Kaskus

Entertainment

r.c.t.i.o.kAvatar border
TS
r.c.t.i.o.k
Melawan Maut di Danau Paling Berbahaya di Dunia
Melawan Maut di Danau Paling Berbahaya di Dunia

Kampala :Mengangkangi wilayah tiga negara di Benua Hitam, Afrika -- Uganda, Tanzania, dan Kenya, Danau Victoria sejak berabad-abad lalu menjadi sumber daya penting bagi jutaan penduduk yang tinggal di sepanjang tepiannya.

Dikenal juga sebagai Victoria Nyanza atau Ukerewe, ia membentang seluas 70.000 kilometer persegi, menjadi perairan air tawar terbesar di dunia. Sumber air Sungai Nil.

Danau Victoria juga merupakan rumah dari 80 pulau kecil yang mengapung di tengahnya, memberi kehidupan bagi para nelayan, menggerakkan roda bisnis.

Namun, ia bukannya tanpa risiko

Pejabat lokal mengatakan, setidaknya 5.000 orang tewas tiap tahunnya di danau itu. Korban dari cuaca yang buruk, payahnya sistem komunikasi, dan kurangnya sumber daya.

Jumlah korban jiwa yang besar membuat Danau Victoria menjadi "perairan paling berbahaya di dunia dalam hal kematian per meter persegi", demikian menurut The National Lake Rescue Institute, yang didirikan tahun 2002 untuk meningkatkan keamanan di Danau Victoria, termasuk menyediakan pendidikan dan pelatihan keselamatan bagi warga.

Cuaca ganas

"Danau itu sangat berbahaya," kata Sam Kabonge, nelayan dari pulau Bugala, salah satu daratan di tengah Danau Victoria, seperti dimuat CNN, Kamis (17/1/2013) malam. "Kami berada di atas air tanpa tahu seberapa persis dalamnya. Jika terjadi kecelakaan, kalaupun seseorang bisa berenang, ia mungkin akan tenggelam jauh ke dasar danau."

Dia mengatakan, tak semua nelayan mampu membeli jaket keselamatan. Padahal, kapal kecil mereka, banyak di antaranya sudah bobrok, bisa dengan mudahnya terjebak gelombang ganas yang terbentuk di tengah danau.

"Ketika Anda berada di tengah-tengah danau, cuaca mulai liar -- hujan deras, angin kencang, awan tebal. Tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Perahu yang kami punya tak bisa menahan kekuatan gelombang. Bisa pecah atau terbalik. "

Sementara, ahli meteorologi Uganda, Khalid Muwembe mengatakan, cuaca di danau yang terletak di Garis Khatulistiwa itu berbeda jauh dengan di daratan.

"Danau itu secara umum hangat dan lembab, ia menghasikan apa yang disebut energi potensial konvektif, yang memicu badai besar yang bisa berakibat fatal," kata dia.

Muwembe adalah anggota tim yang sedang menguji sistem peringatan cuaca melalui telepon genggam, untuk membantu nelayan Danau Victoria yang rentan, melindungi mereka dari ancaman maut.

"Kami memberikan informasi tentang potensi badai di atas danau," tambah Muwembe.

Informasi diberikan melalui pesan pendek (SMS) setiap harinya. "Terutama jika kami melihat ada potensi badai yang berbahaya. Juga peringatan agar para nelayan bisa menentikan langkah."

Sistem peringatan itu relatif berhasil.

Untuk nelayan seperti Kabonge, sistem itu sangat bermanfaat. "Kami amat membutuhkannya, manfaatnya sejak ada peringatan, setidaknya jumlah kematian telah berkurang," kata dia.

Kabonge berharap, sistem yang sama diterapkan di wilayah lain di tepian Danau Victoria. "Danau ini terlalu lebar, jika sistem ini mencapai seberang, niscaya saudara-saudara kami sesama nelayan akan merasakan manfaatnya."

Teknologi diharapkan bisa membantu melindungi kehidupan nelayan Danau Victorialink
0
1.4K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan