- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
5 Pejuang perempuan terhebat sejagat
TS
rebellion01
5 Pejuang perempuan terhebat sejagat
Mau share aja gan, dijamin ga . Bukti ini :
Spoiler for Bukti:
buka sendiri aja ya gan http://www.kaskus.co.id/search?f=&q=...&searchchoice=
Dalam sejarah perang dunia kaum perempuan biasanya selalu dikisahkan hanya berperan sebagai perawat atau mempersiapkan logistik tentara laki-laki. Namun tidak semua perempuan di medan perang berperan seperti itu. Sejumlah pejuang perempuan bahkan turut andil di garis depan melawan pasukan musuh. Keberanian dan ketangguhan mereka tidak kalah dengan tentara laki-laki. Beberapa nama mereka bahkan dicatat dengan tinta emas sejarah sebagai pejuang tangguh yang berhasil memimpin pasukan menghadapi kecamuk perang di negerinya.
Siapa saja mereka? Berikut lima pejuang perempuan terhebat sejagat :
Siapa saja mereka? Berikut lima pejuang perempuan terhebat sejagat :
Quote:
Spoiler for 1. Joan of Arc.:
Joan of Arc bisa dianggap sebagai simbol ksatria Prancis. Perempuan kelahiran 6 Januari 1412 ini adalah prajurit perempuan yang namanya cukup terkenal di dunia militer. Dia ikut bertempur langsung melawan pasukan Inggris dalam merebut kembali tanah Prancis.
Perempuan pemberani ini berhasil memenangi pertempuran bersama pasukan Prancis sebelum akhirnya dia tertangkap dan dihukum mati pada Juni 1456.
Joan of Arc juga dikenal sebagai orang suci di kalangan umat Katolik lantaran dia mengaku mendengar suara malaikat yang mendukungnya memerangi pasukan Inggris. Dia dianggap pahlawan perempuan paling berpengaruh di Prancis.
Ini video biografinya dia :
Spoiler for Video:
Bahkan udah dibuat filmnya judulnya The Messenger: The Story of Joan of Arc . Ratingnya di IMDB 6,3.
Spoiler for The Messenger: The Story of Joan of Arc:
Quote:
Spoiler for 2. Djamila Bouhired:
Perempuan kelahiran 1935 ini adalah perempuan pejuang revolusioner semasa revolusi Aljazair sejak 1954 hingga 1962.
Ayahnya seorang warga Aljazair dan ibunya berasal dari Tunisia. Keluarga Djamila adalah keluarga kelas menengah yang mampu menyekolahkan anak-anak mereka. Djamila merupakan satu-satunya anak perempuan di antara 7 saudara laki-lakinya.
Pada 1954 ketika revolusi meletus, bersama mahasiswa-mahasiswa Aljazair dia tergabung dalam Front Pembebasan Nasional Aljazair.
Perjuangannya melawan pendudukan Prancis di Aljazair tak hanya melalui jalur diplomasi. Dia juga aktif dalam baku tembak dengan pasukan Prancis.
Dia pernah mengebom sebuah klub tempat berkumpulnya pasukan muda Prancis pada 26 januari 1957. Kaki Damila tertembak ketika ditangkap pasukan Prancis pada 9 April 1957.
Ini video biografinya :
Spoiler for Video:
Interview lengkapnya silahkan buka link ini gan :
Women in World History
Women in World History
Spoiler for Her Quotes:
I am happy that my life has meaning and a direction that I chose from the very beginning, which is that of the Algerian people’s struggle against colonialism and oppression by foreigners. . . . I cannot express my happiness to be in the maquis better than by briefly taking stock of my positive experiences: First, I became aware of the superiority of our organization although I already knew that our struggle needed fighters and leaders. I understood that our army encompasses everything and assigns everybody the appropriate role and gives them the necessary responsibilities.... Secondly and equally importantly, I understood that the enormous apparatus that our leaders have rapidly set up rests on solid and proven foundations such as the confidence, devotion, participation and even heroism of our civilian population.
Quote:
Spoiler for 3. Opha Mae Johnson:
Johnson diyakini perempuan pertama di dalam kesatuan Korps marinir Angkatan laut Amerika Serikat yang ikut berperang langsung dengan tentara Jepang.
Di saat kaum hawa lainnya hanya mendapatkan tugas sebagai juru masak dan juru cuci marinir, dia justru mendapatkan tugas sebagai pengatur serangan laut angkatan Laut marinir Amerika serikat di Perang Dunia kedua.
Spoiler for Biografi Lengkap:
Quote:
Spoiler for 4.Loretta Walsh:
Loretta adalah perempuan pertama yang terdaftar dalam kesatuan Angkatan laut Amerika serikat di perang dunia pertama. Perempuan kelahiran 22 April 1896 ini adalah salah satu ahli strategi pertempuran laut yang ikut andil dalam pertempuran melawan Jerman di front Pasifik.
Kegemilangannya dalam menerapkan strategi perang laut membuat Jerman harus kehilangan lima kapal tempurnya.
Spoiler for Biografi Lengkap:
Quote:
Spoiler for 5. Cut Nyak Dhien:
Siapa tak kenal perempuan Aceh satu ini? Dia adalah pahlawan nasional, sang wanita baja dari tanah serambi Makkah, tokoh pejuang kemerdekaan yang berkiprah sebelum masa kebangkitan nasional. Namanya begitu populer sehingga sutradara Eros Djarot pernah mengangkat kisah kehidupan (biografinya) dalam layar lebar. Cut Nyak Din lahir di Lampadang Provinsi Aceh tahun 1850 dan wafat dalam pengasingan di Sumedang Jawa Barat 6 November 1908.
Dia bersama suaminya, Teuku Umar berjuang bersama rakyat Aceh lainnya untuk mengusir kependudukan Belanda dari tanah Aceh. Cut Nyak dien akhirnya wafat di pengasingan. Dia tetap dikenang rakyat Indonesia sebagai pejuang yang berhati baja sekaligus ibu dari rakyat Aceh. Pemerintah Indonesia menganugerahi gelar pahlawan kemerdekaan nasional pada 1964.
Ini biografi beliau :
Spoiler for Biografi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Cut_Nyak_Dhien
Video Biografi :
Spoiler for Video:
Kehidupan Cut Nyak Dien juga udah di filmkan gan, dan bahkan filmnya masuk ke dalam festival film Cannes.
Spoiler for Berita:
Yang belum nonton filmnya ini gan ane kasih :
Spoiler for Tjoet Njak Dhien Film CD 1:
Spoiler for Tjoet Njak Dhien Film CD 2:
Ringkasan Film
Spoiler for Ringkasan Film:
Pemeran :
Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien
Slamet Rahardjo sebagai Teuku Umar
Pietrajaya Burnama sebagai Pang Laot
Rita Zaharah sebagai Nya' Bantu
Roy Karyadi sebagai Voorneman
Ibrahim Kadir sebagai Penyair
Rosihan Anwar sebagai Habib Meulaboh
Rudy Wowor sebagai Veltman
Muhamad Amin sebagai Teuku Leubeh
Hendra Yanuarti sebagai Tjoet Gambang
Kamaruzaman sebagai Agam kecil
Huib "John" van den Hoek sebagai Van Heutz
Fritz G. Schadt sebagai Vetter
Herald Meyer sebagai saudagar
Robert Syarif sebagai Verbrough
Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien
Slamet Rahardjo sebagai Teuku Umar
Pietrajaya Burnama sebagai Pang Laot
Rita Zaharah sebagai Nya' Bantu
Roy Karyadi sebagai Voorneman
Ibrahim Kadir sebagai Penyair
Rosihan Anwar sebagai Habib Meulaboh
Rudy Wowor sebagai Veltman
Muhamad Amin sebagai Teuku Leubeh
Hendra Yanuarti sebagai Tjoet Gambang
Kamaruzaman sebagai Agam kecil
Huib "John" van den Hoek sebagai Van Heutz
Fritz G. Schadt sebagai Vetter
Herald Meyer sebagai saudagar
Robert Syarif sebagai Verbrough
Perang antara rakyat Aceh dan tentara Kerajaan Belanda merupakan perang terpanjang dalam sejarah kolonial Hindia Belanda. Jika daerah lain ditaklukkan tak lebih dari sepuluh tahun, maka untuk menduduki Aceh, Belanda butuh tiga puluh tujuh tahun. Itupun dengan korban yang tak sedikit dari pihak Belanda.
Kisah tentang perjuangan gigih seorang wanita asal Aceh dan teman-teman seperjuangannya melawan tentara Kerajaan Belanda terangkum dengan baik di film ini.
Tak hanya itu, film ini juga sukses meng-capture potret sosok Cut Nya’ Dhien yang tak hanya piawai memimpin perang dan ahli siasat. Ia juga digambarkan sebagai sosok yang tak lupa akan kewajibannya sebagai istri maupun ibu. Sangat sesuai dengan konsep emansipasi di mata Islam.
Semangatnya pun menular pada anaknya, Cut Gambang, dan segenap pasukannya. Akibatnya Belanda pun kewalahan meladeni taktik gerilya pejuang Aceh.
Sayangnya, usia lah yang akhirnya menghentikan langkah Cut Nya’ Dhien. Di umurnya yang beranjak senja ia mulai terserang penyakit, mulai encok berkepanjangan hingga rabun. Pun demikian ia tetap berkeras untuk memimpin perang.
Tetapi Pang Laot tidak sependapat, ia merasa iba terhadap kondisi kesehatan Cut Nya’ Dhien. Tidak hanya itu, ia juga prihatin pada kondisi rakyat aceh dan para pejuangnya. Untuk mengakhiri penderitaan tersebut, ia melaporkan keberadaan Cut Nya’ Dhien pada Belanda.
Cut Nya’ Dhien pun dibuang ke Sumedang dan menghembuskan nafas terakhirnya di sana.
Kisah tentang perjuangan gigih seorang wanita asal Aceh dan teman-teman seperjuangannya melawan tentara Kerajaan Belanda terangkum dengan baik di film ini.
Tak hanya itu, film ini juga sukses meng-capture potret sosok Cut Nya’ Dhien yang tak hanya piawai memimpin perang dan ahli siasat. Ia juga digambarkan sebagai sosok yang tak lupa akan kewajibannya sebagai istri maupun ibu. Sangat sesuai dengan konsep emansipasi di mata Islam.
Semangatnya pun menular pada anaknya, Cut Gambang, dan segenap pasukannya. Akibatnya Belanda pun kewalahan meladeni taktik gerilya pejuang Aceh.
Sayangnya, usia lah yang akhirnya menghentikan langkah Cut Nya’ Dhien. Di umurnya yang beranjak senja ia mulai terserang penyakit, mulai encok berkepanjangan hingga rabun. Pun demikian ia tetap berkeras untuk memimpin perang.
Tetapi Pang Laot tidak sependapat, ia merasa iba terhadap kondisi kesehatan Cut Nya’ Dhien. Tidak hanya itu, ia juga prihatin pada kondisi rakyat aceh dan para pejuangnya. Untuk mengakhiri penderitaan tersebut, ia melaporkan keberadaan Cut Nya’ Dhien pada Belanda.
Cut Nya’ Dhien pun dibuang ke Sumedang dan menghembuskan nafas terakhirnya di sana.
Spoiler for SUMBER:
Nerima Dengan Senang Hati Kalo dikasih
Nolak Sedalam dalamnya ama
Minimal Ngasih
Nolak Sedalam dalamnya ama
Minimal Ngasih
Diubah oleh rebellion01 16-01-2013 14:11
0
3.6K
Kutip
20
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan