KKM, perlukah?

KKM ialah sebuah singkatan dari "Kriteria Ketuntasan Minimal" atau dalam kata lain Kriteria paling rendah untuk menentukan apakah seorang pelajar mencapai ketuntasan atau tidak. KKM di setiap sekolah itu bervariatif, mulai dari 60 sampai 80 (atau bahkan ada yang lebih ?)
Seperti yang kita tau dan seperti yang sudah sering dibicarakan banyak orang-orang bijak dan orang-orang so bijak bahwa "Setiap Manusia mempunyai berbagai Kelebihan dalam bidangnya masing-masing" namun dengan adanya KKM, malah menjadikan seorang pelajar sangat tertekan. mengapa? karena Siswa dipaksa oleh guru nya untuk paling tidak mencapai KKM, sedangkan pelajaran yang diikuti siswa tersebut sangat tidak sesuai dengan bakatnya. dan pada akhirnya ada 2 pilihan bagi guru, yaitu: 1. Meluluskan begitu saja anak tersebut dengan nilai mentok KKM. padahal nilai asli siswa tersebut sangat jauh dari KKM. (misalnya). 2. Memberikan tugas kepada siswa tersebut. tugas-tugas tersebut mulai dari menyusun makalah, kliping, beli barang (misalnya) sungguh merepotkan bukan?
nah, saya hanya ingin mengemukakan pendapat saya mengenai kejadian yang ditimbulkan oleh KKM.

Supaya Pihak Guru dan Pihak Siswa tidak saling merepotkan (bila guru memberi tugas pada siswa, sisswa tersebut repot untuk mengerjakannya. kemudian Guru juga repot untuk memeriksanya. bukan begitu?) maka lebih baik KKM ini dihapuskan saja.

Kenapa?

1. Pihak Guru dan Siswa tidak perlu repot dan merasa terbebani
bila guru memberi tugas pada siswa, sisswa tersebut repot untuk mengerjakannya. kemudian Guru juga repot untuk memeriksanya. bukan begitu?

2. Siswa bisa melihat sampai dimana kemampuan mereka dalam bidang pelajaran di sekolah
Saya yakin, disetiap rapot agar seorang siswa mencapai ketuntasan perlu ditambahkan nilai tambahan bukan? nilai-nilai tambahan ini didapat dari rasa kasih sayang seorang guru. tentunya, kasih sayang seorang guru bukan hanya kepada 1 siswa saja. melainkan kepada seluruh siswa yang memiliki reputasi baik dihadapannya, atau mungkin siswa yang memiliki reputasi buruk juga turut diberi nilai kasih sayang. Hal ini membuka fakta bahwa, Nilai Angka pada Rapot siswa TIDAK ASLI. dan ketidakaslian itu akan menimbulkan suatu masalah besar dikemudain hari. ya, walaupun Nilai Rapor itu hanya formalitas saja. Namun ini menimbulkan fungsi Niali Rapor melenceng jauh. Bukankah Fungsi Rapor itu untuk menilai kegiatan kita selama 1 semester di sekolah? Bila nilai angka yang tercantum pada rapor para siswa itu merupakan suatu kebohongan, mana bisa seorang anak menilai kemampuan mereka dengan pasti?

3. Dosa Guru Berkurang.
Iseng-iseng saya kepikiran ini nih. ada suatu ketika siswa harus mencapai Nilai ketuntasan, namun nilai siswa tersebut sangat jauh dari KKM. dengan terpaksa, guru meluluskan mereka begitu saja karena malas untuk memebrikan siswa tugas. tanpa disadari, guru tersebut sudah berdosa karena telah memalsukan laporan hasil belajar siswa. (walaupun di sisi lain, guru tersebut sekaligus beramal juga. hahaa). ah pokoknya daripada ngaco terus, dengan dihapuskannya KKM maka guru tidak perlu lagi memberikan nilai palsu pada muridnya.

4. Remedial lebih Efektif dan Efisien
Saya mendengar dari salah seorang kerabat saya, "remedial itu sebenernya bukan buat ngelulusin yang gak lulus. tapi untuk memuaskan nilai" katanya. ya, setelah saya pikir-pikir itu ada benarnya juga. dengan ditiadakannya KKM, guru tidak perlu repot untuk memberikan remedial. Remedial hanya bisa dilakukan bila siswa merasa tidak puas akan nilai yang ia dapat.

Ah, Tak terasa sudah larut malam. waktu memang berjalan begitu cepat ketika kita menuangkan pikiran dan perasaan kita kepada kata-kata. Cukup sekian Pendapat saya mengenai KKM. mohon maaf bila acak-acakan, dikarenakan saya belum terbiasa untuk menyusun kata-kata yang mudah dipahami. dan mohon maaf juga bila ada yang merasa tersinggung, dengan artikel ini. Ini hanya sekedar pendapat, tidak perlu diperdebatkan bukan? Terimakasih. Selamat Malam!




SUMBER
@kilaspendapat