Dengan senyum mengejek guru itu berkata demikian, lalu sentak teman sekelas tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku ku ini.
Sora : “ Lalu .. Kenapa mereka disuruh berdiri disini ? Bukannya karena telat ?
Mr.Hanahige : “ Ha.. Ha .. Ha .. Tentu sajah tidak, Mereka itu di hukum karena membully anak kelas 1 yang baru masuk tadi pagi.”
Teman-teman ku pun tetawa semakin keras dan terbahak-bahak. Karena tidak tahu harus merespon apa lalu ku jawab
Sora : “Oh , Begitu .. He .. He ..”
Dengan sedikit malu dan bersyukur aku pun mencari tempat duduk kosong dan duduk di pojok kiri dekat dengan jendela dan dinding. Pelajaran pertama yang ku dapat di hari pertama ku. Jangan menilai buku dari sampulnya.

*** ***
Tak terasa sebulan pun berlalu. Tak jarang temanku bertanya-tanya, bagaimana aku menjalani hari-hari ku sendiri di rumah yang megah itu dan bagaimana bisa aku masuk sekolah tanpa orang tua yang mendaftarkanku dan tak jarang juga ada yang bertanya apakah aku punya saudara atau tidak. Tanpa beban ku jawab saja,
Sora : “Tidak ada yang special.“
Sora : “Aku, tidak punya saudara. Tapi Teman dekat Ayahku yang membantuku”
Tampak kekecewaan di beberapa teman baruku, Bagi teman ku yang sudah bersama ku sejak SMA kelas 1, kejadian ini seperti de javu yang berulang-ulang. Bagaimana tidak, setiap berganti tahun ajaran, Selalu ada orang baru yang menanyakan hal yang sama padaku.

Aku bohong tentang Teman dekat ayahku itu. Sesungguhnya aku tidak tahu siapa orang itu. Semenjak hari dimana orangtua ku menghilang, Seseorang yang tidak ku kenal pun datang menemuiku dan mengajari ku banyak hal seperti memasak sampai merawat kebersihan rumah. Setelah 3 hari iya menghilang seperti kedua orangtua ku. Entah apa yang terjadi, Setahun kemudian, Sekolah ini tiba-tiba saja menelpon ku bahwa aku sudah di terima. Hal itu awalnya aneh, namun aku memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi.


*** ***

Sora : “Rin, sarapan pagi sudah siap, makan siang akan ku buatkan setelah pulang sekolah nanti.”
Rin : “ Hati-hati .“
Sora : “ Aku pergi !“
Semenjak ada Rin di rumah ini, aku selalu membiasakan diri bangun pagi untuk membuatkan sarapan.
*****

Hari ini adalah hari pertama di semester yang baru. Cuaca nampak mendung yang menunjukan akan segera hujan. Menurutku cuaca seperti ini sungguh sangat nyaman dan membuatku sangat tenang. Hujan yang turun rintik-rintik seakan-akan sedang melindungiku dari panas nya terik matahari. Hari itu aku pun pergi menggunakan payung ke sekolah.

***

Hari ini mengingatkan ku kembali pada Hari-hariku. Mungkin aku yang dulu akan berkata hari ini adalah hari yang membosakan seperti hari-hari sebelumnya. Tapi bagi aku yang sekarang hari ini adalah hari yang tenang dan berharga. Aku berharap agar hari-hari yang tenang seperti ini bisa berlangsung selamanya, walaupun dulu ku pikir hari-hari seperti ini pasti akan berlangsung selamanya.

Dunia ini memiliki banyak sekali rahasia dan misteri yang tidak kita ketahui. Banyak orang yang hidup tanpa menghiraukan alasan kenapa mereka hidup, seperti untuk apa? Siapa mereka sebenarnya? Bagaimana cara mengetahuinya atau hal lain yang mereka tidak ketahui. Dulu pun aku berpikir demikian, Tapi peristiwa yang menimpaku di malam sebelum libur musim dingin. Membuatku tersadar akan pertanyaan-pertanyaan di atas. Dibalik itu semua aku belajar bahwa Dunia ini memiliki banyak sekali rahasia yang tidak kita ketahui.

****

Malam itu seperti biasa aku berjalan kaki pulang ke rumah. Beberapa butir salju pun mulai turun sebagai pertanda musim dingin telah tiba. Jalanan yang sepi dan semakin banyaknya salju yang turun menyebabkan rasa dingin yang membuatku ingin cepat-cepat sampai di rumah. Sepinya jalan itu sudah tidak aneh bagiku, karena sejak aku belum di lahirkan, tempat itu memang selalu sepi. Apa lagi jika sudah di atas jam 19:00.

Segala sesuatu pasti memiliki alasan, seperti jalan yang sepi itu. Bisa di bilang jalan itu sepi karena jalan itu berhantu. Jujur aku pribadi tidak percaya dengan yang namanya hantu atau semacamnya. Karena bagiku semua itu tidak masuk akal. Lagi pula sudah lebih dari 10 tahun aku menggunakan jalan ini. Dan tidak pernah ada kejadian aneh yang menimpaku. Mungkin hal ini adalah salah satu penyebab aku dibilang aneh.