Kepolisian Metro Jakarta Timur terus menyelidiki kasus perampokan uang setoran SPBU 34-13208 yang terjadi Senin (21/1) siang kemarin di jalan Jalan Rawamangun Muka No 1 RT 11/ RW 14, Pulogadung, Jakarta Timur. Dari hasil penyelidikan sementara, polisi menduga perampokan terjadi karena pengawalan penyetoran uang setoran SPBU tersebut hanya dikawal dengan pengamanan seadanya.

"Kami prihatin karena pengawalan yang dilakukan ala kadarnya saja, tidak ada persiapan khusus," kata Kapolres Jakarta Timur, Kombes Mulyadi Kaharni di kantornya, Selasa (22/1).

Mulyadi mengatakan, meski saat terjadinya peristiwa perampokan ada pengawalan dari anggota TNI, namun pengawalan tanpa adanya senjata api sebagai langkah standar prosedur pengawalan maksimal. Dia juga menyayangkan pihak SPBU yang enggan menggunakan pengawalan dari pihak Kepolisian untuk mengawal pemindahan uang atau penyetoran uang dalam jumlah besar.

"Padahal bantuan pengawalan yang kami berikan adalah gratis, tapi nyatanya tidak ada yang percaya, " jelasnya.

Sementara itu, lanjut Mulyadi, pihaknya sudah meminta keterangan para saksi terkait perampokan yang melenyapkan uang senilai Rp 635 juta tersebut. Selain itu juga untuk mengetahui senjata api yang digunakan oleh para pelaku saat beraksi. Polisi telah mengirim selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian ke Puslabfor Mabes Polri untuk diuji balistik.

"Semua masih penyelidikan, saksi-saksi kami periksa, barang bukti kami periksa," papar Mulyadi.

Seperti diketahui, kawanan perampok bersenjata api Senin siang kemarin beraksi di Jalan Rawamangun muka No 1 RT 11/ RW 14, Pulogadung, Jakarta Timur. Para pelaku yang diketahui berjumlah 4 orang berhasil menggasak uang SPBU senilai Rp.636.427.000, yang hendak disetorkan ke Bank Mandiri Kantor Cabang Cikini, Jakarta Pusat.

merdeka