kurukuruleAvatar border
TS
kurukurule
[unik]legenda Putri Mandalika (Pesta Bau nyale dilombok)
Spoiler for No Repost:


Mungkin Sebagian dari agan2 udah ada yang tau tentang festival Bau Nyale ini... emoticon-SmilieAne Cuma pengen share keunikan pesta bau nyale ini... Ane juga pernah Ikut Saat KKN dulu.. Pesta Bau Nyale biasanya diadakan pada bulan Februari


Pesta Bau Nyale


Pesta Bau Nyale merupakan tradisi suku Sasak, suku asli Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, khususnya di sepanjang pantai Lombok Tengah dan Selatan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Tradisi Pesta Bau Nyale diwariskan secara turun-temurun oleh suku Sasak ini sejak sebelum abad ke-16 Masehi.

Spoiler for Pesta:


Tradisi ini berkaitan dengan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Pujut. Pujut adalah sebuah nama Kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Lombok Tengah, berada pada posisi selatan/tenggara dari titik Ibu Kota Lombok Tengah (Praya) dengan jarak tempuh sekitar 15 km menuju selatan.
Menurut kebiasaan, masyarakat dalam melakukan upacara ini dilaksanakan di Pantai Seger Kuta (Pantai selatan). Konon cerita bahwa Seorang Raja bertahta di sebuah Kerajaan bernama Kerajaan Tunjung Bitu dalam lontar tertulis dengan literatur Jejawen Tonjeng Beru, Sang Raja memiliki seorang putri yang bernama Putri Mandalika. Wajahnya elok, tubuhnya ramping, dan perangainya halus. Keelokan pribadinya membuat para pangeran berbagai negeri jatuh cinta untuk menyuntingnya sebagai istri.
Tak ada satu pangeran pun yang datang melamar ditolaknya. Itulah yang menyebabkan para pangeran bermusuhan dan berpotensi menimbulkan perang terbuka.
Awalnya, Putri Mandalika mengambil keputusan, calon suaminya ditentukan dari pemenang dalam pertarungan yang akan digelarnya. Siapa yang menang perang, dialah yang berhak menyuntingnya.
Namun, Putri Mandalika akhirnya konflik batin. Ia gelisah dan termenung memikirkan bagaimana caranya agar pertumpahan darah tidak terjadi. Tidak ada pilihan lain bagi sang Putri. Ia pun memutuskan untuk mengorbankan dirinya.
Di hadapan orangtuanya, para pangeran, dan rakyatnya, sang Putri merelakan jiwanya. Di atas sebuah batu karang, sang Putri terjun ke laut lepas.
Sebelum terjun, Putri Mandalika berkata, "Wahai Kakanda-kakandaku yang sangat aku cintai dan kasihi, serta seluruh kalewarga Kerajaan Tonjeng Beru / Tunjung Biru aku ini telah melakukan kesalahan ( Nyalaq) karena semua kakanda-kakandaku adalah Satria yang gagah berani dan sakti mandraguna, disamping itu aku sangat mengasihi kalian sebagai kalawarga Tunjung Biru, jika aku diboyong oleh salah seorang kesatria yang ada ini, jelas akan timbul pertumpahan darah dan aku tidak akan bersama lagi dengan kalian, hal ini yang tidak dapat aku lakukan dan tidak akan pernah ada dihati dan pikiranku, sebagai seorang putri Raja yang konsekuen (Tindih) dan tidak akan pernah mengingkari janjinya, maka untuk memenuhi janji yang pernah aku ucapkan, maka aku akan menceburkan diri dilaut selatan ini, kelak pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak, aku akan muncul dengan wujud lain agar semua orang tidak ada kecuai akan menikmati dan merasakan kehangatanku."

Spoiler for Patung Legenda:


Bersamaan dengan terjunnya sang Putri ke laut lepas, angin bertiup kencang, kilat dan petir menggelegar serta sambar-menyambar. Suasana di pantai menjadi kacau-balau. Suara teriakan terdengar di mana-mana.
Sesaat kemudian, suasana kembali tenang. Para pangeran dan kerabat kerajaan segera mencari sang Putri di tempat di mana ia menceburkan diri. Tidak ada tanda-tanda keberadaan sang Putri di tempat itu.
Namun, tiba-tiba bermunculan binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak dari dasar laut. Binatang yang berbentuk cacing laut itu memiliki warna yang sangat indah, perpaduan warna putih, hitam, hijau, kuning, dan coklat. Binatang itu kemudian disebut nyale.

Spoiler for Nyale:


Rakyat yang menyaksikan peristiwa itu meyakini, nyale tersebut adalah jelmaan Putri Mandalika. Sesuai dengan pesan sang Putri, mereka pun akhirnya beramai-ramai dan berlomba-lomba mengambil cacing laut itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sebagai tanda cinta kasihnya kepada sang Putri.
Mengambil cacing laut itu kemudian dikenal dalam bahasa Lombok sebagai Bau Nyale (menangkap Nyale).
Itulah pengorbanan sang Putri untuk menghindari peperangan yang terjadi. Lokasi yang dipercaya tempat Putri Mandalika terjun ke laut kini dikenal sebagai Pantai Seger Kuta, Lombok Tengah.

Termasuk Folklore Sebagian Lisan
Dan, upacara adat yang lebih dikenal dengan sebutan Pesta Bau Nyale ini merupakan salah satu contoh konkret Jejak sejarah yang berbentuk Folklore, khususnya Folklore sebagian lisan.
Sedangkan untuk kisah Putri Mandalika dapat dikategorikan sebagai salah satu jejak sejarah dalam bentuk sebuah legenda yang dipercaya benar-benar terjadi oleh masyarakat suku sasak.

Hikmah yang dapat dipetik dari upacara adat serta kisah dibalik Pesta Bau Nyale
Legenda rakyat Putri Mandalika merupakan cerita teladan yang mengandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sasak dan masyarakat Indonesia sekarang ini.
Salah satu nilai moral yang sangat menonjol dalam cerita di atas adalah sifat rela berkorban. Sifat ini tecermin pada sifat Putri Mandalika ketika ia rela mengorbankan jiwa dan raganya demi menghindari terjadinya peperangan di antara beberapa kerajaan yang dapat mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa. Ia lebih memilih mengorbankan jiwanya daripada mengorbankan jiwa orang banyak.
Coba saja bayangkan, saat ini mana ada orang, bahkan pemimpin mana yang masih seperti itu, mau mengorbankan dirinya untuk rakyatnya? Yang ada justru malah rakyat yang dikorbankan.

Spoiler for Buka:


Spoiler for Sumber:

nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
4K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan