KUNINGAN, (PRLM).- Sedikitnya 1.311 ekor itik milik peternak di daerah Pasawahan, Mandirancan dan Lebakardin Kab Kuningan, ditemukan mati mendadak dalam sepekan terakhir ini. Kematian hewan unggas terutama jenis itik tersebut, diduga akibat serangan virus flu burung (Avian Influenza).

Sejumlah peternak itik yang khawatir serangannya terus meluas, terpaksa menjual anak itik umur sehari (DOD=Day Old Duck) ke pasar-pasar tradisional seperti di Pasar Kepuh maupun Pasar baru Kuningan dengan harga rata-rata Rp 5.000/ ekor.

Maraknya arus lalu lintas hewan ternak dan unggas khususnya ayam potong dan itik antara Jawa Tengah-Jawa Barat (Jabar-Jateng), menyebabkan daerah Kuningan menjadi daerah yang rawan terhadap ancaman flu burung yang disebabkan virus AI, sehingga para peternak diminta hati-hati dan waspada serta untuk sementara tidak dulu melakukan transaksi jua-beli ke luar Kuningan.

Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Perikanan Peternakan Kab.Kuningan, Ir. Tatang Rustandi, yang didampingi Kepala Seksi Kesehatan Hewan, drh. Rofiq, menegaskan, pihaknya pada Desember 2012 yang lalu sudah menyebarkan surat edaran kepada para petugas UPTD peternakan maupun kepada para peternak unggas, untuk mewaspadai ancaman berjangkirnya penyakit AI atau flu burung yang saat ini menyerang pada itik.

Pada Januari 2013 ini, sedikitnya sudah dilaporkan 1.311 ekor itik mati mendadak yakni milik Muhayat peternak di Pasawahan Mandirancan dan milik Kusmana di Cijoho Lebakardin Kuningan. Beberapa sampel itik mati diperiksa di laboratorium Cikole Lembang Bandung guna mengetahui secara pasti dan langkah-langkah yang harus dilaksanakan.

“Kendati kami belum menerima surat secara resmi, tapi ada informasi hasil laboratorium Cikole Lembang Bandung yang mengambil beberapa sample itik yang mati mendadak dan kemudian diperiksa secara laboratories, ternyata itik mati mendadak di Mandirancan itu positif AI. Artinya, penularan virus AI perlu diwaspadai” tutur drh. Rofiq, seusai melakukan sosialisasi, Kamis (17/1/13), seraya menambahkan, virus tersebut pada saat ini hanya menyerang jenis itik sedangkan ayam dinilai aman.

Rofiq mengakui, vaksin untuk serangan H5N1 clade 2.3.2.1 untuk itik di Indonesia belum ada (masih proses), sehingga masih menggunakan vaksin H5N1 2.1.3 untuk ayam. (A-164/A-88)***



AKIBAT khawatir terkena serangan virus AI, sejumlah peternak itik terpaksa menjual DOD (itik umur sehari) secara eceran di Pasar Kepuh Kuningan, Kamis (17/1/13).*