Quote:
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi China mencatat kenaikan dibandingkan perkiraan sebelumnya. Ekonomi China pada kuartal IV-2012 dapat naik dari 7,5 persen menjadi 8,5 persen.
Meski demikian, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengungkapkan China masih dapat mengalami defisit di 2013. Namun, dengan pertumbuhan ekonomi China yang meningkat dari 7,5 persen menjadi 8,5 persen akan membantu stabilisasi harga komoditas.
"Apalagi kalau bisa naik, itu akan meningkatkan ekspor-ekspor kita berbasis komoditas," ungkap Gita kala ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (21/1/2013).
Menurut Gita, jika China dapat meningkatkan konsumsi domestik, maka peningkatan manufakturnya bisa dilakukan. "Itu (ekonominya tumbuh) bisa delapan persen, minimum. Itu pertumbuhan ekonomi China. kalau kita sih bisa tumbuh 5-10 persen, itu kalau China benar-benar bisa bangkit," tutur dia.
Dia melanjutkan, peningkatan konsumsi domestik dan peningkatan manufaktur tentunya dengan catatan bahwa produk manufakturnya bisa dibeli oleh orang Tiongkok sendiri dan juga pasar-pasar yang tidak terkena imbas Amerika Serikat (AS). "Itu akan membantu stabilisasi harga komoditas. Seperti batubara, nikel, bauksit," tambah dia.
Gita menjelaskan, dengan meningkatnya konsumsi dalam negeri dan ekspor China maka akan menjadi keuntungan bagi Indonesia. Pasalnya, China tentunya memerlukan bahan bakar, yang banyak diproduksi di Indonesia.
"Jadinya akan berdampak ke kita. Kalau kita bisa tingkatkan ekspor ke Tiongkok, Insya Allah trade balance kita akan lebih rapi dan pertumbuhan ekonomi kita akan rapi juga," tukas dia. (Maesaroh/Koran SI/mrt)
Sumber :
http://economy.okezone.com/read/2013...bagi-indonesia