Seringkali kita mendengar obrolan temen kerja kita yang tidak puas or ngiri melihat temennya naik posisi / jabatan yang lebih tinggi. "Baru beberapa bulan kerja kok udah naik posisi ? ada hubungan apa dengan pimpinan ya ? wah, nggak adil tuh... karbitan !! dan sebagainya...dan sebagainya...". Itu ungkapan mereka yang tidak puas dengan perubahan, tidak senang melihat orang lain sukses dan mereka itu nantinya berkoloni membentuk oposisi dikantor yang sering disebut "Barisan sakit hati !!".

Suara hati mereka tidak salah jika ternyata teman yang naik posisi tersebut memang kurang berkualitas, pemalas, pernah melakukan korupsi, tidak disiplin dan kejelekan lain yang pernah dilakukannya sebelum naik jabatan. Bagaimana bisa memberikan contoh yang baik ? sedangkan dirinya sendiri tidak bisa memberikan contoh yang baik. Mau marah..mau memvonis, mau memberikan saran...? semua itu so pasti tidak ada yang mendengar... ya iya lah... masak iya dong !!

Jika Anda yang mengalami hal tersebut diatas atau Anda memang berkualitas dan pantas naik posisi tetapi masih saja banyak yang bernada miring, apa langkah kita untuk menepis bahkan membalikkan fakta ??

Ada beberapa kiat untuk menangkal semua obrolan miring diatas.



Ketiga tahapan diatas harus dilaksanakan lebih dini dalam sebuah proses menapak jenjang karir. Dan semua itu harus dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu.

Kalau kiat-kiat diatas sudah dilakukan dengan baik dan benar secara konsisten, Anda jangan kawatir ada nada miring dari teman kerja yang lain... Mereka pasti bilang " Wah...dia emang cocok menduduki posisi itu.... orangnya jujur...cekatan...rajin...disiplin.... targetnya selalu tercapai lho...!!".

Bagaimana proses setelah sukses naik posisi atau jabatan ??
Ada "Tiga" hal pokok lagi yang harus dilakukan dalam menjaga kredibilitas pemimpin dimata bawahannya.



Coretan di atas merupakan nasihat dari orang yang pernah menjadi atasan saya dan merupakan pengalaman pribadi beliau.